a choice that change my life

Kamis, 19 Februari 2015

Tips Memilih Program Studi/Jurusan di Perguruan Tinggi

Berhubung aku memiliki dua saudara sepupu yang sedang menempuh kelas XII SMA, jadilah terkadang menjadi sasaran curhat masalah program studi dan universitas. Bukan hanya sodaraku yang curhat, tapi juga orang tuanya. Aku pikir ini adalah hal yang wajar dan memang menggalaukan bagi semua siswa SMA jenjang akhir. Penentuan program studi akan merepresentasikan dimana kita bekerja nantinya.

Berikut ini tips yang bisa kuberikan:

1. Pilihlah sesuai passion!

Terkadang orang tua memiliki kekhwatiran berlebihan jika anaknya masuk jurusan (yang menurut mereka) grade rendah dan masa depan yang masih gonjang ganjing. (Maaf) misalnya ilmu politik atau desain. Padahal jika belajar bersungguh-sungguh dan mengerti apa yang harus dikerjakan saat kuliah, bisa jadi kalian menjadi orang yang sukses. Taruhlah contoh temanku yang kuliah di Fisika,sekarang melakukan penelitian tingkat internasional dan melanjutkan studinya sampai doktor, melanglang buana mulai Jepang sampai Eropa. Atau ada juga orang tua yang khawatir jika anaknya kuliah di bidang seni seperti desain.Padahal banyak teman-temanku di jurusan desain yang sekarang sukses memilki usaha sendiri. Pun tak menjamin bahwa lulusan dari program studi grade tinggi misalnya teknik informatika atau teknik elektro memiliki pekerjaan yang menjajikan lebih daripada program studi yang lain.

Pilihlah sesuai passion!!! Pilihlah sesuai hobi kalian!!! Sesulit apapun program studi itu, jika kalian menyukainya maka belajar adalah candu yang dinikmati setiap hari. Misalnya dulu aku menyukai pelajaran kimia dan biologi tapi nggak suka darah. Maka program studi yang kupilih meliputi: Teknik Kimia dan Kesehatan Masyarakat. Jika menyukai fotografi bisa masuk ke jurusan jurnalistik atau seni. Jika menyukai bercocok tanam, bisa masuk jurusan pertanian. As easy as that if you know what you like!

Sesulit apapun pelajaran kuliahnya, mau itu integral rangkap tiga, hukum teori atom, atau yang lebih sulit, jika menyukainya that's not a problem. Jika program studi itu bukanlah favorit menurut orang tua kalian, maka jelaskanlah bahwa itu adalah kesukaanmu dan hobimu. Jelaskan juga profesi yang berhubungan dengan program studi itu.

2. Sesuaikan dengan kemampuan

Bagai punuk merindukan bulan- menginginkan sesuatu yang tak mungkin bisa dicapai. Benar bahwa kita harus memasang target tinggi namun harus realistis dan sesuai kemampuan juga. Kemampuan disini meliputi akademis, psikologis, dan finansial. Pertama, kemampuan akademis. Misalnya kalian jago dalam bidang kimia , bisa pilih masuk jurusan Teknik Kimia, Kimia, Material.

Kedua, Psikologis. Jika kalian ingin mencoba hidup mandiri, pilihlah universitas yang jauh dari rumah atau sekalian ke luar negeri (weww). Sebaliknya jika tidak bisa berpisah dari orang tua dan tidak suka traveling (sering homesick) bisa pilih perguruan tinggi yang di satu kota atau di kota sebelah dalam satu propinsi.

Ketiga, faktor financial. Untuk kalangan menegah keatas sepertinya tidak menjadi masalah berapapun biaya untuk masuk pergruan tinggi. Namun untuk kalangan menengah ke bawah, bisa jadi ini manjadi suatu masalah pelik. Sebenernya hal ini bisa di nego guys. Finansial bukanlah suatu penghalang karena banyak sekali kesempatan untuk mendapatkan beasiswa. Contohnya saya dulu masuk ke perguruan tinggi tanpa beasiswa tapi saat kuliah saya bisa mendapat beasiswa selama 3 tahun. Hanya tinggal menyerahkan data IPK, rekening listrik, dan air. Daaan 50% mahasiswa di tempatku mendapatkan beasiswa.

3. Pilih beberapa alternatif

Dari awal susunlah beberapa alternatif sesuai passion dan kemampuan. Jangan lupa juga perhatikan perbandingan diterima dan ditolak dari jurusan/ universitas tersebut. Misalnya jika bisa jangan gunakan pilihan 1: kedokteran UI, pilihan 2: Teknik Informatika ITB. Jreeng jreeng... Halal hukumnya jika sudah tau kemampuan kalian. Aku mendapat cerita pengalaman dari seorang siswa yang gagal SNMPTN gara-gara dia memasang rate yang sama-sama tinggi. Pilihan 1: Kedokteran UNAIR, Pilihan 2: Kedokteran UB. Mungkin lebih baik jika dia memasang 1: Kedokteran UNAIR 2: FKM UNAIR 3. Biologi UNAIR (Ini hanya contoh loh..). Jangan lupa juga buatlah alternatif Universitas swasta jika gagal SNMPTN misalnya Kedokteran Hang Tuah atau Wijaya Kusuma (contoh studi kasus Surabaya).


4. Masih galau?

Let me share about my experience. Waktu SMA kelas XII, aku juga mengalami kegalauan menjelang kelulusan. Saat itu jurusanku adalah IPA. Aku (setengah) menyukai pelajaran Matematika dan Kimia, Sedangkan nilai Fisikaku selalu mepet dengan batas standar bawah. Diluar itu,aku juga suka menulis, utak-atik komputer, dan desain grafis dengan adobe atau corel.

Jurusan apa yang kukejar?
1.Teknik Informatika. Saat itu (sampai sekarang) Teknik Informatika kelihatan bergengsi dan modern. Terlihat sangat high end kalau bisa masuk di jurusan ini. Aku juga sempat mengikuti lomba National Logic Competition yang diadakan oleh T.Informatika ITS.
2. Ahli Gizi karena aku suka makan.
3. Desain Grafis karena aku suka menggambar dan utak-atik software grafis.

Jurusan apa yang aku daftar?
1. Teknik Informatika UNS Solo. Aku mendaftar lewat jalur PMDK rapor (kalau sekarang PMDK Undangan) dan aku diterima di jurusan ini.
2. ITB: Fakultas Elektronika dan Informatika, Teknologi Industri, dan Desain (klo ga salah). Langsung gagal.hahahaha,,, tapi di emailnya dinyatakan bahwa aku bisa masuk univ swasta buatan Habibie tanpa tes.
3. Teknik Fisika ITS. Aku mendaftar lewat jalur PMDK dan diterima. What? Aku sebenarnya juga heran kenapa aku daftar ini karena aku tidak menyukai Fisika. Tapi entah mengapa saat aku memdaftar dan random antara Teknik Mesin dan Teknik Fisika, aku malah memilih Teknik Fisika. Malah sempat koar-koar ke teman-teman "Kalau aku masuk jurusan ini, aku akan menjadi ahli Fisika!". Sungguh koar-koar yang nonsense. 

Daftar kesini seperti untung-untungan. Tapi ternyata aku diterima =_= . Ini adalah caraku yang anti mainstream. Akhirnya aku memilih untuk masuk di Teknik Fisika ITS. "Sudah terlanjur nyemplung, basah sekalian". Meski aku tidak menyukai pelajaran Fisika, namun aku selalu berusaha memberikan yang terbaik meski sempat terseok-seok dan Alhamdulillah bisa melanjutkan ke S2 di bidang yang sama. Lalu dikemanakan hobi menulis dan grafis ku? Aku masuk sebagai jurnalis di ITS Online, dan aku juga sering didapuk menjadi sie publikasi karena aku suka mendesain poster dsb.

Wisuda S2 ITS.

Selamat Menempuh Pendidikan Baru :)
Man Jadda Wa Jadda --- Siapa berusaha akan mendapatkan hasilnya (Pepatah Arab)

1 komentar:

  1. Pertama, pilihan program studi tidak selalu merepresentasikan bidang kerja yang akan digeluti nanti. Banyak dari teman saya yang kuliahnya apa, kerjanya apa. Intinya gak usah khawatir pilihan program studi akan menentukan bagaimana pekerjaanmu nanti. Sebab kuliah itu menurut saya mengasah pola pikir seseorang. Dan perkenalan, dengan kuliah, akan membantumu untuk bersosialisasi dengan orang-orang terbaik pada masa mendatang. Aktif dalam organisasi juga menjadi alat katalis memperluas jaringan. Percaya saja bahwa jaringan itu nantinya akan bermanfaat kelak.

    Kedua, yang paling sulit yakni menjawab pertanyaan, 'Apa passion saya? Apa iya saya sesuka itu terhadap sesuatu yang saya anggap sebagai passion? Bagaimana kalau ternyata bukan passion, hanya kesukaan sesaat?'. Yang paling gampang yakni, lebih baik tidak memilih yang tidak disukai. Sisanya menjadi pilihan program studi yang akan dijalani.

    Anyway selamat!

    BalasHapus

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena