a choice that change my life

Sabtu, 28 Januari 2012

Jogja, Mémoire dans la Pluie

Jogja, encore. Cette la ville de l’historique souvent me fait tomber en amour. La semaine dernier, Je suis allée Jogja avec mes amis des ITS Online. C’est première, nous « backpacker » loin du Surabaya. Habituellement, nous passons notre de vacances à Malang , WBL, et Malang. C’est gentiment mémoire. 

Ce voyage a commence dans la gare Lempuyangan (Oui,,, en classe économique ). Nous sommes allés avec une voiture, 11 les hommes dans la voiture. L’hôtel s’appelle Hidayah. Le prix est cher, un chambre = trois hommes = 90.000. 

Le soir, nous avons voulu aller au Tamansari. Nous n’ai pas soin pour beaucoup les pluies. Les femmes ont apportée les parapluies et les hommes n’ont pas apporté rien. Nous avons assisté dans la post de batik, attendre jusqu'à il a fait bleu. 

Alors, le vite nous avons raconté guide du Tamansari. Il a guidé nous autour au Tamansari. 7 secret des lieux au Tamansari, Kampung Taman. Il y a Tamansari- une piscine de roi et ils reines, un sous-terre mosquée, un cave, des toillets , ainsi de pièces,un cuisine, and salon de château. Guide a dit que il y a longtemps, cette area est d’eau du château. Nous devons utilise bateau. Enfin, un désastre a effectué une digue a brisée. Depuis le, d’eau du château change est Kampung Taman. Les paysage est super !! Un village traditionnel quand coucher de soleil âpre la pluie est beau. Merci pour SLR caméra ica.
Read More

Jogja, Memory in Rain

Jogja, again. This historical city always makes me fall in love. A week ago, I go to there with my friends from ITS Online. It’s the first time we backpacker far away from Surabaya. Usually, we just spend our holiday in Malang, WBL, and Pacet. That is sweet memory in rain.

This journey started from Lempuyangan Station (Yes,, economy class). We went to hostel by car, 11 people in one car. The hostel name Hidayah. Price was cheap, 1 room = 3 people = 90.000. 

Evening, we wanted go to Tamansari. We didn’t care about heavy rain. Girls bring umbrellas, boys bring nothing. We walked to Tamansari and unfortunately it’s closed. We sat in post batik with merchant of gulali, waited for clear sky.

Then, suddenly we meet with guide of Tamansari. He guided us around Tamansari. 7 hidden places in Tamansari, kampung Taman. There are: Tamansari, underground mosque, underground alley, king toilet, coin’s well, kitchen palace, and parlor palace. Guide said that a long ago this area (taman sari and kampong taman) is a water palace. So, we should use boat to the water palace. Then, a disaster made dam broken. Since that, water palace changed to be kampung Taman.

Landscapes were amazing!!! That traditional village after rain in sunset was a lovely pict!! Thanks for Ica’s SLR,,,

(lama ga belajar bahasa Inggris, jadi galau gini tulisannya)
Read More

Jumat, 27 Januari 2012

Yeah Mahasiswa!!

Lagi suntuk-suntuknya cari inspirasi tugas akhir, tiba-tiba nemu website lucu. Sebenernya ada dari dulu sih, aku aja yang gak gaul. Sumpah lucu-lucu banget postingannya di http://yeahmahasiswa.com. Ini beberapa yang ku repost 


Bahan Ujian
"Inilah bahan UAS kita!," ujar dosen

Mahasiswa: DEAD!!

Arti Nilai 70


Godaan Ngerjain Tugas

Read More

Selasa, 24 Januari 2012

Payung Merah Jambu Diatas Awan Gunung Kelud


Setelah Pantai Pangi, perjalanan ke Blitar dilanjutkan dengan Gunung Kelud di Kediri. Perjalanan menuju kesini tak kalah menariknya. Banyak hal yang hanya bisa ditemui disana, misalnya sabuk dam. Sabuk dam merupakan bagian dari jalan raya yang dilewati lahar dingin apabila Gunung Kelud meletus. Bentuknya berupa jalan yang menurun dan hanya bisa dilewati satu mobil, jalan tersebut tidak memiliki pembatas di kanan kirinya. Kalau tak mau nyemplung di persawahan bawahnya, benar-benar harus hati-hati saat menyetir mobil atau sepeda saat melewati sabuk dam ini.

Pemandangan lainnya yaitu kebun nanas yang membentang di areal seluas berhektar-hektar. Ehh ternyata tumbuhan nanas itu bentuknya seperti rumput dan tumbuh sebuah nanas ditengahnya. Aku kira nanas itu tumbuhnya seperti kentang, dibawah tanah (Biologi gak lulus XD). Kubuka kaca jendela mobil, hawa segar pegunungan masuk dengan lembut. Pemandangan menakjubkan berikutnya adalah barisan lereng yang membentang di bawah jalan. Astaghfirullah.....menakjubkan!!!! Berada di ketinggian dapat melihat lereng hijau yang bertumpuk-tumpuk, dihiasi dengan kabut. Sayangnya pemandangan itu sedikit kabur karena hujan mulai turun dan kabut semakin tebal.

Pernah dengar kata zero gravity? Definisi mudahnya adalah saat gaya gravitasi sudah tidak berlaku lagi. Fenomena ini terjadi di beberapa tempat, yang pernah kulihat di TV adalah di Saudi Arabia. Bis yang tidak dinyalakan akan berjalan sendiri mendaki tanjakan. Sungguh di luar akal. Hal ini juga yang terjadi di daerah zero gravity Gunung Kelud!!! Nantinya akan ada pertanda papan dan pagar batasan zero gravity. Penasaran juga, akhirnya mobil yang kita tumpangi dimatikan. Ajaib, mobil berjalan mundur dengan sendirinya. Padahal jalan dibelakang lumayan naik dengan ketinggian 15 derajad. Bila dinalar, tentunya mobil akan diam atau jalan kedepan karena jalan agak menurun. Benar-benar fenomena alam yang membingungkan. Hey anak fisika jelaskan ini !!! (*kabuur)

Sampailah di wisata Gunung Kelud dengan mudahnya. Ini adalah perjalanan mendaki gunung yang paling mudah karena akses jalan sangat memadai, kecuali bila terjadi longsor. Kedatangan kita pada siang hari disambut dengan guyuran hujan. Untung saja aku bawa payung merah jambu. Dari kejauhan, terlihat tebing persegi menjulang tinggi yang tertutup awan. Arah ke Blitar tertutup oleh barisan bukit dengan lereng-lerengnya yang sesekali mengepulkan asap putih. Di sisi lain terdapat tebing-tebing hijau yang tinggi dan dibaliknya adalah pusat Gunung Kelud.




Wisata jalan kaki Gunung Kelud diawali dengan masuk terowongan sepanjang 500 meter. Terowongan ini sengaja dibuat untuk jalan tembus ke pusat Gunung Kelud. Di jalan masuk terowongan terdapat pengamen tradisional yang menggunakan terompet yang bisa digunakan untuk Reog. Suaranya menggema disepanjang lorong. Menambah suasana redup lampu neon 5 watt di lorong semakin horor. Untung saja lewatnya berama-ramai 16 orang.

Di ujung lorong disambut dengan jalan yang bercabang ke kanan dan ke kiri. Ke kanan apabila akan panjat tebing dan ke kiri apabila ingin ke pusat Gunung Kelud. Tentu saja dipilih jalan ke kiri. Sekilas cerita tentang pusat Gunung Kelud. Dulunya terdapat kawah cantik Gunung Kelud yang menyimpan banyak cerita mistis. Kawahnya berupa danau yang berwarna hijau. namun sejak meletusnya Gunung Kelud pada tahun 2007, danau tersebut hilang dan digantikan oleh gunung kecil baru tepat di pusatnya.


Saat diamati lebih dekat 'gunung' hasil letusan itu merupakan sebongkah batu besar yang menutupi lubang dari Gunung Kelud. Di sela-sela gunung baru tersebut menyembul asap putih, seperti lahar panas yang tertahan. Semacam bakpo yang masih berada dalam pancinya, masih berasap. Hmm.... Tetap saja pemandangan ini membuatku takjub. Suasana hujanpun tak melunturkan semangat untuk berfoto.

Tiba-tiba terscetusalah ide untuk menaiki tanjakan disamping pusat Gunung Kelud, yaitu point tertinggi di Gunung Kelud. Semodel dengan Pananjakan di Bromo. Bedanya point of view ini hanya bisa didaki dengan jalan kaki. Aku yang berjiwa petualang dan lebih penasaran, mengiyakan saja ajakan mereka. Lha ternyata aku hanya cewek sendiri yang mendaki ke puncak bersama cowok-cowok petualang. Cuek lah.

Saat mendaki tangga pertama, seseorang ngobong-ngobongi "Eh, mosok kalah sama mbah-mbah," ujarnya sambil menunjuk barisan embah-embah yang mulai mendaki tangga. Terbakarlah rasa gengsi beberapa anak yang awalnya menolak untuk mendaki, seperti: Kurnia, Tica, dan Ola. Tapi ada untungnya juga, akhirnya aku tidak menjadi satu-satunya perempuan yang mendaki puncak.

Pendakian diawali dengan gerimis. Kubuka payunng merah jambuku. Tangganya berjumlah,,,,,entahlah!!!Siapa peduli??? Kakiku sudah kaku dan lumpuh. Nafasku lama kelamaan menjadi diskrit tak terkendali. Keringat tak sempat bercucuran karena hawanya yang dingin. Tangga demi tangga kudaki sambil tetap menahan payungku dari hempasan angin. Sialnya semakin lama hujan semakin deras tak terhankan.

Gelegar petir membahana. Matilah aku kalau kesambet petir disini, batinku. Sudah hampir berputus asa dan ingin kembali ke jalan yang benar yaitu turun lagi. Padahal saat itu sudah 4/5 jalan menanjak kulampaui. Saat aku akan turun, "Mbak ayo naik lagi tinggal dikit," motivasi Kurnia yang ada dibelakangku. Kupikir-pikir lagi, bener juga. Rugi ae kalau menyerah disini. Teringat perjalananku mendaki sampai tangga itu, setiap poin aku berhenti untuk mengambil nafas, tak peduli dengan kaki yang berteriak minta tolong.


Akhirnya....akhirnya dan akhirnya, aku sanggup mendaki puncak!!! Para lelaki yang sudah sampai diatas, menyambut kedatangan kita dengan sorak sorai. Lebai asline, tapi bagiku mendaki puncak Kelud adalah prestasi!. "Awas-awas elita kape mati, beri jalan," ungkap anak-anak guyon. Aku langsung berlari ke persinggahan berupa atap yang dibangun di puncak Kelud. Alhamdulillah aku masih hidup!

Payung merah jambuku kuletakkan sembarangan di tanah, hampir saja terbawa angin yang bertiup kencang. Kulihat pemandangan kanan-kiri. Sedikit kecewa sebenarnya karena yang kulihat hanya kabut yang menyamar menjadi awan. Kata anak anak ini adalah jalan menuju surga ^^. Habisnya kanan kiri awan semua.

Tantangan selanjutnya adalah jalan kembali. Menuruni ratusan anak tangga yang licin karena terkena hujan. Lagi-lagi bisa dilalui dengan selamat dan mengigil kedinginan. Kelud!!Great Adventure Ever!!
Read More

Senin, 23 Januari 2012

Teringat

Kukira sudah cukup waktu untuk melupakannya. Kini kenangan itu terusik kembali. Sebulan lalu,aku menemukannya di website kepolisian, sebagai tersangka penipuan. Kemarin aku menemukannya mengamen di kereta ekonomi. Namun ternyata semuanya bukan dia. Entahlah kenapa bayangannya ada dimana-mana.

Ingatanku cukup samar tentangnya. Empat tahun lalu, aku sempat bertandang ke rumahnya. Dia sudah tidak dirumah. Merantau entah kemana. Pastinya,terakhir kali aku bertemu adalah sembilan tahun lalu. Badannya tambun. Kulitnya legam khas pantai dan rambutnya keriting.

Kabar tentangnya yang kuterima dua tahun lalu adalah dia meninggal di negeri orang. Heran, sama sekali tak ada perasaan haru di hatiku. Seperti tak ada ikatan darah apapun.

Mengapa kini mengusik ingatanku kembali. Gangguan ini sangat tidak nyaman dan aku membencinya. Membuatku semakin bertanya "Apakah benar kamu ayahku?"
Read More

Minggu, 22 Januari 2012

Mendaki Gunung, Ketemu Pantai

Nulis cerita ini jadi teringat lagu Ninja Hatori "Mendaki gunung. Lewati lembah. Sungai mengalir indah ke samudra. Bersama teman bertualang. Tempat yang jauh belum pernah terjamah,,,". Cocok banget menggambarkan suasana Pantai Pangi di Blitar. Mendaki gunung, menuruni lembah, menyebrang sungai, lewat ladang jagung, dan ehh tiba-tiba pantai???

Malam sebelumnya. Rasanya muak sudah dengan goyangan lagu dangdut yang terpaksa harus didengar dan kepulan asap rokok yang terpaksa harus dihirup di kereta ekonomi Penataran yang melaju selama lima jam dari Stasiun Gubeng ke Stasiun Blitar. Akhirnya semuanya terbayar saat sampai di Blitar dan dijemput oleh mobil avanza di Blitar. Sekitar empat belas anak-anak Lab Fotonik terbagi menjadi dua mobil dan melaju ke rumah si Duta Pariwisata, Bokir. Sampai sana disambut dengan makanan lodeh hangat dan ayam goreng.

Perjalanan dimulai pagi hari ke Pantai Pangi. Kabarnya pantai ini masih belum terjamah dan belum dibuka untuk pariwisata. Perjalanan dari kota Blitar sekitar satu jam dan melawati jalan naik turun. Melewati sawah-sawah, belok ke jalan-jalan kecil yang bisa dibilang kampung. Setiap rumah disekitar sana memiliki jagung yang ditanam didepan rumah untuk pagar. Kreatif, nanti kalau lapar, jagungnya bisa dimakan.

Ola, sang driver terkadang membuat mobil avanza yang kita tumpangi serasa roller coaster saat melawati turunan. Mobil berhenti di ujung jalan tanah lempung bertuliskan 'parker'. Di kiri jalan terdapat warung gorengan. "Lha mana pantainya?," tanya hampir semua anak. Bokir, sang Duta Pariwisata hanya senyum-senyum saja sambil menunjukkan jalan.

Pertama jalan menurun, jalan disini bukan jalan yang tertata rapi namun hanya jalan lempung yang tidak ditumbuhi rumput. Dari kejauhan terlihat sungai. "Iki ta pantaine?Wes maksimal ta iki," kata anak-anak. Namun tetap saja kenarsisan tak pernah hilang, disana tetap foto. Sungainya bearair asin, berbatu dan lumayan bagus untuk objek foto, apalagi ada pohon menjorok ke sungai yang semakin menambah indah.

Ternyata pantainya masih jauh, dengan cara menyebrang sungai kecil itu. Lalu rintangan berikutnya adalah mendaki bukit. Terdengar anak-anak sudah nyumpah-nyumpah kalau pantainya jelek. Setelah berada di atas bukit, terlihat ombak dari kejauhan dan bau air laut. Namun ternyata dibawah kita ada ladang jagung!! Bukannya pohon kelapa, malah jagung tumbuh subur di pantai.



Setelah melewati ladang jagung, wow terlihat pantai Pangi membentang indah. Pantai Pangi tersembunyi diantara dua bukit, pasirnya berwarna putih, dan air lautnya hijau toska. Ombaknya tidak seberapa besar dan belum ternoda oleh sampah-sampah. Saat kita bermain kesana, terdapat gerombolan anak SD setempat yang sedang olahraga air alias celup-celup ga jelas beserta gurunya.

Hal yang paling menyenangkan yang kulakukan adalah memasang headset dan berlari disepanjang tepi pantai. Pasirnya lembut memanjakan kaki. Ahh,,,indahnya, rasanya ingin berenang di pantai ini. Beberapa anak laki-laki sudah berenang dan bermain ombak.






Kejadian aneh juga kualami disini, yaitu saat aku kebelet buang air kecil. Cari-cari kamar mandi ke nelayan, katanya ada di pojokan. Ternyata kamar mandinya hanya bak air dan dinding kotak semeter tanpa pintu. Baru kali ini pipis di tempat begini. Untung saja ada Nafi yang kuminta berjaga diluar kamar mandi tanpa pintu ini.

Bila ada kesempatan, aku ingin ke Pantai Jagung ini lagi. Semoga saja masih bersih dan belum terkotori oleh tangan-tangan jahil.
Read More

Kereta Ekonomi, Murah Meriah

Well, lama sudah tak menulis blog. Minggu ini terlalu banyak petualangan mulai dari pantai di Blitar sampai pantai di Jogjakarta. Semuanya memakai paketan hemat alias naik kereta ekonomi. Dari kereta ekonomi ke Blitar dan ke Jogja, yang terparah adalah Blitar. Parah harganya (murah pol) dan parah suasananya.

Liburan ke Blitar bertema upgarading Laboratorium Rekayasa Fotonika. Yah sebenarnya ga cocok dibilang upgrading karena isinya full jalan-jalan. Aku sih seneng aja :D. Dipilihlah tempat 'Blitar', karena kebetulan ada staf lab, si Bokir yang menjadi 'Duta Pariwisata Blitar' entah tahun berapa. Kereta ekonomi Penataran keberangkatan sore menjadi pilihan. Harga tiketnya hanya Rp 5500. Luar biasa murah tiket ini. Perjalanan Surabaya-Blitar selama lima jam biayanya 1100/jam. Itulah pertama kalinya aku menaiki kereta ekonomi untuk membolang.

Di tiket tertulis keberangkatan jam 16.20. Nyatanya keretanya datang ke Gubeng jam 17.10. Tapi ada untungnya juga keretanya terlambat karena anak-anak juga datang terlambat ke Gubeng. Didalamnya benar-benar berbeda dengan kereta kelas bisnis. Tempat duduknya tegak 90 derajat dan saling berhadapan. Posisi tempat duduknya 3-2. Untungnya penomoran tempat duduk sudah diberlakukan di kereta ekonomi. Kabarnya, sebelum peraturan ini diberlakukan, semua saling berebutan tempat duduk, bahkan sampai berdiri.

Meskipun penomoran sudah diberlakukan, masih ada saja yang duduk tak sesuai dengan tempatnya. Awalnya tempat kitapun dihuni oleh segerombolan laki-laki. Akhirnya kita usir dengan menunjukkan nomer di tiket. Untung saja orang-orang itu mau pindah. Ada juga kejadian orang yang memiliki tiket tak bernomor tak mau pindah tempat duduk, alasannya "Wong bayare podo ae". Iyo cung bayare podho, tapi sudah jelas-jelas ada peraturan kayak gitu kalau pembeli tetep ae membeli tiket ga bernomer yo tetep ae salah, batinku.

Parahnya lagi, masih ada saja orang naik kereta ekonomi tanpa tiket. Saat kondektur kereta api memeriksa tiket penumpang, mereka hanya bersalaman dengan kondektur. Salam yang berisi uang sekitar 2000-5000. Fiuhh bukannya sama aja ya kalau kita beli tiket, kenapa sih harus jadi penumpang gelap??Apa susahnya ngomong ke loket 'Pak beli tiket kereta api' lalu bayar 5500. Aman dan dapat tempat duduk lagi.

Dilarang pakai baju bagus saat naik kereta ekonomi, daripada nyesel karena saat turun pasti baunya campur aduk antara rokok, makanan, udara luar, dan bau-bau lainnya. Paling menyebalkan memang rokok. Pengen rasanya bilang 'heh iki dudu keretane mbahmu' ke perokok aktif di tempat umum seperti kereta. Faktanya asap rokok juga membahayakan perokok pasif, bahkan baru-baru ini perokok pasif meninggal karena mengidap kanker paru-paru. Zat beracun banyak ditemukan di asap rokok. Untuk keamanan bawalah sapu tangan, tisu, slayer untuk menghindari asap rokok.

Berbeda lagi dengan kereta api ekonomi Pasundan yang kunaiki ke stasiun Lempuyangan-Jogjakarta. Harganya cukup masuk akal. "Bu, kereta api bisnis ke Jogja berapa?" tanyaku. "85 ribu," jawab penjaga loket. "kalau ekonomi?" tanyaku lagi. " 33.500," jawabnya. Okei saya putuskan membeli tiket kereta ekonomi, masalahnya liburan untuk sebelas orang anak ITS Online dengan budget keseluruhan 2 juta. Kereta api Pasundan berangkat jam 6 pagi tanpa molor dari stasiun Gubeng ke stasiun Lempuyangan. Kereta ini benar-benar pasar berjalan. Kalau mau ngitung penjual yang berseliweran dari Surabaya-Jogja mungkin jumlahnya ada ratusan. Macem-macem yang ditawarkan seperti makanan, minuman, kaos kaki, stiker, lukisan, kipas, sampai peralatan memasak. Saking nganggurnya dan lamanya perjalanan, TTS (Teka-Teki Silang) juga menjadi pengobat bosan di kereta ekonomi ini.

Sepulang dari Jogja, kita juga naik kereta ekonomi yang paling malam yaitu jam 21.40, kereta Gaya Baru dari Jakarta. Ini parah lagi. Berhubung malam, banyak yang tiduran dilantai. Bau-bauannya bercampur antara duren, ayam, dan keringat manusia. Huwe,,,, kutancapkan headset dan kusampirkan slayer. Tidur dan berharap esok pagi dapat menikmati kasur di kosan.
Read More

Jumat, 06 Januari 2012

Melintasi Malaysia Sampai Brunei

Lonely Planet merupakan buku travelling terlaris di dunia. Menuliskan secara mendetail travelling di setiap belahan dunia, mulai tempat, rute, sampai hal mendetail seperti harga air mineral. Mungkin di Indonesia belum seberapa populer karena buku ini berbahasa Inggris dan setahuku belum pernah di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Apalagi bisa dibilang buku ini termasuk mahal jika membeli versi bahasa Inggrisnya, apalagi secara online. Saat aku mencari harga buku ini di situs resminya yaitu sekitar 500.000 dalam kurs rupiah, belum termasuk ongkos pengiriman ke Indonesia. Alamak,,, ga akan membeli buku ini jika tidak benar-benar perlu. Namun lagi-lagi sebagai seorang mahasiswa, aku menemukan versi onlinenya secara gratis di situs buku sedunia library.nu ( tata cara untuk downloadnya klik disini) tinggal ketik kata kunci 'Lonely Planet'. Maka akan ada ratusan link untuk mendownload.

Kali ini aku akan sedikit menceritakan isi dari buku Lonely Planet Malaysia, Singapore, & Brunei. E-book dngan 638 halaman ini menceritakan secara detail mengenai tiga negara dan apa saja yang harus dilakukan saat travelling ke tiga negara tersebut. Pada bagian awal diceritakan sekilas mengenai kondisi pepolitikan di tiga negara tersebut. Bahkan disebutkan pula GDP per person atau upah minimum rata-rata per orang, ternyata yang paling tinggi adalah Brunei sekitar 51 USD, dibandingkan dengan Malaysia 15 USD.

Didalam buku ini disebutkan pula berbagai rute untuk membolang di daerah Malaysia -Kuala Lumpur, Singapura, Malaysia- Kuching, dan Brunai. Rute yang tertera dalam buku ini diestimasikan diselesaikan dalam waktu enam minggu. Ow ow,,,lamanya,,, Namun di buku ini juga dibahas rute-rute alternatif lainnya yang lebih cepat yaitu 10 hari.

Bagi calon backpacker, buku ini merupakan refrensi untuk kegiatan yang akan dilakukan. Bahkan disebutkan pula tempat-tempat untuk gay dan lesbi -_-"a (opo2an iki). Yah begitulah saking lengkapnya. Beberapa tempat highlight atau yang wajib dikunjungi di Kuala Lumpur adalah: Chinatown, Petronas Tower, KL Bird, Lake Garden, Islamic Arts Museum, Imbi Market, Thean Hou Temple. Jadi kita tinggal mengikuti rutenya saja. Disebutkan pula hostel dan hotel mulai dana budget sampai dana besar. Benar-benar membantu. Semua kota di Malaysia juga dijelaskan secara mendetail di buku ini, mulai Penang sampai Kuching.

Penjelasan mengenai Singapura juga cukup lengkap. Daerah yang di highlight: Chinatown, Little India, Clark Quay, dan Peranakan Museum, Kuan Im Thong Hood Cho Temple, St. Andrew Catedral, Singapore Zoo, dan Pulau Ubin.  Di buku ini juga dijelaskan rute untuk menjelajahi Singapura, ada pilihan selama dua hari atau empat hari. Dijelaskan secara terperinci dan lengkap. Namun sayangnya saat ini banyak terjadi perubahan di Singapore. Banyak tempat-tempat wisata yang baru saja dibangun seperti Universal Studio,  dan hotel ratusan lantai dengan taman diatasnya,Sky Garden.

Berikutnya melaju ke Brunei Darussalam. Negara dengan sumber utama pendapatan di bidang perminyakan ini memiliki beberapa tempat untuk dikunjungi. Daerah yang di highlight adalah Bandar Sri Begawan, Empier Hotel, Temburog, Gadong, dan mencoba makanan lokal. Tak banyak yang bisa dikunjungi, sebagian besar merupakan wisata tracking.

Nah untuk Backpacker yang berniat mbolang ke Malaysia, Singapore, dan Brunei, wajib membaca buku ini sebagai refrensi perjalanan.(el)
Read More

Rute Perjalanan revisi 1 (Malaysia)

Rabu, 1 Februari
Jangan lupa tanggal 1 Februari, jam 18.30 WIB berangkat dari kosan/rumah masing-masing ke bandara Juanda. Jam 20.30 pesawat sudah lepas landas, biasanya 1 jam sebelum keberangkatan, semua penumpang harus udah berada di ruang tunggu. Siapkan uang masuk kalau nggak salah 100rb untuk penerbangan internasional.
Menurut jadwal, sekitar jam 00.00 tanggal 2 Februari, pesawat mendarat di Dimana LCCT (Low Cost Carrier Terminal). Karena sudah tengah malam, maka bersantai di sekitar LCCT sampai menunggu Subuh. Begitu selesai pemeriksaan imigrasi dan mengambil bagasi, langsung aja keluar gerbang utama jalan. Sedikit berjalan kemudian belok kiri dan akan anda temukan McD atau bisa bersantai di beberapa cafe yang ada di sana. Nah, kemudian bisa mandi disekitar lokasi LCCT.

Kamis, 2 Februari
Pagi hari, keluar Bandara dan mencari Skybus yang disediakan oleh Air Asia (lokasi naik bus bisa ditanyakan pada petugas). Dari LCCT (Low Cost Carrier Terminal) ke KL Sentral dikenakan tarif RM.9 (Juni 2007). Tiba di KL Sentral disambung dengan mempergunakan Bus jalur 110 dengan tarif RM.2 (Juni 2007) sampai Puduraya. Dari Puduraya anda bebas pergi ke mana saja (Genting, Langkawi, Malaka, Johor Bahru dll)
Sebenarnya tgl 13 Februari niatnya ke Genting Highlands, tapi ternyata perjalanan kesana sekitar 7 jam.  Jadi, aku lebih milih muter-muter di sekitar Malaysia saja. Kuputuskan untuk ke daerah Putera Jaya.  Perjalanan dari Puduraya ke putrajaya sekitar 37 menit. Disini ada jembatan, masjid, taman, dsb. Sampai sekitar jam 12.00an.

 Lalu ke Thean Hou temple dan Lake Garden. Semoga waktunya cukup ia ^_^ dilarang pegel dan siapkan kondisi. Rugi kalau cuman ke sedikit tempat. Mumpung di luar negeri.hehe…
Sore hari, kita check in ke Hostel Backpackers Guesthouse di daerah Jalan Tun H.S Lee. Katanya sih ini daerah segitiga emas karena dekat dengan Chinatown, Pasar tradisonal, Masjid, dan temple.
 

Malamnya, kita ke KLCC untuk foto di Menara Kembar


Jumat, 3 Februari
Pagi hari, berjalan-jalan disekitar  penginapan : Masjid, Chinatown, dan temple. Setelah jumatan, berangkat ke Batu cave. Sekitar 1 jam perjalanan dari pusat kota. Tempat sembayangnya agama Hindu sih. Tapi keliyatannya bagus dan terbuka untuk umum. Sorenya ke Islamic Art Center.
Malamnya jalan-jalan lagi ke KLCC atau ke Bukit Bintang untuk wisata kuliner

Sabtu, 4 Februari (Optional)
Check out dari hotel jam 7 pagi (sebenarnya batasnya jam 3 sore sih, tapi mau gimana lagi). Lalu beranjak ke Melaka, dua jam perjalanan dari Kuala Lumpur. Nantinya kita akan sampai ke Melaka Sentral, lalu beli tiket bis ke Singapura untuk sekitar jam 18.00 (setelah maghrib).
Malaka merupakan kota bersejarah dan banyak bangunan heritage disini, istilahnya kota tua. Rutenya sesuai dengan buku panduan travelling :p Jonker street- Jalan tokong- Hang Jebat Mauseleum- Gereja Katolik St. Francis Xavier- Stadthuys- Menara Taming Sari-  Mall Mahkota. Well, sepertinya kita perlu energi ekstra karena harus jalan kaki!!! :D Semangakaa….
Setelah maghrib, kita harus sudah cekidot dari Malaka karena perjalanan ke Singapura membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Sekitar jam 12 malam, barulah samapai di hotel Fernloft East Coast. Untunglah jam beroperasi MRT di Singapore sampai jam 1 pagi (cek Wikipedia).

To be continue,,,,,,, (Wisata di singapura).........................................................................

Read More

Rabu, 04 Januari 2012

Menelusuri Sejarah Majapahit di Trowulan

Mungkin wisata sejarah berupa candi-candi menjadi wisata nomer dua setelah mengitari mall-mall di Surabaya. Namun membolang ke negeri Majapahit menjadi hal yang mengasikkan karena letaknya di pedesaan dan banyak hal yang bisa dipelajari. Lagi-lagi quote "Bangsa yang besar adalah bangsa yang mempelajari sejarahnya" benar juga.

Diliputi rasa bosan dengan kegiatan hedon yang itu-itu saja, tiba-tiba di beranda facebook ku terpampang foto budha tidur di profil orang yang "May You Know". Penasaran kubuka saja fotonya, karena background fotonya mirip-mirip di Thailand (kayak pernah kesana aja :p ). Ternyata setelah ditelusuri lebih jauh, letaknya adalah di kecamatan Trowulan, Mojokerto, bekas pusat kerajaan Majapahit. Akhirnya kuputuskan untuk mbolang kesana!

Trowulan-Surabaya ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam (kata google map). Nyatanya jarak tempuhnya hampir dua jam lebih termasuk dengan nyasar-nyasarnya. Ajaib, rutenya melewati daerah Sidoarjo- Mojokerto- Sidoarjo- Mojokerto dan hampir ke Jombang. Nanti akan ada plat nama Museum Majapahit.

Saat masuk ke komplek Trowulan,benar-benar terasa suasana pedasaan. Hal pertama yang terlihat adalah kolam air sebesar lapangan bola membentang berlatar belakang pegunungan. Pantas saja orang-orang jaman dulu mendirikan pusat kerajaan di tempat yang seindah ini. Udaranya sejuk sehingga bisa menghirup udara sebebasnya di jalanan yang penuh degan deretan persawahan ini.


Let's flashback. Sekilas mengingat sejarah yang dipelajari saat SD sampai SMA berputar antara jaman megalitikum sampai reformasi. Jaman kerajaan merupakan awal pelajaran sebelum menginjak ke bab Kebangkitan Nasional. Majapahit berasal dari kata 'Maja' dan 'Pahit'. Tahu buah 'Maja'? Buahnya bulat hijau menggoda seperi melon namun memiliki kulit mengkilap seperti delima. Sekilas menarik, namun buah ini berasa 'Pahit'. Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya di desa Tarik. Namun kerajaan Majapahit baru berjaya di saat Hayam Wuruk atau Rajasanegara berkuasa. Hal ini juga karena keliahaian patihnya yang terkenal, Gadjah Mada. Patih ini mengucapkan Sumpah Palapa yang isinya ingin melebarkan kekuasaan Majapahit. Bahkan menurut beberapa sumber daerah kekuasaan Majapahit meliputi Negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand.


Bukti kekuasaan Majapahit terlihat dari bekas benda-benda yang ditinggalkannya. Museum Majapahit Trowulan banyak menyimpan sejarah mengenai benda-benda antik ini. Mata uang yang digunakan berupa perak, perunggu, atau emas. Bahkan pernah juga ditemukan mata uang dengan tulisan syahadat yang mungkin dipengaruhi oleh kedatangan pedagang dari Arab. Ada juga penemuan keramik dari Cina, Vietnam, yang membuktikan adanya hubungan internasional. Hal yang membuatku terbelalak adalah seni pahatnya. Berbagai batu dengan ukuran jumbo dipahat tulisan semacam aksara jawa yaitu Kawi. Pahatan tulisan itu sangat rapi dan mendetail. Sampai-sampai aku mikir, ini nulisnya pakai apa ya. Lah kalau pakai ilmu teknik ya dicetak dengan semen atau sekalian pakai laser CO2. Sayangnya, kita tidak boleh mengambil foto didalam Museum Majapahit.



Seperti biasa, sangat banyak patung-patung dewa-dewi peninggalan kerajaan, maklum Majapahit merupakan kerjaan Hindu-Buddha terbesar dan terakhir. Bahkan, aku menemui banyak patung Ganesha disini. Ada yang gendut, ada yang kurus, ada yang memegang kapak, pengang tasbih, pokoknya berbagai versi.

Oya ada cerita cinta mengharukan di Majapahit. 
"Hayam Wuruk ingin menikahi Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya. Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam.Tradisi menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya.Kisah Pasunda Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman kemudian di Bali. Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama." id.wikipedia.org/majapahit
Hmm menyedihkan, semacam kisah Romeo dan Juliet.

Di kawasan Museum Majapahit, juga bisa ditemui sumur asli dari jaman kerajaan yang berupa kotak atau lingkaran. Situs tempat tinggal yang berupa reruntuhan juga masih dijaga dengan baik. Situs ini dikelilingi oleh pelindung dengan desain yang unik. Dari kejauhan sih biasa saja, tapi pas didekati kok aneh ya....Lumayan buat narsis :D

Lanjut lagi, ke Gapura Bajang Ratu dan Candi Tikus yang berada 2km dari museum. Gapura Bajang Ratu merupakan gerbang masuk salah satu kompleks di Majapahit. Gapura ini masih berdiri dan dikelilingi taman yang indah. Eh,, ada tanaman yang dibentuk helikopter, lucu :p .
"Dari semua bangunan, tidak ada tiang yang luput dari ukiran halus dan warna indah" [Dalam lingkungan dikelilingi tembok] "terdapat pendopo anggun beratap ijuk, indah bagai pemandangan dalam lukisan... Kelopak bunga katangga gugur tertiup angin dan bertaburan di atas atap. Atap itu bagaikan rambut gadis yang berhiaskan bunga, menyenangkan hati siapa saja yang memandangnya." gambaran kota, Buku Negarakertagama

Aku sendiri heran siapa ya yang bangun nih gerbang. Bangunannya simetri. Batanya ta' "tok tok" merupakan bata ringan. tapi masih bisa berdiri setelah lebih dari 5 abad setelah dibangun. Konon tiap bata direkatkan dengan getah tumbuhan dan gula merah. Slruupp bisa dijilatin nih...

Next... Candi Tikus yang berada sekitar 500 meter dari Gapura Bajang Ratu. Candi ini terletak agak nyungsep ke tanah dengan dikelilingi kolam disekitarnya. lagi-lagi, sebagai orang teknik (ga ada hubungane :p ) aku bertanya- tanya bagaimana orang jaman dulu bisa membuat arsitektur yang indah. Konon keahlian pahat-memahat merupakan keahlian orang Trowulan sejak mbah buyut dan kualitas pahatanya tidak berkurang. hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemahat batu disekitar Trowulan.
".... Raja [Jawa] memiliki bawahan tujuh raja bermahkota. [Dan] pulaunya berpenduduk banyak, merupakan pulau terbaik kedua yang pernah ada.... Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa mengagumkan. Karena sangat besar, tangga dan bagian dalam ruangannya berlapis emas dan perak, bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini Khan Agung dari China beberapa kali berperang melawan raja ini; akan tetapi selalu gagal dan raja ini selalu berhasil mengalahkannya." Gambaran Majapahit menurut Mattiussi (Pendeta Odorico da Pordenone) yang pernah berkunjung ke Jawa.

Akhirnya kerajaan Majapahit hancur juga. Kehancuran ini terjadi secara bertahap sejak meninggalnya Hayam Wuruk. Penyebaran Islam mulai semarak di daerah kekuasaan majapahit. Kerajaan Islam pun bermunculan, semisal Kesultanan Demak. Kerajaan baru inilah yang menggeser kekuasaan Majapahit. Pemerintahan Majapahit juga tidak sanggup lagi mengontrol daerah kekuasaanya yang besar. Akhirnya bubarlah sudah kerajaan ini.

Sebenarnya ada banyak lagi candi-candi yang belum sempat kukunjungi di komplek Trowulan ini. Ada lebih dari tiga candi disekitar komplek ini. Situs terakhir yang kukunjungi adalah "Si Buddha Emas Lagi Tidur". Letaknya dekat dengan komplek Trowulan yaitu disebarang jalan ada tulisan Vihara. Masuk ke kampung dan ikuti petunjuk arah. Nantinya akan  ada vihara dengan patung Buddha raksasa. Serasa jadi turis di Thailand deh... Kabarnya patung Buddha ini hanya ada kembaranya di Thailand 'Sleeping Budha'.


Tertarik pengen kesana? inilah letak Surabaya- Trowulan yang ku copy-paste dari google map, dari arah Surabaya.

1. Di Jalan Bundaran Waru, ambil jalan keluar ke-2 di jalan ke Krian/Mojokerto 700 m
2. Bergabung ke Jalan Raya Bungurasih                         1,7 km
3. Terus ke Jalan Kedung Turi                                  900 m
4. Terus ke Jalan Taman Raya                                  1,3 km
5. Terus ke Jalan Raya Geluran                                  1,8 km
6. Terus ke Jalan Gilang Raya                                 2,9 km
7. Terus ke Jalan Raya Trosobo                         5,7 km
8. Belok sedikit ke kanan menuju Jalan By Pass                 7,8 km
9. Belok sedikit ke kanan menuju Jalan Mayor Jenderal Bambang Yuwono         5,2 km
10. Terus ke Jalan Raya Ciro                                 4,7 km
11. Terus ke Jalan Kramat Tumenggung                         1,0 km
12. Terus ke Jalan By Pass Mojokerto                          6,1 km
13. Terus ke Jalan Ring Road Mojokerto                         4,2 km
14. Jalan Ring Road Mojokerto belok sedikit ke kiri dan menjadi Jalan Raya Brangkal 600 m
Selamat menelusuri Majapahit ^_^
Read More

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena