Setelah lama tak berkecimpung di dunia per-blogging-an, akhirnya aku kembali dengan cerita jalan-jalan (lagi) di tanah air Indonesia. Vakumku dalam dunia penulisan tak lain dan tak bukan karena masih menyandang status job seeker (ehm sampai sekarang). Entah berapa kali aku mengerjakan TPA sampai interview bolak-balik Surabaya-Jakarta sekitar 4 kali yang belum membuahkan hasil. Yah namanya rejeki, Tuhan yang ngatur, kita hanya berusaha dan berdoa. Eh, jadi curhat gini.
Kembali ke masalah per-bolangan, kali ini yang membuatku ingin kembali menulis adalah keindahan kepulauan Karimun Jawa. Sebenarnya perjalanan ini sudah direncanakan jauh hari sekitar bulan Februari 2014 dan berangkat sekitar akhir Mei. Namun karena adanya kebutuhan interview yang mendesak, akhirnya kubatalkan perjalan itu dan menghanguskan DePe alias nyumbang ke perusahaan tour. Keinginan berkelana ke Karimun Jawa terlupakan karena TPA, interview, puasa, idul Fitri dan 17-Agustusan.
Lagipula aku sempat browsing foto Karimun Jawa kok sepertinya so-so ( biasa-biasa wae )."Wen, Karimun Jawa bagus gak sih?", tanyaku pada Wenyyang sudah pernah pergi kesana."Wes ta apik banget El," jawabnya menggebu-gebu sambil menunjukkan beberapa foto di iPhone nya."Kok biasa aja wen, ini lagi mendung ya?"tanyaku balik."Iya ini pas mendung. Kamu coba kesana, beneran bagus," ungkap Weny.
|
Senja di dermaga Karimun Jawa |
Suatu hari, aku dan Putri-teman senasib sepenanggungan, akhirnya penat dengan dunia job seeker. "Put, ayo ke Karimun Jawa," ajakku. "Ayo tanggal 25-28 Agustus ya," jawabnya sambil mengecek Open Trip yang tersedia dari tur wisatakita. Jadilah kami pesan tur untuk tanggal 25-28 Agustus.
24 Agustus malam, aku dan Putri sudah membawa backpack dan duduk lesehan di Terminal Bungurasih untuk menunggu bis Surabaya-Jepara. Sebelum sampai ke Terminal ini, kita berdua sempat menghadiri nikahan teman di Tretes tanggal 23 Agustus lalu menginap sampai esoknya. 24 Agustus pagi sempat jalan-jalan ke Air Terjun Kakek Bodo lalu ke museum Trowulan Mojokerto dan makan sambel iwak wadher. Aku tak sempat pulang ke kos, akhirnya mandi di Terminal Bungurasih.
|
Air terjun Kakek Bodo Tretes. |
"Jeparang...Jeparang.." teriak seorang laki-laki dengan mikrophone di deretan Bus Jurusan Semarang, Kudus, Jepara. Kontan,aku dan Putri segera berlari ke arah bis,dibelakang kita juga ada perempuan muda menggeret tas dan koper ke arah bis yang sama. Saat sudah mendekati bis, tiba-tiba laki-laki itu berteriak "Semarang mbak, bukan Jepara. Kuping". Nggateli, ungkapku pelan. Jam menunjukkan pukul 9 malam dan laki-laki tadi akhirnya berteriak lagi dengan mikrophone "Jepara..Jepara... bis terakhir!".
Setelah mendapat tempat duduk, Aku dan Putri berkenalan dengan perempuan-perempuan muda yang tadi menggeret tas. Ternyata mereka mendaftar tur yang persis sama dengan kami berdua. Mereka berasal dari UNAIR, saat itu mereka mengaku dari jurusan FK, FKG, dan FKH. Mereka cantik, manis,muda, pintar, ramah dan GILA (yang jelas lebih gila dan absurd dibanding aku dimasa muda).
|
Suasana kapal KM.Sinjai. |
Bis Jaya Utama Jepara-Surabaya berangkat sekitar pukul 9:30 malam. Tiketnya seharga 90 ribu termasuk makan. Bis sampai di Terminal Jepara sekitar jam 3:30 pagi, perjalanan sekitar 6 jam. Setelah itu kami oper dengan becak ke pelabuhan Jepara, biayanya per orang 10 ribu. Kami yang sudah daftar tur tinggal mencari tempat meeting point yaitu warung Bu Dyah. Tur yang kuikuti 4 hari 3 malam,meliputi: tiket kapal sinjai PP Jepara-Karimun Jawa, makan 6 kali, homestay, tur ke pulau-pulau, dan sewa alat snorkeling. Harga paket turnya 600 ribu per orang.
|
Tingkat ke-3 KM.Sinjai. |
Kapal Ferry Sinjai akan berangkat apabila sudah penuh,hari itu kapal berangkat pukul 7:30 pagi. Aku dan Putri memilih duduk di tingkat kedua. Beberapa orang memilih duduk di tingkat ketiga karena suasannya yang open sky bak film Titanic. Beberapa orang yang nampaknya profesional passangers sudah menggelar tikar di lorong-lorong dan tidur disana. Awalnya aku pikir ih ndeso banget tiduran di lantai. Tapi setelah ferry berjalan selama 1 jam, aku sudah pusing-pusing dan ingin tiduran saja di lantai. Orang-orang kota yang awalnya ada di tingkat tiga mendadak bermigrasi ke tingkat dua secara massal, alasannya panas, yaiyalah open sky. Aku sempat tertidur dan terbangun empat kali namun ferry masih belum sampai tujuan.Untung saja aku menter naik kendaraan darat, laut dan udara meski menurutku ini yang terparah.Kepada pemabuk,sangat disarankan meminum antimo atau semacamnya lalu menggelar tikar di lantai.
|
Sebagian peserta tur. |
Setelah perjalanan sekitar5 jam, Ferry sampai pada jam 12:30. Pulau Karimun Jawa dan pantainya yang bergradasi biru muda dan tua sudah terlihat. Oh God, It's Paradise!
|
Pelabuhan Karimun Jawa.
|