Aku bukan tipe orang yang suka mengeluh terus menerus. Selalu berpikir 100 kali untuk berbicara "aku capek" apalagi update status ga penting yaitu mengeluh. Kalaupun aku cerita tentang kegiatanku, itu hanya untuk bercanda atau untuk menolak aktivitas yang lain. Tapi kali ini, 'i can't handle it'. Aku hanya ingin dihargai tentang keputusan dan target hidupku.
Jalan-jalan keluar negeri, adalah salah satu target hidupku yang harus kulaksanakan saat aku masih mahasiswa. Apa salahnya bermimpi tinggi??Aku bukan anak genius yang ikut lomba sampai luar negeri dan bukan anak orang berkecukupan. Mimpi seperti ini tentu hal yang cukup berat bagiku untuk mewujudkannya, terutama dari segi finansial. Maka semua cara halal kulakukan selama enam bulan sebelum keberangkatan untuk mencari uang.
Apa salahnya juga kalau semua orang tahu aku mau jalan-jalan keluar negeri??Aku bukan mau sombong atau apa, aku hanya ingin mencari teman untuk mbolang kesana dan hasilnya mimpiki ini ternyata mimpi beberapa orang yang ikut denganku juga yaitu Asthy, Adit, dan Ucups. Yang lain? Terserah mau ikut apa nggak, aku hanya mencoba menawarkan suatu mimpi.
"Kalau saatnya gini ga punya uang, kalau keluar negeri punya uang," sindir beberapa orang. Andaikan dalam film, aku sudah ngomel-ngomel ga karuan sama dia, nyungsepin dia ke kolam Kimia. Tapi karena kenyataan, hanya kujawab "ini mimpiku."
Perjuanganku mendapatkan dana finansial untuk mewujudkan mimpiku bukan hal mudah. Andaikan yang nyindir itu merasakan apa saja yang kulakukan. Aku kuliah S1 16 sks, ditambah kuliah S2 6 sks, les bahasa Prancis, dan ngasisteni praktikum dua mata kuliah. Kuliah S1 saja sudah cukup berat meski cuman 16 sks karena tugas-tuganya yang lumayan bikin stres, belum lagi materi di kuliah S2 yang bikin keringetan setiap mau ujian, lalu ditambah les Bahasa Prancis 3 jam setiap hari Senin-Jumat dan 5 jam setiap hari Sabtu. Belum lagi ngasisteni dua praktikum yaitu Rekayasa Bahan dan Teknik Optik. Mencari uang dengan kegiatan seperti itu bukan hal mudah.
Aku tidak mungkin mengandalkan uang bulanan untuk bekal keluar negeri. Langsung saja, uang bulananku 850 ribu: Bayar kos 200rb, makan 20rbx30hari= 600rb, sisa 50 ribu untuk beli kegiatan bulanan seperti sabun cuci dan sebagainya. Uang makan 20rb itu 5000 untuk makan pagi, 5000 untuk makan siang, 5000 untuk makan malam, dan 5000 untuk makan sepeda motor, jajan , uang modem, pulsa, dan beli galon. Benar-benar ngepas. Beasiswa?Tahun ini aku tidak mendapat beasiswa. Kalaupun dapat beasiswa, ta pakai untuk bayar SPP. Bukan untuk keluar negeri. Meski jengkel juga lihat penerima beasiswa lain yang menghambur-hamburkan uangnya. Masih mending kalau untuk beli hape atau laptop (kan kebutuhan), lha dipakai untuk update fashion terbaru!!!Hmmm....Beasiswa tak tepat sasaran.
Akhirnya aku mencari uang dengan cara ngelesin anak SMP setiap hari Minggu-Senin. Setiap bulan memperoleh uang sekitar 400rb. Setiap hari berangkat pagi untuk kuliah, tugas beres dengan pas-pasan, sorenya les bahasa Prancis, malamnya ngelesin, lalu pulang ke kosan jam 10 malam dengan tampang kucel karena belum mandi dari pagi. Belum selesai, lalu mengerjakan tugas sampai jam 12 malam.
Gizi juga semakin berkurang, otomatis aku menjadi jarang beli jajan dan selalu menahan diri dari godaan setan fashion yang terkutuk. Sepatu jebol, bongkar-bongkar sepatu lama untuk cari sepatu plastik yang ga akan jebol. Tas kucel dan bolong, bodo amat. Menahan diri saat ke mall dan melihat barang lucu. Sepeda ga pernah diservis, sampai ngerem sendiri.
Tentu saja rasanya jengkel kalau ada yang menyindir, rasanya pengen ta tapuk, kayak dia bisa aja cari uang sampai segitunya.
Saat ini baru terkumpul uang dua juta dari total tiga juta untuk budget minimum. Padahal hanya tinggal sebulan. Aku hanya bisa menunggu keajaiban. Semoga sebulan kedepan akan ada rejeki untukku. Aku yakin dimana ada kemauan, pasti ada jalan. Dan semoga orang yang menyindirku, dijauhakan dari kedengkian karena iri dengan sifatku yang gigih :p
Read More
Jalan-jalan keluar negeri, adalah salah satu target hidupku yang harus kulaksanakan saat aku masih mahasiswa. Apa salahnya bermimpi tinggi??Aku bukan anak genius yang ikut lomba sampai luar negeri dan bukan anak orang berkecukupan. Mimpi seperti ini tentu hal yang cukup berat bagiku untuk mewujudkannya, terutama dari segi finansial. Maka semua cara halal kulakukan selama enam bulan sebelum keberangkatan untuk mencari uang.
Apa salahnya juga kalau semua orang tahu aku mau jalan-jalan keluar negeri??Aku bukan mau sombong atau apa, aku hanya ingin mencari teman untuk mbolang kesana dan hasilnya mimpiki ini ternyata mimpi beberapa orang yang ikut denganku juga yaitu Asthy, Adit, dan Ucups. Yang lain? Terserah mau ikut apa nggak, aku hanya mencoba menawarkan suatu mimpi.
"Kalau saatnya gini ga punya uang, kalau keluar negeri punya uang," sindir beberapa orang. Andaikan dalam film, aku sudah ngomel-ngomel ga karuan sama dia, nyungsepin dia ke kolam Kimia. Tapi karena kenyataan, hanya kujawab "ini mimpiku."
Perjuanganku mendapatkan dana finansial untuk mewujudkan mimpiku bukan hal mudah. Andaikan yang nyindir itu merasakan apa saja yang kulakukan. Aku kuliah S1 16 sks, ditambah kuliah S2 6 sks, les bahasa Prancis, dan ngasisteni praktikum dua mata kuliah. Kuliah S1 saja sudah cukup berat meski cuman 16 sks karena tugas-tuganya yang lumayan bikin stres, belum lagi materi di kuliah S2 yang bikin keringetan setiap mau ujian, lalu ditambah les Bahasa Prancis 3 jam setiap hari Senin-Jumat dan 5 jam setiap hari Sabtu. Belum lagi ngasisteni dua praktikum yaitu Rekayasa Bahan dan Teknik Optik. Mencari uang dengan kegiatan seperti itu bukan hal mudah.
Aku tidak mungkin mengandalkan uang bulanan untuk bekal keluar negeri. Langsung saja, uang bulananku 850 ribu: Bayar kos 200rb, makan 20rbx30hari= 600rb, sisa 50 ribu untuk beli kegiatan bulanan seperti sabun cuci dan sebagainya. Uang makan 20rb itu 5000 untuk makan pagi, 5000 untuk makan siang, 5000 untuk makan malam, dan 5000 untuk makan sepeda motor, jajan , uang modem, pulsa, dan beli galon. Benar-benar ngepas. Beasiswa?Tahun ini aku tidak mendapat beasiswa. Kalaupun dapat beasiswa, ta pakai untuk bayar SPP. Bukan untuk keluar negeri. Meski jengkel juga lihat penerima beasiswa lain yang menghambur-hamburkan uangnya. Masih mending kalau untuk beli hape atau laptop (kan kebutuhan), lha dipakai untuk update fashion terbaru!!!Hmmm....Beasiswa tak tepat sasaran.
Akhirnya aku mencari uang dengan cara ngelesin anak SMP setiap hari Minggu-Senin. Setiap bulan memperoleh uang sekitar 400rb. Setiap hari berangkat pagi untuk kuliah, tugas beres dengan pas-pasan, sorenya les bahasa Prancis, malamnya ngelesin, lalu pulang ke kosan jam 10 malam dengan tampang kucel karena belum mandi dari pagi. Belum selesai, lalu mengerjakan tugas sampai jam 12 malam.
Gizi juga semakin berkurang, otomatis aku menjadi jarang beli jajan dan selalu menahan diri dari godaan setan fashion yang terkutuk. Sepatu jebol, bongkar-bongkar sepatu lama untuk cari sepatu plastik yang ga akan jebol. Tas kucel dan bolong, bodo amat. Menahan diri saat ke mall dan melihat barang lucu. Sepeda ga pernah diservis, sampai ngerem sendiri.
Tentu saja rasanya jengkel kalau ada yang menyindir, rasanya pengen ta tapuk, kayak dia bisa aja cari uang sampai segitunya.
Saat ini baru terkumpul uang dua juta dari total tiga juta untuk budget minimum. Padahal hanya tinggal sebulan. Aku hanya bisa menunggu keajaiban. Semoga sebulan kedepan akan ada rejeki untukku. Aku yakin dimana ada kemauan, pasti ada jalan. Dan semoga orang yang menyindirku, dijauhakan dari kedengkian karena iri dengan sifatku yang gigih :p