a choice that change my life

Senin, 18 Mei 2015

Stray Day in Hongkong Macau (4): Edisi Kalah Judi I

Hari terakhir adalah hari kalah judi. Bagaimana tidak? Kami harus menenteng tas besar kemana-mana, makan cap hemat pol-polan, nyasar, lari mengejar kapal ferry, shalat di pelataran toko, fakir air minum, dan tidur nggembel. Asiknya hari itu kami sempat masuk ke tempat judi beneran lho,,, settingan macam film action Jackie Chan. Bisa jadi hari itu terbilang hari 'kalah judi' bagi kami.

Jalanan kota Hongkong.

Hari terakhir kami di Hongkong diisi dengan menenteng tas sebesar panda kemana-mana. Destinasi hari itu adalah: naik peak tram, Victoria Peak, eskalator terpanjang sedunia, dan sore hari menaiki ferry cepat kembali ke Macau. Pagi hari, seperti biasanya kami memakan mi cap mama rasa tom yam dengan memanfaatkan air hangat dari hostel. Selanjutnya kami check out dan mulai menenteng backpack keluar dari penginapan. Destinasi pertama yang dituju adalah naik peak tram ke Victoria Peak. Cari jalur dan stasiun MRT nya pun harus jalan kaki agak jauh yaitu disekitar taman tsim tsa tsui. Setelah itu kami harus berjalan kaki menanjak sekitar 500 meter ke stasiun Peak Tram. Peak Tram ini menghubungkan upper level (Admiralty) dengan Victoria Peak via mid level. Pajang lintasannya 1,4 km dengan elevasi 400 meter. Konon ini adalah stasiun kereta tertua di Hongkong dan dibangun pada tahun 1881.

Jalanan bawah tanah kota Hongkong.
Didalam peak tram.

Setelah menimbang, menakar, dan mengatahui akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket termurah yaitu one way peak tram. Tram mulai menanjak dengan sudut ekevasi yang cukup menegangkan. Naik peak tram Hongkong ini mengingatkanku pada peak tram di Penang yang pernah kunaiki (http://elitachoice.blogspot.com/2013/03/cerita-mudik-iv-penang-heritage-town.html). Dari jendela tram, terlihat deretan gedung pencakar langit di Hongkong yang tertata rapi dan terbelah oleh laut. Aku hanya terpana sambil sesekali menjepret kameraku dengan rasa was-was karena kemiringan tram.

Sesampainya di stasiun pemberhentian, kita hanya bisa tolah toleh. Sedangkan pengujung yang lain melanjutkan perjalanan ke museum Madame Tussaunds dan Sky Terrace. Kami yang berprinsip hemat tidak membeli tiket terusan untuk keduanya. Lha kebanyakan dari kami sudah mengunjungi Museum Madame Tussaunds yang terletak di Bangkok. Soal sky terrace kami juga mikir-mikir mau ngeluarin uang. Ealahh backpacker kere...

Didepan madame Tussaunds.

Mendadak hujan deras mengguyur, kami memutuskan untuk bersantai di tempat perbelanjaan disana. Ternyata disana tidak ada tempat untuk ngesot-ngesot. Akhirnya kita memutuskan ndeprok didepan mall sambil membiarkan tas backpack keleleran. Melas banget. Jam sudah menunjukkan sekitar pukul 12 siang. Kelaparan. Kami memutuskan mencari makan di mall tersebut. Jangan bayangkan kami akan makan di restoran atau gerai fast food. Alih-alih, kami malah mencari makanan di gerai semacam 7eleven. 

Aku patungan dengan Dini dan Sani untuk membeli ayam kecap frozen dan roti. Lalu dimakan di emperan mall lagi. Aku kebingungan bagaimana cara memakan ayam kecap yang telah dioven itu. Mau pakai tangan takut kotor. "Tenang," ujar Dini lalu dia mengeluarkan se-pak plastik bening ukuran 1 kg. Lalu dengan santainya Dini menggunakan plastik itu untuk membungkus tangan dan mulai mempereteli daging ayam kecap dan menaruhnya kedalam roti. Aku cuma bisa terkaget "Sebenarnya apa tujuannya bawa plastik?" tanyaku. "Ya biar bisa dipakai kalo mau makan pakai tangan tapi gamau kotor,"jawabnya santai. Astaga... Sungguh kreatif.

Selepas makan siang, aku kembali bersemangat untuk berfoto dan menjelajah. Hujan pun mulai mereda hanya tinggal gerimis. Aku memasang jas hujan plastik dan mulai berfoto kesana kemari. Kami juga memutuskan untuk masuk ke bangunan sky terrace meski agak sedikit sedih karena tidak bisa naik ke lantai teratas. Males banget kalau harus bayar lagi. Hehe..
I love you ^^

Love Bear


Didepan sky terrace.

'Free to 13th floor'- spanduk itu terpajang di bangunan depan gedung sky terrace. Terang kami sekelompok backpacker tak akan mengindahkan tulisan "Free"!!! Langsung saja kami menuju bangunan tersebut kalau tidak salah namanya bla bla bla Garden.

Bang Asrul di titik tertinggi.

Hujan dan tetap bahagia.

Victoria peak!!

Tak salah kami batal membeli tiket ke sky terrace. Ternyata kami bisa mengakses pemandangan sekeliling Hongkong dengan gratis! Ayeyeye.... Dari titik tertinggi, kami bisa melihat dengan leluasa landscape kota Hongkong. Gerimis pun tak menyurutkan langkah kami untuk menikmati pemandangan itu. Meski awan tebal menyelimuti kota Hongkong, aku masih bisa senyum puas menyaksikan deretan gedung tinggi yang tertata rapi di sepanjang teluk.


Maybe this the poorest backpacker ever but worthed memories ever!!!

Read More

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena