a choice that change my life

Sabtu, 17 November 2012

Semangat Iwak Peyek dari IN-DO-NE-SIA

 Iwak peyek...Iwak peyek nasi jagung
Sampai tuwek...Sampai tuwek...Indonesia tetap disanjung....

Hal yang menarik saat kuliah di lingkungan internasional adalah adanya pertunjukan dari berbagai negara. Pertunjukan yang bertajuk welcome show ini mewadahi segala talent show dari berbagai mahasiswa dengan bermacam kewarganegaraan di AIT. Negara yang tampil adalah Indonesia, Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam, Laos, India, Nepal, Sri Lanka, Pakistan, China, dan Filiphina.

Sekitar 56 mahasiswa Indonesia di AIT turut mempersiapkan acara ini. Tak ketinggalan,  kami mahasiswa telat dari ITS turut berkontribusi di akustik, tari, dan duta AIT. Sedangkan aku sendiri kebagian tari. Sudah hampir satu bulan lamanya berlatih tarian tradisional dari you tube. Delapan anak berlatih tarian burung dari Kalimantan dan empat anak berlatih tarian Papua. Lalu digabung menjadi tarian Sumatra.

Hari Welcome Show pun tiba, kami para penari dan duta Indonesia (Deni dan Dini) dirias oleh ibu-ibu sejak sore hari. Setelah maghrib, kami keluar dari 'kandang'. Nah baru diberitahu jika kita akan perform jam 1 pagi. Alamak,,, lumutan. Welcome Show diadakan di lapangan terbuka ditemani bintang malam dan nyamuk nakal. Aku hanya menonton sebagian penampilan dari negara lain karena aku harus berlatih untuk menghapal gerakan sebelum tampil. Wuih heboh-heboh, semakin malam semakin seksi dan ajub-ajub.

Beberapa pertunjukan yang sempat kulihat adalah drama dari Nepal, Indonesia (tentu saja), band dari Sri Lanka, tari tradisional dari China dan Myanmar, talent show drama dari Thailand, musik akustik dari berbagai negara, tarian barat, show Miss dan Mr AIT dan tarian kontemporer. Tarian tradisional dari Myanmar dibawakan dengan berbagai macam baju dengan warna mencolok dan perempuan cantik. Sedangkan Pentas drama dari Indonesia menuai tepuk tangan riuh dari penonton karena drama yang dibawakan sangat lucu, mengenai kehidupan sehari-hari di AIT. Penampilan paling buruk menurutku adalah band rock dari *******. Udah musiknya dum dum, soundnya rusak, penyanyinya cuma mangap sambil teriak "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA" kayak sakarotul maut. Rasanya pengen ta sawat sepatu wedges.

Jam dua belas malam, mata sudah tinggal 5 Watt. Namun panggung semakin memanas saja dengan tarian western. Perempuan-perempuan dengan pakaian serba mini seperti hotpants, tanktop, dan rok mini meliuk-liuk diatas panggung. Ini diskotek apa welcome show? Mana tariannya juga serba hot. Alamak =__=. Jam 1, acara dilanjutkan dengan musik akustik. Suara mbak Kiki yang menyanyikan lagu "killing me softly" dan Lucky mengalun dengan indah di bagian musik akustik. Akhirnya jam 2.30 pagi, kita tampil juga di acara tari kontemporer. Mata dan badan sebenarnya sudah tidak bisa diajak kompromi. Make up pun sudah luntur ga karuan. Tapi kita memperjuangankan semangat terakhir dan menari dengan digembira-gembirakan. Berikut ini video amatir yang direkam saat pertunjukkan tari.


Uniknya orang Indonesia memiliki ciri khas yel-yel yang heboh. Meski kalah jumlah dengan orang Sri Lanka atau Thailand, tapi suara kami bolehlah bersaing dengan mereka. Tiap ada jeda di panggung, kita selalu meniriakkan yel-yel. "Iwak peyek... Iwak peyek nasi jagung. Sampai tuwek... sampai tuwek Indonesia tetap disanjung. IN-DO-NE-SIA!!!" diiringi tepuk tangan prok prok proook. Heboh bener. Bahkan orang-orang dari negara lain ikut menyerukan yel-yel Indonesia. Kadang kita juga meneriakkan semangat bagi negara lain yang sedang tampil. Misalnya saat Thailand tampil, kita berseru "Su Su!" yang artinya sama dengan Semangat!. Sampai temannya temanku bilang "Negaramu  sangat bersemangat memberi yel-yel saat Welcome Show".

Soal Su Su, aku pernah bilang ke temanku yang Thailand. "You know, Su Su is milk in Indonesia language," kataku. "Milk of human or cow?" baliknya tanya dengan bercanda. "Of course, cow!," seruku. "Next time, I will say Milk Milk. It mean I say Su Su," ujarku.

"Apa maksudmu menyerukan nama negaramu dengan IN-DO-NE-SIA?," tanya Tooba suatu hari padaku. "Itu untuk menegaskan nama negaraku dan untuk memberi yel-yel semangat kepada yang lain," jelasku. "Do you know what is the meaning of iwak peyek? The word in our song?" kataku. "I don't know. Is it your national song?" tanyanya. "No. It is a popular song. The meaning of iwak peyek is name of food," kataku. Kita berdua langsung tertawa. Lalu kujelaskan tentang pantun yang merupakan sastra Indonesia. Pantun terdiri dari empat kalimat. Dua kalimat awal tidak memiliki arti, sedangkan dua kalimat akhir memiliki arti. Namun antara kalimat memilki hubungan di akhir kata yaitu kesamaan bunyi kata, bersajak ABAB.

Juara Welcome Show diumumkan. Kami menyabet tiga piala dari empat bidang yang diikuti:
1. Juara I Miss and Mr AIT

2. Juara 2 di musik akustik

3. Juara 2 di drama

Tari tidak mendapat juara menurutku karena saingan kita dari Sri Lanka memiliki tarian yang lebih indah dan lebih sesuai dengan temanya yaitu tari kontemporer. Namun kita sudah memberiakan tarian yang terbaik untuk menghibur. Tak ada rasa sesal, yang ada hanya kegembiraan.
Bapak Atase Pendidikan Indonesia turut hadir dalam Welcome Show :)
Sampai saat ini, yel-yel IN-DO-NE-SIA prok prok prok masih melegenda. Yel-yel itu disuarakkan di drama Pakistan. Bahkan aku tak sengaja pernah mendengar temanku Thailand meneriakkan yel-yel itu di dormnya. Aku ingin berkata dengan bangga:

 "I am Indonesian"


1 komentar:

  1. Wah, mbak elita, senang sekali aku baca artikel² dari mbak. Pengeeen juga bisa seperti kayak mbak.

    BalasHapus

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena