a choice that change my life

Jumat, 02 Agustus 2013

Elita's Portfolio

Name       :Elita Fidiya Nugrahani
Nationality: Indonesian

Social Media

Twitter      : https://twitter.com/elitafn

Work Experience

2009-2012, ITS Online UPT.MIK Library 6TH FLOOR, Editor, editing news in website (www.its.ac.id) and magazine Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
July-September 2011, PT Pertamina Terminal BBM Manggis Bali, On job training in Maintenance Department, Analysis flowmeter accurancy and automatic tank gauging.
July-August, Detik.com -national online media (http://news.detik.com/surabaya/), On job training journalist.


Education

2012-now Asian Institute of Technology (AIT),Energy, School of Environment, Resources, and Developments, Master Degree, GPA 3.68 of 4 scale.
2011-2012, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology, Master Degree, GPA 3.63 of 4 scale.

Training

2010, BEM FTI, Advance leadership and orginizing training, Faculty.
2010, HMTF, Workshop for roboholic, National.
2009, BEM FTI,Advance journalism training, Faculty

Language

Mother tongue : Bahasa Indonesia
Other language : English (IELTS: 6.0) and France (A2)

Social Skills

2012, Photonics Laboratory, Assistant
-Help student who practice in photonics laboratory.
2012, Journalism training, Speaker
- Explain about journalism in forum.
2011, “LALINI, Lalu Lintas Mini ”, Leader, DIKTI Community Service Program
-Teach to student in elementary school about road safety through fun game
2011, Workshop for roboholic, Trainer
-Teach to student how to make robot and how it work .
2010, “Sekolah Rakyat”, Teacher
- Volunteering program : teaching poor children near university.

Organizational Skills 

2011, International Seminar Application in Science, Technology, and Art (APTECS), Organizing comitee, ITS.
2010-2011, Executive Student Board Faculty of Industrial Technology, Head of Information Department.
2010,Idjo team- Robotic team in Engineering Physics Department, Staff.

Technical Skills


Software : Ms. Office, AutoCad, Adobe Photoshop , Corel Draw, Picasa , Matlab, and MathCad.
Examples of poster designed by me:


Poster

Poster

Brochure

Poster
Certificate



Artistic Skills


Photography, I am admin in phographer community in my university (https://www.facebook.com/IndonesianPhotographerCommunityAit)

Example of photos that taken by me, all photos without editing:

Human Interest


Public transportation in Cambodia
Life in Tonle Sap Lake.

Balinese women prepare to pray in Pura.

Potrait


Catch the spring.

White and Pink.

Flower

Small flower.

Good morning!

Animal

Monkeys in Ubud Bali.

Drogonfly.

Landscape
Sand in mountain.
Orange sunset.

Tegalalang rice farm.

Building

Temple of the dawn.

Ship monument in Surabaya.

Culture

Festival in Bangkok.

Mystical kecak dance in Uluwatu, Bali.

For further information, please contact my email: elita.fidiya.nugrahani@gmail.com
Thank you.

Read More

Kamis, 01 Agustus 2013

Wonderful Indonesia (2): Keakraban Jogja

Lima menit setelah kita duduk di gerbong kereta api bisnis, pluit panjang berbunyi dan kereta melaju. Untung saja aku dan Fang bisa datang tepat waktu ditengah agak macetnya Surabaya. Udara panas dan kelembapan tinggi di dalam kereta bisnis tidak membuat Fang mengeluh. Dia tipe perempuan ceria dan selalu nerimo. Padahal kalau dibandingkan dengan Thailand, kereta sekelas bisnis ini bisa jadi kereta dengan tiket gratis. Apalagi kereta bisnis di Indonesia itu seperti pasar berjalan. Tiap berhenti di stasiun, pasti ada orang yang menjajakan makanannya. "Pecel...pecel..krupuk..krupuk..akua dingin..akua dingin..Mijon...Mijon," sahut pedagang. "What is pecel?" tanya Fang. "It is food. In the next stasion we will buy it," ujarku. Perutku juga keroncongan minta diisi. Akhirnya kubeli pecel 3ribuan di Madiun yang terkenal dengan 'Pecel Madiun'. Nasib-nasib, namanya juga pecel tiga ribuan jadi seadanya. Sayurnya dari daun tela, ikannya cuma peyek. Fang bisa maklum saat melihat makanan itu karena kubilang harganya hanya 10 Baht. Makanan nasi di Thailand rata-rata 30 Baht atau lebih.

Hi Jogja dan sekitarnya :D

Sekitar jam 8 malam,aku dan Fang sampai di stasiun Tugu Jogja. Yeah welcome to the Kingdom of Ngayogyakarta. Dengan bagganya aku cerita ke Fang kalau Indonesia juga masih memiliki kerajaan,salah satunya di Jogja. Jogja adalah daerah dengan otonomi khusus yang dipimpin oleh raja dan masih terdapat istana raja. Kebudayaan yang kental masih terjaga di Jogjakarta. Inilah alasanku mebawa Fang ke Jogja.

Makan Gudeng di gang sempit. Kiri-kanan: Nyulio,Alif, Ucup, Fang,Lutfi, dan Rianda.

Ucup dan kawan-kawan kantornya (Alif, Lutfi, Nyulio, dan Rianda) sudah menunggu dengan mobil sewaan di depan stasiun Tugu. Terima kasih telah memberiku dan Fang tumpangan :D. Kami langsung berwisata kuliner Nasi Gudeg terkenal (lupa namanya). Lapaknya cuma secuil tapi yang beli sampai meluber sekampung dan duduknya lesehan ala kadarnya. Indonesia banget :P . Porsinya juga tak tanggung-tanggung, nasi dan gudegnya buanyak, ikan ayamnya juga besar. Alhasil aku gagal menghabiskan makananku. Sama halnya dengan Fang, apalagi ternyata dia tidak suka makan sayur. Jadi yang dimakan hanya nasi dan ayam.

Malamnya Ucup, aku, dan Fang diantarkan ke hotel Seno yang telah di booking sebelumnya. Hotel ini biaya per kamar/malam nya 100 ribu, bisa diisi dua orang, dengan kamar mandi luar. Kamarnya Ok. Harganya Ok. Sarapannya Ok. Sayangnya toiletnya model lama, jadi kurang nyaman. Tempatnya juga jauh dari daerah wisata. Hal yang kusuka adalah suasana hotelnya, bangunanya tradisional dan tenang. Ada kejadian lucu disini, kebetulan Hotel Seno dekat dengan Masjid. Tahu sendiri kalau di Indonesia, adzan Shubuh biasanya dikeraskan lewat speaker. Berhubung Fang yang asli Thailand tak pernah tahu ini, dia tiba-tiba terkaget dan bangun. "Who is sing?" kagetnya. Lalu aku yang juga terbagun setengah tertawa dan menceritakan bahwa itu adalah adzan, panggilan shalat untuk muslim. Lalu dia tertidur kembali saat adzannya usai.

Pagi hari, kami sudah sarapan di kantin. Enaknya lagi harga hotel sudah termasuk sarapan untuk dua orang. Sarapan yang benar-benar sarapan, kita bisa memilih nasi goreng, roti selasi ukuran besar, mi goreng, atau omlet dengan ukuran besar. Aku tiba-tiba mengambil abon dari nasi goreng di piring Fang. Aku lupa kalau dia tidak boleh makan daging sapi. "What is it?"tanya Fang."Umm this is beef, I was forget to tell server," ujarku agak merasa bersalah.

Teman-teman Ucup yang tinggal di hotel lain, menyusul kami sekitar jam 9 pagi. Hari itu kami semua berencana pergi ke Borobudur, candi Budha terbesar di dunia. Sepanjang jalan hanya diisi candaan. Entah kata apa saja yang diajarkan mereka ke Fang. Pokonya aneh-aneh:dapuranmu, raimu, dll.

Full team ^_^

Biggest Budha Temple

with Batik :)
Another view, inside Borobodur.

Saat sampai Borobudur."Wow so big," itulah kata pertama yang terucap oleh Fang. Tentu saja! balasku,candi Borobudur adalah tujuh keajaiban dunia. Aku tak pernah melihat candi sebesar Borobudur di Thailand bahkan Kamboja-rajanya candi. Angkor Wat memang memiliki areal yang besar seperti kota. Namun Borobudur adalah bangunan candi tunggal yang terbesar di dunia. Aku mengingat terakhir kali kemari adalah saat SMP bersama mamaku untuk reakreasi kantor. Alhamdulillah bisa menginjakkan kaki lagi di Borobudur. Candi ini masih mebuatku terkagum dengan arsitekturnya dan reliefnya yang detail. Apalagi pemandangan luar biasa perbukitan dan gunung Merapi terlihat dari puncak gunung. Aku juga menceritakan pada Fang jika candi ini lebih tua dari candi di Ayutthaya dan Angkor Wat dan sempat terkubur selama ratusan tahun dan akhirnya ditemukan oleh warga Inggris-SirRaffles.



Ini dari jamur juga. Yummy!

Destinasi selanjutnya adalah wisata kuliner Jejamuran. Semua makanan terbuat dari jamur. Skala bintang 1 sampai 5, aku memberi nilai sempurna pada Jejamuran. Pasalnya semua makanan tersaji dengan lezatnya dan tak kusangka semuanya berbahan jamur. Misalnya sate, rendang, bakso, krengsengan, dan lainnya rasa lebih maknyus daripada bahan asli (daging) tapi sebenarnya itu dari jamur. Fang yang biasanya tidak suka makan sayur, kali itu makan dengan lahap di Jejamuran. Nah kali itu aku gantian menterjemahkan menu dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Biasanya dia menterjemahkan menu dari bahasa Thailand.

House of Raminten.

Malamnya kita makan lagi di House of Raminten sekalian mencari nuansa mistik di restoran tersebut.Lampunya temaram dan terdapat bau-bauan dupa. Aku sudah beberapa kali mengunjungi tempat makan tersebut sudah akrab dengan menunya yang unik dan tak bisa ditebak. Pelayannya juga pakai kemben ala Jawa dan menyajikan menu yang dipesan. Untungnya minuman yang kupesan merupakan jus standar dengan beberapa campuran yang masih enak. Ada yang dapat mint di jus, hiyy. Parahnya lagi ada yang pesan jamu. Rasanya ga enak dan akhirnya digilir di kalangan laki-laki dan harus diminum sedikit-sedikit sampai habis. Tampang mereka seperti meminum racun saja.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Malioboro, pusat belanja barang murah dan ga penting. Aku juga sekalian mencari ATM CIMB karena kartuku ATM CIMB Thailand. Disinilah apesku, tiba-tiba kartu ATM ku tertelan mesin. Padahal itu satu-satunya ATM yang bisa kugunakan. Setelah berpucat pasi, untungnya ada satpam yang mau menolong, dia mengutak-atik mesin ATM nya dan kartuku bisa dikeluarkan. aku bernafas lega. Tips: jika karu anda tertelan ATM yang rusak, maka masukkan kartu yang seukuran ATM. Tapi jangan dimasukkan semuanya, masukkan setengahnya berkali-kali. Itulah yang dilakukan satpam untuk mengembalikan ATM ku yang tertelan.
Foto sama seta. Sayang blurr >..< sapa ini yg motoin?

Foto dengan para pejuang.

Sudut perempatan kota Jogja.

Atraksi pantomim.

Fang dan Si Mbak Pantomim

Kami berjalan dibawah gerimis menuju daerah depan benteng Vredeburg. Disana digelar atraksi seni jalanan. Banyak terdapat patung-patung unik di dekat perempatan. Ada juga sekumpulan orang berdandan setan vampir, kuntilanak, dan pocong. Sedangkan yang lain berdandan ala pejuang 45 lengkap dengan sepeda ontel tuanya. Asiknya kita bisa berfoto-foto gratis dengan mereka. Lalu kami menyebrang ke jalan lainnya, disana ada pertunjukan pantomim dan disekitarnya terdapat (seperti mahasiswa) yang asik melukis pertunjukan pantomin. "Mbak mana anak saya? kembalikan anak saya!!!," teriak artis pantomim dengan mata mendelik dan merengkuh tangan Fang. Fang hanya melongo sambil meringis. Dia menggoyang-goyang lagi tubuh Fang sambil teriak berkali-kali "Suster kembalikan anak saya!!!". Kontan saja aku, Ucup, dan semuanya tertawa. Lalu Ucup bilang ke Mbak Pantomimnya "Mbak dia ini dari Thailand gak bisa Bahasa Indonesia.Pakai Bahasa Inggris," ucap Ucup. Si Mbak Pantonim diam sejenak seperti berpikir lalu dia melihat ekspresi Fang yang masih melongo. Si Mbak tersebut sepertinya menyerah dan pindah haluan ke penonton lain.

Tarian Papua.

Tarian berpasangan.

Disebelah atraksi pantomim, terdapat tari-tarian tradisional. Kami menyaksikan enam orang berlenggak-lenggok menari Papua lalu ganti menari tarian Nusa Tenggara atau Maluku, aku tak yakin. Atraksi jalanan yang manis mengakhiri keakraban di Jogja hari itu.
Read More

Wonderful Indonesia (1): Setengah Surabaya

Gara-gara Tooba temanku yang berdarah Pakistan berencana ke Indonesia, jadilah aku mengajak juga sahabatku Fang dari Thailand untuk ikut mengunjungi Indonesia. Namun pada akhirnya hanya Fang saja yang ikut ke Indonesia, sedangkan Tooba membatalkan niatannya karena ribet sekali untuk mengurus VISA ke Indonesia apalagi untuk negara macam Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, dan sejenisnya. Aku sempat menanyakan ke KBRI Bangkok cara membuat VISA Indonesia. Pertama, harus mengumpulkan surat menjadi sponsor, administrasi pemohon (paspor,ID Card, bukti menjadi student di Thailand), dan biaya administrasi. Lalu menunggu sebulan untuk di terima atau tidak VISA nya, setelah itu mengumpulkan berkas lagi dan baru beli tiket pesawat dll. Nah lo ribet kan. Akhirnya hanya Fang yang berangkat ke Indonesia, karena sesama warga ASEAN, dia bisa berkunjung ke Indonesia tanpa VISA. Uniknya dia masih tanya "Do I need visa?". Hhee, maklum ini juga pertama kalinya dia jalan-jalan keluar negeri. Dia pernah keluar negeri sebatas Laos. Laos bisa dibilang bukan luar negeri bagi warga Thailand karena berdekatan dan memiliki bahasa 11-12 dengan Thailand. Layaknya bahasa Indonesia-Malaysia-Brunei.

Suro dan Baya di dekat monkasel.

Fang datang tanggal 5 Mei tengah malam di Juanda. Aku menyusulnya dengan sepeda motor bersama teman-teman sejurusan Fatma, Farhan, Eka Puji, dan Kharis. Cowok-cowok ngebet ingin lihat orang Thailand, mereka dengan semangatnya mengantarkanku ke bandara. Setelah menunggu lebih dari 1 jam, Fang keluar dari bandara Juanda. Dia cerita kalau lupa yang mana tasnya dan sempat hilang. Hehe. Dia juga semangat saat kubonceng naik sepeda motor. Maklum di Thailand kebanyakan kendaraan pribadi adalah mobil. Sialnya di tengah jalan hujan deras. Jadi sampai kosanku, kita berdua basah kuyup dan cuci-cuci baju. Apalagi Fang cuma bawa beberapa baju.

Esoknya tanggal 6 Mei saatnya berwisata di Surabaya. Sebenarnya aku juga bingung mau kuajak kemana, biasanya hiburanku di Surabaya adalah mall. Akhirnya kuajak Fang menikmati wisata kuliner di Soto Cak Har. Lalu jalan-jalan disekitar areal Delta plaza dan balai pemuda. Menikmati mocca float favoritku di KFC Delta.

Soto Cak Har, fotonya aja sudah bikin ngiler. Huwaa
Balai Pemuda.

Setelah itu Fang kuajak ke Ken Park. Jadi teringat kenangan pengkaderan saat di Ken Park Kenjeran, dulu mau-maunya datang tengah malam, diminta push up, gulung-gulung,dan siang-siang bersihin sampah. Saat ini Ken Park direnovasi menjadi kawasan yang apik. Kya kya, pusat jajanan Surabaya juga dipindahkan ke Ken Park. Pagoda berwarna-warni juga telah selesai di cat.Sayangnya masih sepi pengunjung, kurang publikasi, dan kurang terawat.

Wajah baru Kya-Kya. Bagus banget,,, ayo ramaikan!

Detail di dalam Pagoda Ken Park

Mangrove di Ken Park, banyak burung bangaunya.
Fang berdoa di dalam kuil.

Patung Dewi Kuan Im di Ken Park.

Fang juga kuajak ke kuil Budha Dewi Kuan Im dan Budha empat wajah. Belakangan Fang bilang ku aku kalau yang kusangka Budha empat wajah itu adalah kuil Hindu. Selama berjalan-jalan di Surabaya, aku coba menjadi guide yang baik dengan cara menceritakan asal nama Surabaya. Sejarah kota pahlawan, iklim di Surabaya, penhijauan, kuliner, dan sebagainya.

Fang dan pagoda.

Aku dan patung Budha 4 wajah. Serasa di Thailand. Weits ini cuma di Ken Park kok.

Sekitar jam satu siang, aku ngebut ke jurusan untuk pembimbingan dengan dosen dan meninggalkan Fang di kosanku. Maklum aku pulang ke Indonesia dengan tujuan mencari data untuk thesis. Dataku tentang energi di bangunan di ITS. Sekitar jam 2.45, aku langsung ngebut ke kosan dan mencari taksi. Aku packing seadanya dalam 5 menit dan menarik Fang untuk naik taksi ke stasiun Gubeng. Jam 3.30, kereta kami akan meninggalkan Surabaya menuju Jogjakarta.

See ya Surabaya Syalalala :)


By the way, berikut ini list wisata non mall yang bisa dikunjungi di Surabaya:
1. Tugu Pahlawan (Museum Tugu Pahlawan)
2. House of Sampoerna
3. Museum Kesehatan
4. Monumen Jalesveva Jayamahe
5. Monumen Kapal Selam
6. Balai Pemuda
7. Monumen Bambu Runcing
8. Area Sunan Ampel
9. Masjid Cheng Ho
10. Masjid Al Akbar
11. Jembatan Suramadu
12.Ciputra waterpark
13. G Walk
14. Singapore in Surabaya
15.  Ken Park Kenjeran (Kya Kya, Patung 30 m Dewi Kuan Im, Patung Budha 4 wajah)
16. Kawasan Hutan Mangrove

Ada lagi? lain kali aku akan posting tentang wisata di Surabaya.

Read More

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena