a choice that change my life

Sabtu, 03 September 2016

Cara Membuat Visa Gratis ke Jepang

Ternyata lumayan banyak yang bertanya padaku bagaimana mengurus visa ke Jepang. Tabungannya harus 40 juta? *Buset duitnya siapa T_T, harus jelas itenarinya ya? Itenariku sangat amat tidak jelas dan random saat sudah datang ke Jepang. Jadi gimana dong? Jawabanya adalah ngurusnya GRATIS dan nggak pakai ribet asal pakai paspor elektrik.

Sejak diberitakan bahwa paspor elektrik atau e-paspor mendapat visa gratis ke Jepang, aku sempat tertarik banget. Maklum sebagai backpacker dengan uang terbatas dan nggak mau ribet, tentunya ini adalah kesempatan. Sayang saat itu aku masih menggunakan paspor biasa dan expired date nya masih 2017.Akhirnya saat mendapatkan hasil buruan tiket murah bersama calon suami (saat itu), kami langsung mengurus penggantian paspor biasa ke elektronik.


Cara Penggantian Paspor Biasa ke E-Paspor

1. Membawa dokumen yang diperlukan: paspor lama, KTP dan copy, Kartu Keluarga dan Copy, Ijazah/Akte kelahiran dan copy.
2. Aku menggunakan metode walk in alias langsung datang. Jadi sudah harus mengantri di kantor imigrasi Waru Surabaya sejak jam 6.30 pagi. Itupun antrian sudah mengular dan kami mendapat nomer 80-an.
3. Lalu kami mengisi formulir, mengumpulkan berkas dan menunggu wawancara.
4. Setelah wawancara, validasi berkas, dan foto selesai, maka akan mendapat nomer rekening untuk pembayaran pembuatan paspor elektronik sebesar Rp 600.000,- dan maksimal harus dibayar 5 hari kerja setelah wawancara.
5. Saat wawancara aku hanya ditanya kenapa mengganti jenis paspor dari biasa ke e-paspor. Aku jawab akan traveling ke Jepang. That's it. Beda dengan suamiku entah kenapa menjadi ribet dan harus menyertakan slip gaji. Untung saja semuanya lancar dalam satu hari.
6. Seminggu setelahnya, kami mengambil e-paspor dengan menyertakan bukti pembayaran di bank dan kartu identitas. Paspor lama juga dikembalikan saat mengambil e-paspor. Eman saja kalau nggak dikembalikan,karena cap di pasporku udah banyak :p buat kenang-kenangan. Oh ya, pengambilan paspor boleh diwakilkan jika satu Kartu Keluarga.

Mudah bukan? Setelah mendapat e-paspor, kami menuju ke kedutaan Jepang di Surabaya tepatnya di Jl. Sumatra No.93, Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60281. Bangunannya berdinding tinggi dan berwarna putih. Pemerikasaan ketat pun dilakukan sebelum masuk ke dalam kedutaan Jepang. Salah satunya tidak boleh membawa handphone atau sejenisnya dan harus dititipkan. Tentu saja tak lupa pemeriksaan barang bawaan dan metal detector. Berasa di perbatasan aja. Yah maklum sih, area tersebut adalah teritorial negara Jepang. Jadi kasarnya, sama saja menginjakkan kaki di negara Jepang.

Cara Mengurus visa ke Jepang

1. Membawa e-paspor
2. Mengambil antrian dan mengisi formulir VISA untuk e-paspor
3. Mengumpulkan e-paspor dan formulir yang telah diisi
4. Dua hari setelahnya, menunjukkan Kartu Identitas dan mengambil e-paspor yang sudah ditempeli visa. Gampang banget kan?
5. Visa turis berlaku selama 15 hari dengan masa valid sampai 3 tahun.

Yeyee Japan, I'm coming...
Read More

Sweet Sour Honey Lemon (5): Half Reff in Melacca

But as a long as you are with me, there's no place I rather be


Ngantri imigrasi sampai teler, kartu EZ link hilang, random bus, batuk sepanjang jalan, angkat tas ransel sana sini, dan bookingan hotel di tolak! What a nice day, ha?! Semuanya terobati dengan suami dan keindahan Melaka.

---

Kami berdua mager di hotel Chang Ziang sampai agak siang. Gimana nggak mager, lha hari kemarin dihabiskan marathon muterin Singapore dari Merlion, USS, Sentosa, dan Garden by the Bay. Kalau mau ditarik lagi, kita sudah lelah dengan persiapan pernikahan beberapa hari sebelumnya. Hehe.. Alhasil, kami baru check-out dari hotel sekitar tengah hari.

Tujuan kami hari itu adalah menuju Malaysia dengan jalur darat. Setelah browsing sana sini di hotel (maklum nggak persiapan), kami memilih rute MRT ke Woodland dan dilanjutkan dengan naik bis sampai Johor Baru, lalu naik bis lagi sampai Melaka. Sebenarnya kami mau memilih naik bis ke perbatasan karena malas jalan ke MRT dengan tas ransel gajah, tapi aku baru sadar kalau belum membayar pisang di kedai dekat MRT di hari kemarin. Kuplak. Jadi sekalian saja jalan kaki ke MRT dan membayar, daripada ditarik di akhirat.

Ternyata sampai stasiun MRT ada saja halangannya. Yaitu kartu EZ link-ku hilang! Entah kemana. Sudah kucari disetiap sudut tasku namun gak ada. Akhirnya dengan terpaksa dan berat hati, aku membeli lagi kartu EZ Link. Padahal kartu sebelumnya berharga bagiku karena itu kartu wasiat kenang-kenanganku saat pertama kali keluar negeri. Yasudahlah diikhlaskan aja. Jadi teringat waktu di Thailand, aku dan Cupa, yang saat itu masih jadi pacarku :p menemukan kartu Rabbit (BTS/MRT) dan kami mengambilnya. Waktu dicek ternyata saldonya masih banyak (300 baht) dan kami menggunakanya. Karma memang akan datang ya, cepat atau lambat.

Perjalanan menggunakan MRT ke perbatasan membutuhkan waktu hampir sejam. Perbatasan adalah pemukiman Singapura yang sebenarnya. Disana terdapat ratusan apartemen kumal untuk kalangan menengah ke bawah. Kalau lihat kayak gini, mending tinggal di Indonesia deh, mending lagi di desa. Halaman luas dan bisa menghirup udara segar.

Di stasiun terakhir, kami agak amazing dengan harga makanan di stasiun ini. Kalau biasanya makan minimal 2$ nggak kenyang, disini rata-rata makanan seharga 1.5$. Nggak sempat beli makan,kami langsung mencari bis ke arah Woodland. Maklum saat itu ramai dan kami khawatir terlalu malam sampai di Melaka. Di bis, si Cupa ngobrol asyik dengan uncle asli Malaysia yang kerja di Singapura.

Seperti biasa, bis akan berhenti di perbatasan Singapura. Aku agak trauma dengan imigrasi disini karena sebelumnya sempat ditahan oleh pihak imigrasi Singapura XD LOL http://elitachoice.blogspot.co.id/2012/02/akhir-klimaks-dari-perjalanan.html . Untung saja kali ini tak ada kendala berarti saat keluar dari Singapura, petugas men cap paspor elektronikku. Beruntungnya lagi, uncle yang di bis tadi menunggu kami dan menguide kami sampai di bis. Wiuhh, antrian naik bis untuk masuk perbatasan Malaysia nggak karu-karuan dan mengular. Untung saja ada uncle yang memandu kami sehingga kami bisa naik bis lebih cepat.

Namun saat masuk ke ruangan imigrasi Malaysia. Masya Allah, aku langsung syok dengan antriannya. Bayangkan ruangan seukuran lapangan bola penuh dengan orang antri imigrasi. Maklum saat itu lagi weekend tapi nggak nyangka sampai sebegitunya. Kami menghabiskan lebih dari dua jam untuk mengantri. Aku sampai mati gaya, berdiri, duduk, ngesot, rebutan main game, nyanyi-nyanyi, dan melakukan hal nggak jelas sampai pada akhirnya antrian sudah semakin memendek. Rasanya seperti keluar dari penjara saat selesai masuk Malaysia.

Selanjutnya kami bingung setelah ini mau naik apa x_x. Untung saja kami menemukan bis yang didepannya terdapat tulisan Melacca, tujuan kami. Ternyata ini adalah bis dari Singapura dan untungnya ada tempat duduk yang tersisa di bagian belakang bis. Jadi kami adalah penumpang gelap tanpa tiket. Untung saja harga yang ditarik oleh supir bisnya masuk akal yaitu sekitar 30RM untuk sampai ke Melaka. Traumaku akan scam bis di Malaysia sedikit terobati (http://elitachoice.blogspot.co.id/2012/02/akhir-klimaks-dari-perjalanan.html).

Seingatku Johor Baru-Melaka memakan waktu sekitar 3 jam. Namun seperti biasa,ingatanku terkadang berkhianat karena Johor Baru-Melaka adalah 5 jam perjalanan darat. 3 jam adalah waktu yang ditempuh Melaka-Kuala Lumpur. Perjalanan semakin terasa panjang tatkala bis ini masih negtem di perbatasan Malaysia. Salah satu penumpanngya belum selesai mengurus imigrasi. Alhasil bis ngetem sekitar 2 jam an.

Perutku bernyanyi nyaring minta diisi, maklum semenjak dari hotel tadi, kami belum makan sama sekali. Akhirnya aku membeli roti dan jajanan di minimart terdekat dan tak lupa tisu sekotak untuk batuk pilek. Perjalanan ke Melaka kuisi dengan batuk tiada henti, lagi-lagi sampai mengeluarkan dahak berupa darah. Medeni kan?!Wis parah banget pokoknya. Untung saja sebelumnya sudah diperikasa kalau itu bukan TBC tapi radang paru, seengaknya aku nggak menularkan virus berbahaya.

Kami sudah teler saat sampai di terminal Melaka, jadilah kami pilih naik taksi sampai ke hotel. Aku sudah membayangkan bisa tidur di kasur empuk setelah turun dari taksi. Apalagi aku sengaja booking hotel 'agak' mewah dengan rating tinggi plus kolam renang dan tema unik ala gypsi lewat booking.com yaitu Rustsack Caratel Hotel. Maklum namanya juga honeymoon jadi sesekali nginep di hotel bagus meski bawa ransel.

Taksi menurunkan kami tepat di depan hotel,aku mengangkat ranselku masuk ke dalam hotel. Anehnya tempat untuk resepsionis berada di dalam ruangan kaca yang hanya bisa dibuka dari dalam. Aku sempat berputar-putar untuk mencari jalan masuk,untungnya salah satu tamu hotel membantu membuka pintunya. Saat itu, resepsionis tidak ada di tempat,aku harus menekan bel berkali-kali. Aku sudah mikir, kok gini sih?Padahal rating hotelnya tinggi. Tapi yasudahlah positive thinking dulu.

Aku menunggu sembari camil burger yang kubeli di McD terminal Melaka,sambil sesekali memencet bel. Selang beberapa menit (lebih dari lima menit), ada Mbak berkerudung keluar dari lift. Dia ternyata resepsionis dan mengecek bookingan hotel kami. "Sori kalian tidak datang sampai jam 6 sore, jadi kamar kalian sudah dipakai orang lain," ujarnya santai dalam bahasa Melayu. What the **ll!!! 

Seumur-umur aku menjadi traveler dan pesan lewat booking.com, nggak pernah tuh ada kejadian seperti ini. Baru kali ini saja. Padahal di tulisan agreement nya jika tamu tidak datang sampai pada batasan jam, maka akan kartu kreditnya akan di charge. "Ini kartu kreditku nggak di charge kan?" ujarku entah dalam bahasa apa saat itu, sudah emosi. Mbaknya meyakinkan kalau CCku belum di charge. Lalu aku meminta solusi pada mbak itu, gila aja, kami berdua capek banget dari Singapura ehh sampai sini bookingan hotel ditolak. Ya seenggaknya mbaknya bertanggung jawab nyarikan hotel pengganti atau apa gitu. Ini nggak, dia cuma bilang silahkan cari hotel lain. What??? Tunggu pembalasanku! >_< di lain waktu setelahnya,aku memberikan review buruk pada hotel ini.

Dongkol.Aku langsung angkat ransel keluar dari hotel. Kami melewati jalanan sempit dan gelap dengan kuburan cina besar di sebelah kiri dan tembok disebelah kanan. Geez. Kami sempat berdebat kemana akan berjalan sampai akhirnya aku menemukan jalanan yang familiar yaitu Jonker Walk. Untung saja aku pernah kesini meski cuma sekali. Kami memasuki hotel pertama yang terlihat dan ternyata sudah penuh.

Hotel yang kami singgahi di Melaka.

Hotel kedua yang kami masuki masih memiliki kamar. "But the only left one is President Suite," ujar resepsionis itu. Aku yang sudah benar-benar teler tingkat internasional langsung memandang suamiku dan kami berdua pasrah yasudahlah daripada nggak dapat hotel. "Ok we take it," ujarku. "280 RM," ujar resepsionisnya. Huwaa mahal, itu hampir 1 juta rupiah. Kami berdua berpandang-pandangan (telepati siapa yang mau bayar), yang pada akhirnya aku menyerah dan mengeluarkan Credit Card ku.

Staf hotel mengantarkan kami ke lantai 3 dan menunjukkan kamar kami. Oh wow! ini baru honeymoon.Sumpah kamarnya kereeeeeeeeeeeeeen. Kamarnya berukuran luas bergaya kolonial-tradisional. Kasurnya empuk, luas dan spreinya halus. Lampu tidurnya vintage banget dari kaca warna-warni. Lemarinya dari kayu yang diukir. Jendelanya keren khas rumah jaman lampau. Lantai kamar mandinya berkelip-kelip warna emas dan perak. Ada tangga kayu menuju ke balkon. Aku naik ke balkon dan dari sana terlihat sungai yang membelah Melaka. Huu romantis abis!

Pemandangan dari balkon hotel.

Aku dan suamiku menikmati sejenak keromantisan Melaka dari hotel Heeren by the River. Kami memandang takjub lampu-lampu yang terpantul dari permukaan sungai. Lalu kami mengamati hiruk pikuk orang berkeliaran di pasar malam di bagian lainnya. Kami baru tersadar hari itu adalah Minggu, jadi ada pasar malam di Jonker Walk. Saatnya menikmati kehidupan malam!!
Suasana Jonker Walk

Patung hidup
Salah satu kuil di Jonker walk




Kami bergegas menuju pasar malam. Tak butuh waktu lama sampai kami turun dan menikmati keramaian Jonker Walk. Pasar malam ini mengingatkanku akan kehidupan di Thailand, dimana hunting barang di pasar malam adalah rutinitasku tiap minggu. Aku excited melihat barang jualan sana sini dan ternyata toko-toko juga masih buka, bukan hanya dagangan kaki lima. Suamiku juga senang diajak belanja. Waktu lihat barang unyu, kami kalap beli banyak. Lha aku tergoda dengan magnet kulkas yang berbentuk botol, karung beras, dkk. Di lain waktu,aku lihat barang sama yang dijual di Jakarta dengan harga tiga kali lipat lebih mahal.

Jualan jus melon

Penjual kaligrafi

Hunting barang di pasar malam masih terus berlanjut. Kami membeli jajan ini itu dan juga makan nasi lemak. Bukan hanya pasar malam, souvenir, dan keramaian yang menarik, tapi lingkungan disekitar Jonker Walk juga keren banget. Sepanjang jalan berderet bangunan kuno masa kolonial yang masih terjaga seakan masih berada di masa jayanya Melaka sebagai pusat perdagangan Asia. Usut punya usut, ternyata di daerah Melaka tidak boleh merusak bangunan lama dan ijin membangun bangunan baru sangatlah sulit didapat.

Suasana food court

Disekitar hotel

Disekitar Jonker Walk

To be continue...

Read More

Jumat, 02 September 2016

Sweet Sour Honey Lemon (4): Reff in Singapore

We're a thousand miles from comfort, we have traveled land and sea



Kami akhirnya bisa bernafas lega setelah beberapa jam kebelakang yang menyibukkan untuk persiapan long vacation ini. Sejam lagi, pesawat kami akan take off dan kami berdua menunggu dengan santai di ruang tunggu Terminal Soekarno-Hatta. lalu aku melihat iklan salah satu bank disana, bergambar becak Jepang dan bunga sakura. Yayaya I will go there*pikirku.

--

Sesampai di bandara Changi, kami kembali disambut dengan hiasan ala ala Jepang. Ini apaan ya? Kok udah hawa-hawa Jepang. Memang saat itu Jepang sedang menyambut musim semi, dan salah satu alasanku nekat ke Jepang dengan budget pas-pas an adalah melihat bunga sakura yang asli.

Bacpacker or honeymoon? How 'bout both?

Aku mengangkat ransel yang isinya baju, tolak angin,obat batuk, dan survival kit ala backpacker (mi gelas, jas hujan kresek, universal adaptor, dkk). Berhubung honeymoon ini agak ngemper, jadi bakal susah kalau mau ala ala koper yang mewah. Aku sendiri membawa satu ransel 25 L dan tas selempang kecil milik suamiku. Sedangkan dia membawa ransel 55L dan tas kameraku.

Kami tak menemui kendala yang berarti saat naik MRT ke arah stasiun Aljunied. Aku juga agak surprise saat menggunakan kartu EZ link yang kubeli lima tahun lampau ternyata masih bisa digunakan dan saldonya masih ada. Kami menyempatkan diri makan malam di gerai India dekat stasiun, maklum lupa makan minum semenjak dari bandara.

Hotel Chang Ziang yang kupesan berada di kawasan red district Geylang. Meski dinobatkan sebagai daerah prostitusi, tapi sumpah tempat ini aman damai saja kok. Kami sempat nyasar kesana kemari dan ternyata jalannya lumyan jauh dari stasiun yaitu sekitar 4-5 blok. Lumayan banget kalau sambil gendong ransel. Hotel ini kupilih karena yang paling murah x_x . Biasanya sih ya kalau aku mbolang ke Singapura, pastilah pilih hostel, paling bayar 80ribu per malam. Lha ini hunimun mosok ya tidur di hostel. Krik.
Geylang di pagi hari

Pagi hari, aku sudah menyiapkan sarapan untuk suamiku: mi gelas XD *pasangan pelit. Kami mencari transportasi bis untuk menuju daerah Raffles Station, namun karena ruwet akhirnya pilih jalan kaki dan naik MRT lagi. Yee welcome to Singapore!! Meski kami berdua sudah pernah ke sini tapi Merlion adalah destinasi wajib bagi turis ya sepertinya. Ibarat nggak makan nasi, nggak ke Singapore kalau belum ke Merlion. 

autis ngurusi kamera


Masih semangat, heading to next destination: Universal Studio Singapore!!! Berhubung ini destinasi yang sudah pasaran, jadi nggak perlu ta detailkan lagi. Lagipula sudah pernah kutulis di posting sebelumnya saat aku pertama kali mbolang keluar negeri http://elitachoice.blogspot.co.id/2012/02/day-6-universal-studio-keren-maksimal.html. Atraksi andalan kesukaanku adalah: 1. Transformer, 2. Mummy, 3. Jurrasic Park. Sayangnya waktu kesini, atraksi yang mummy lagi ada perbaikan. Huu kecewa. Saat aku nunjuk roller coaster ternyata suamiku nggak mau naik (ini dengaren banget lho. Biasanya dia sukanya ginian) alasanya nanti jadi mual apalagi belum makan. Yaiyalah gak makan, lha makanan di USS harganya ga masuk akal.



Sekitar tengah hari, kami memilih keluar USS dan mencari makan disekitar Sentosa Island. Yah harganya lebih manusiawi lah dibanding didalam USS. "Gimana kalau kita sekarang langsung ke Garden by the Bay?" ujarku karena jam masih menunjukkan pukul 3 sore.Padahal destinasi Garden by the Bay kurencanakan besok.

Garden by the Bay adalah taman terkeren sedunia (menurutku). Kalau kesini tentu saja wajib ke Flower Dome dan Cloud Forest. Saranku kalau ke Singapura ya, gak papa ga ke USS tapi ke Garden by the Bay adalah wajib ain! Aku dan suami yang sudah teler jalan kaki di Merlion, USS, dan Sentosa, lebih memilih naik shuttle bis bayar 3$ PP dibanding jalan kaki jauh.


Sumpah Singapura ini gila! Orang-orangnya cerdas banget. Satu komplek taman besar itu adalah buatan dan membentuk ekosistemnya sendiri. Kolam dan berbagai tumbuhan tertata apik disini. Dari kejauhan terlihat pohon buatan dan itu bukan hanya hiasan lho. Fungsinya adalah penangkap hujan dan uap yang nantinya airnya digunakan untuk menyirami ekosistem didalamnya.

Flower Dome dan Cloud Forest terletak berdekatan. Kami memilih masuk ke Cloud Forest terlebih dahulu karena pintu masuk akan ditutup sekitar jam 17.00 sedangkan saat itu sudah hampir jam 16.00. Cloud Forest merupakan hutan indoor yang didesain sedemikian rupa sehingga membentuk suatu ekosistem yang mirip hutan didalamnya. Setelah pintu masuk, kami disambut air terjun. Ya air terjun sungguhan dari lantai 6! Aku merasakkan hawa dingin dan cipratan air terjun. Aku hanya bisa geleng-geleng.






Otak engineerku mulai berpikir (*halah lebay), gimana dulu konstruksi tempat ini? luarnya full terbuat dari kaca supaya tumbuhan didalamnya mendapat cahaya matahari yang cukup. Bagaimana mengatur pompa untuk menaikkan air? Bangaimana mengatur kelembaban? Bagaimana mengatur temperature? Bagaimana material yang digunakan sebagai media tanam tetap kokoh saat tumbuhan sudah mulai lebat? Ahhh!! Molla kalau bahasa Koreanya alias Je ne sais pas alias kula mboten ngertos. Ini menjadi PR sendiri untukku supaya terus belajar dan belajar.



Cloud Forest memiliki 8 level. Setiap lantainya memiliki tema tersendiri. Terdapat juga jembatan keren yang bikin awang-awangen pada ketinggian. Kami berdua mencapai puncak cloud forest dan menikmati sunset indah Singapore yang terbenam diantara gedung pencakar langit.




Meski sudah gelap, rugi kan kalau nggak ke Flower Dome. Untung saja pintu masuk ditutup jam 19.00 dan saat itu jam 18.00. Taman indoor ini berisi bunga-bunga indah. Agak nyesel juga kenapa pas kesini sudah gelap, jadi bunga-bunga indahnya sudah tidak kelihatan juga. Kami berdua menyusuri taman ini dalam gelap. Tiba-tiba terlihat tanaman ranting dengan bunga berwarna pink dan putih. Oh Sakura!!!! Akhirnya impianku melihat bunga sakura asli sudah terjawab ya XD pertama lihat, aku sempat ragu ini bunga betulan atau tidak apalagi cahaya nya remang-remang. Saat kuperhatikan detail ternyata memang pohon sakura betulan dan tidak hanya satu tapi puluhan pohon bermekaran.






Ini yang membuatku berpikir lagi, Singapura memang super duper crazy pol-polan. Mereka merekayasa kondisi bangunan tersebut agar sama seperti musim semi di Jepang suapaya bunganya dapat bermekaran. Ternyata bunga di Flower Dome juga berganti-ganti sesuai dengan apa yang lagi kekinian. Suatu waktu aku pernah lihat update temanku di Flower Dome yang isinya bunga tulip Belanda. That's soud insane to create a season! Tapi itu possible. Ngeri deh.

Selanjutnya kami mengejar atraksi Big Tree di luar bangunan tersebut. Atraksi mempertontonkan cahaya kelip warna warni diantara beberapa pohon buatan raksasa yang ada disana. Sayangnya kami hanya bisa melihat dari kejauhan, saat sampai di Big Tree, atraksinya sudah selesai. Apes.

Saat itu batukku yang belum sembuh semakin meradang karena capek, kena temperatur dingin di Flower Dome, dan angin di area Big Tree. Sebelum kesini, dokter juga memvonisku terkena bronkitis atau radang saluran paru-paru. Aku hanya bisa duduk. Sedangkan suamiku masih semangat foto ini itu. Tak bilang "Aku tunggu disini," dengan diselingi batuk dan dia meninggalkanku untuk mencari spot foto. Entah kenapa aku tiba-tiba laper dan melirik chitato yang kubawa. Baru makan satu chips, batukku langsung kambuh ga karu-karuan. Rasanya sampai mual, ga bisa nafas, ga bisa ngomong, dadaku sakit banget. Mau panggil-panggil suamiku tapi ga ada suara yang keluar. Cuma keluar air mata. Duh Gusti, kalau hidupku sampai sini, aku pasrah -_-". Sampai aku mikir segitunya karena saat itu benar-benar parah.

Hasil jepratan suamipas ninggalin aku :p

Setelah tersiksa beberapa menit, akhirnya suamiku datang dan nyadar kalau aku kesakitan parah -_-" air minum sisa yang dia bawa langsung kuteguk habis. Permen mint semua ta makan. Akhirnya aku agak bisa bernafas. "Gak jadi ke Jepang ta? kita balik lagi Indonesia," ujarnya menawarkan. "Apahhh???!!!! Kita harus tetep ke Jepang!" aku keukeh. Aku percaya suatu keajaiban akan terjadi di Jepang karena dari awal sudah ada tanda-tandanya mulai iklan di Soekarno-Hatta, sakura buatan di Changi, dan pohon sakura di Flower Dome. Really?





Read More

Kamis, 01 September 2016

Sweet Sour Honey Lemon (3): Itenari dan Budget BackHoneyPackMoon

Sebelum kuceritakan pengalaman yang absurd selama menjalani backpacker bersama suami baru, berikut ini kurangkum dulu itenari dan budget melakukan perjalanan tanpa rencana matang ini. Yah sebagai pembanding jika ingin melakukan (kebodohan) hal yang sama.

Tiga negara ini dipilih karena awalnya kami hanya ingin ke Jepang dan ternyata harus transit dari Kuala Lumpur Malaysia (maklum peswat AA). Saat diteliti lebih jauh ternyata sebelum ke Jepang ada satu tanggal merah dan jadilah kita perpanjang rute bacpackernya mulai Singapura. Jadilah mbolangnya ke Singapura-Malaysia-Jepang. "Honeymoon apa kejar setoran Bu?" Ya mumpung dapet cuti dengan alasan nikah, kan?


Mari kita buat asumsi dulu, misal 1 $ Singapore = Rp 10.000 , 1 Ringgit= Rp 3.500 , dan 1 Yen=Rp 150 . Budget yang kuhitung dibawah ini adalah untuk berdua. Ehm yang jomblo mungkin bisa baca budget dan itenari saya di posting lain sebelum ini. Bukannya mau menyindir tapii tapii tapii nginepnya kan bisa di hostel,lebih murah meriah dan dapat banyak pengalaman.

Day-1 Singapura

Berhubung nyampainya malam jadi kami langsung menuju hotel di daerah red district-Geylang XD. Milih hotel di daerah ini karena murah. Meski dinamakan distrik merah alias tempat prostitusi, tapi fine fine aja kok.

Pesawat Jakarta-Singapura: 2x Rp 280.000,-
Kartu EZ link: 2x 15$
Makan malam, nasi briyani+roti canai+teh tarik: 5$
Hotel Chang Ziang Geylang: Rp 450.000,- (pesan lewat situs traveloka)
(+) murah, lumayan dekat dengan MRT Aljunied, fasilitas lumayan lengkap (minum, sabun dkk, air hangat, ac, tv, handuk, heater)
(-) hotel lama, kamar sempit, red district
Total: Rp 1.360.000,-

Day-2 Singapura



Kejar setoran jalan-jalan. Pagi hari berangkat jam 6 pagi langsung ke daerah diseitar merlion, meski sama-sama pernah kesini tapi ini kayaknya destinasi wajib kalau ke Sinagpore. Dilanjutkan mbolang ke Universal Studio. Sorenya langsung berangkat ke Garden by the Bay.

Sarapan, pisang+roti canai+nasi ayam+teh tarik: 8$
Tiket Universal Studio: 2x60$
Tiket Garden by the Bay: 2x24$
Tiket shuttle bus: 2x3$
Hotel Chang Ziang Geylang: Rp 450.000,-
Total: Rp 2.190.00 ,-

Day-3 Singapura- Malaysia (Melaka)


Setelah lelah jalan-jalan di hari kedua, kami berangkat agak siang menuju Malaysia. Tujuan kami adalah Melaka. Aku sudah pernah kesini dan jatuh cinta dengan suasananya. Kami sampai Melaka malam hari dan hotel menolak menerima kami meski sudah booking jauh hari. Cerita lengkap di posting selanjutnya ya. Malam hari kami berdua gembira karena bisa jalan-jalan di pasar malam Jonker Walk dan beli ini itu :D

Sarapan, mi gelas bawa dari Indonesia: 0
Tiket bus Johor Baru - Melaka: 2x30 RM= 60 RM
Makan malam, nasi lemak: 2x3RM= 6 RM
Jajan di pasar malam= 5RM
President suite Heeren by the River= Rp 900.000,-
Total: Rp 1.148.00,-

Day-3 Malaysia (Melaka-Kuala Lumpur)

Kami berjalan-jalan keliling Melaka hanya dengan jalan saja sudah cukup. Semua sudut kota Melaka ini keren dan nggak salah dinobatkan sebagai UNESCO Heritage. Kami berdua jalan menyusuri sungai, museum-museum, dan naik ke bukit untuk melihat benteng. Saking asyiknya jalan-jalan, kami kesorean sampai ke terminal dan nyaris tidak mendapatkan bis ke Kuala Lumpur. Meski akhirnya dapat bis namun kami terlalu malam sampai di KL dan harus naik taksi, hikss ini taksinya nyecam (scam) lagi. Jadinya harus bayar taksi dengan harga selangit.

Sarapan, nasi ayam melaka: 2x10RM
Bus Melaka-Kuala Lumpur: 2x15RM
Makan siang, cap cay: 15RM
Taksi: 70RM
Hotel Sepurna: Rp 200.000,-
(+) dapat sarapan, air hangat, TV
(-) kamar sempit banget tapi nggak masalah buat transit
Total: Rp 672.500,-

Day-3 Malaysia (Kuala Lumpur) - Jepang (Tokyo)

Kami tidak sempat jalan-jalan keliling Kuala Lumpur sama sekali! kebodohan kan ya? Untung aku sudah 3x kesini dan itu kali keempat. Suamiku yang belum pernah ke KL penasaran untuk jalan-jalan. Namun apa daya, pesawat ke Tokyo berangkat jam 2 siang. Sesampai Tokyo jam 10 pagi dan bisnya tidak mau menerima uang pecahan 10.000 yen dan akhirnya naik taksi lagi. Itu adalah taksi termahal seduniaaaaa.

Taksi ke stasiun: 10RM
Fast Train: 2x40RM
Makan siang, McD: 15RM
Pesawat KL-Tokyo Haneda: 2x Rp 950.000= Rp 1.900.000,-
Taksi Haneda-hotel: 3000Yen
Hotel My Kamata Stays= Rp 980.000,-
(+) nyaman banget disini, desain modern dan compact. Sabun dan sampo wangi. Recomended lah
(-) nggak ada
Total: Rp 3.972.500

Day-4 Tokyo-Kyoto


Kami tak menghabiskan banyak waktu di Tokyo dan sejujurnya aku belum menyusun itenari. Tengah hari kami sudah naik Shinkansen ke Kyoto. Kami memutari Gion malam-malam. Bangunan tua la jepang,lorong khas di film samurai,lentera sepanjang jalan, bulan setengah bersinar, dan udara dingin yang menusuk. Sumpah ini romantis!!! Huu jadi pengen kesana lagi.

JR Pass: 2xRp 3.200.000= Rp 6.200.000,- (bebas naik transportasi JR selama 7 hari dan harus dibeli diluar Jepang)
Bis: 2x 40 Yen= 80 Yen
Makan malam, mi instant dan yang aneh-aneh di eleven= 500 Yen
Laundry: 80 Yen
Hotel Kyoto Lantern Guesthouse: Rp 1.400.000,-
(+) Hotelnya jepang bangeet, tidur pakai tatami, ada lemari kayak di film doraemon, dindingnya kertas tebal, lokasi strategis
(-) mahal (*mindset Indonesia), nggak dapet sarapan
Total: Rp 7.699.000,-

Day-5 Kyoto


Explore wisata di Kyoto, sumpah keren dan Jepang banget. Pagi hari kami jalan-jalan di Gion (lagi). Siangnya ketemu seniorku dan diajak jalan-jalan ke Ramen Halal dan Toji temple. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke pusat oleh-oleh dan jalan kaki sampai hotel.

Bis: 2x500 Yen= 1000 Yen
Makan siang, ramen halal: 2x500 Yen=1000 Yen
Tiket Toji temple= 2x 800 Yen= 1600 Yen
Makan sore, Mc D= 500 Yen
Makan malam, sushi dan barang aneh di minimarket= 1000 Yen
Hotel Kyoto Lantern Guesthouse: Rp 1.400.000,-
Total: Rp 2.265.000,-


Day-6 Kyoto


Pagi hari, kami bawa semua perlengkapan dan pindah tempat menginap di apartemen seniorku, Mbak Atid (huu makasih banyak). Kita juga diantar Mas Aria, suami Mbak atid ke Arashiyama dan dibeliin jajan. Setelah itu kami berdua melanjutkan jalan-jalan ke Kikankuji dan Fushimi Inari.

Bis: 2x500 Yen= 1000 Yen
Tiket Kikankuji: 2x1000 Yen
Makan malam, bento box: 1000 Yen
Apartemen Mbak Atid: 0
Total: Rp 450.000,-

Day-7 Kyoto-Masashima-Tokyo


Ini kebodohan berikutnya karena belum menyiapkan itenari. Jadinya kami putuskan mampir ke gunung Fuji, lalu malamnya sampai Tokyo.

Bis Masashima-Kawaguchi lake PP: 2x8400 Yen= 16800 Yen
Makan siang, roti= 200 Yen
Makan malam, beef: 2x500 Yen= 1000 Yen
Hotel Yanagibasi Tokyo= Rp 950.000,-
Total: Rp 3.650.000

Day-8 Jepang(Tokyo)-Malaysia(Kuala Lumpur)-Indonesia(Surabaya)


Kami menyusuri Tokyo: Akihabara, Hachiko, Ueno Park, dan Harajuku. Pesawat kami berangkat jam 10 malam dari Haneda.
Makan siang, yoshinoya: 2x500 Yen= 1000 Yen
Locker di stasiun: 800 Yen
Pesawat Tokyo-Kuala Lumpur-Surabaya= Rp 5.000.000,-
Total: Rp 5.270.000,-

Grand Total: Rp 25.027.000,- untuk ber-DUA

Uwowowowo gendeng, aku baru nyadar sudah mengahamburkan uang sebanyak itu. Belum lagi beli oleh-oleh ini itu (kebanyakan buat diri sendiri) XD. Kalap! kalap! apalagi waktu di daiso!


Note:
1. Harga diatas hanya perkiraan,aku ya semacam lupa ingatan saat menghamburkan memanfaatkan uang.
2. Sebisa mungkin bayar didepan sebelum melakukan perjalanan: tiket pesawat, hotel, tiket masuk wisata. Selain mengurangi beban saat membayar, kita juga tidak perlu membawa uang cash terlalu banyak.
3. Siapkan itenari dengan jelas!Jangan kayak aku yang menggeje. Sebenarnya biaya transport bisa dipotong jika aku memasan pesawat KL-Kansai. Atau memangkas biaya taksi yang tidak perlu.
4. Jangan lupa selalu sediakan uang USD karena mudah ditukar dimanapun.
5. Sebenarnya total yang aku keluarkan lebih besardari grand total diatas, yaitu untuk membeli oleh-oleh dan hal lain.

Kok bisa ngumpulin sebanyak itu? Ga bisaa, sangunya dari uang buwuhan (Paraaaah!) dan itupun aku masih harus gesek credit card ku yang ujung-ujungnya terbelit hutang selama 3 bulan :p.

Yah meski gitu.


Semua perjalanan yang kualami adalah PRICEless! Bukan hanya soal destinasi yang apik, namun ini soal pengalaman bersama melakukan suatu perjalanan di negeri antah berantah. Sebagai investasi pengalaman kami berdua sebelum hari tua. Sebagai seremonial bagi kami sebelum memulai hidup baru. Jika sekarang aku menutup mata, masih kuingat bagaimana rasanya aku menggandeng tangannya sambil meniupkan uap di udara yang dingin.

Read More

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena