Hari kedua merupakan hari untuk full jalan-jalan. Rencananya kami akan berpetualang ke daerah sekitar Lantau Island, meliputi: Giant Budha dan Disneyland. Sebenarnya aku tidak seberapa minat masuk Disneyland, tiketnya bujubune yaitu per orang sekitar 450 ribu. Apalagi aku sudah pernah diberitahu seniorku kalau Disneyland itu cupu dan lebih banyak mainannya untuk anak-anak, berbeda dengan Universal Studio yang condong untuk remaja. "Kita harus ke Disneyland, masa jauh-jauh ke Hongkong ga kesana,"umbar Dini, bahkan dia sudah mempersiapkan bando Minnie Mouse H-5 bulan (yang pada akhirnya ga dibawa karena bandonya hilang :D).
Kungfu Panda di Hongkong. (Sani-Zjahra-Dini-Aku). (credit: Bang Asrul). |
Aku bangun di pagi hari dengan kerudung yang masih terpasang sepanjang malam. Maklum sekamar dengan laki-laki bikin susah juga. Seperti biasanya kami mengusir Bang Asrul saat akan mandi. Biasanya Bang Asrul menunggu sambil duduk dilantai depan lorong hostel yang sempit. Setelah ini itu, kami makan bersama dengan bekal mi instant yang sudah dibawa dari Thailand: merk mama rasa tom yam halal. Mi instant dimakan bersama dengan mangkok bakso kemarin malam. Tak lupa, kami mengisi botol kosong dengan air putih yang disediakan hostel.
Singkat cerita,kami akhirnya membeli tiket Disneyland dari staf hostel supaya tidak antri lagi saat sudah sampai. Tujuan pertama kami adalah Big Budha. Kami harus naik MRT ke statsiun Tung Chung. Kereta ke Tung Chung tanah melewati terowongan dibawah laut dan menyambung ke pulau lainnya. Setelah itu kami berencana naik cable car ke Big Budha, sayangnya saat itu cable car sedang dalam keadaan maintenance, jadilah kami memilih naik bis yang harganya lebih murah berkalilipat daripada cable car. Sepanjang perjalanan kami disuguhi dengan pemandangan khas Hongkong pedesaan: bangunan oriental dipadu dengan gedung modern, laut yang biru, daerah berbukit dan kepulauan yang cantik.
Sesampainya di Big Budha kami berfoto sepuasnya. Ternyata untuk mencapai pelataran Big Budha diharuskan membayar tiket masuk yang jika dirupiahkan bisa digunakan untuk makan 3 kali. Akhirnya kami memutuskan hanya berfoto di depannya. Hemat men...
Full team (Dini-Sani-Bang Asrul-Zjahra-Aku). |
Sani dan Ngong Ping. |
Komplek Big Budha. |
"Panggil apa nih? Khun?Koko?Cece?" tanya Dini sambil melihat ke arah kami. Kami sedang berada di toko oleh-oleh di sekitar Big Budha dan kebingungan bagaimana cara memanggil penjualnya. "Hi Miss, how much is this?" tanya Zjahra sambil menunjuk setumpuk kartu pos khas Hongkong kepada penjanga toko yang berwajah Chinese. "Dari Indonesia ya Mbak?' jawab penjaga toko itu dalam Bahasa Indonesia. Kami sempat speechless lalu tertawa. Buseet jauh-jauh ke gunung di desa masih aja ketemu dengan TKW. Emang semangat juang orang Indonesia di luar negeri iku jempol. Kami sempat sharing tentang daerah wisata di Hongkong. Sayangnya mbak penjual toko ga mau kasih diskon untuk barang belanjaan kami karena bukan dia yang punya toko.
Sekitar jam 10 siang kami sudah menaiki bis kembali ke stasiun Tung Chun. Kunikmati lagi pemandangan dari balik kaca bis. Perbukitan. Laut. Danau. Rumah oriental. Jalanan naik turun. Jurang. Indah. Sekitar 45 menit perjalanan dari Big Budha ke Tung Chun dan kami naik kereta khusus jurusan Disneyland.
Kereta khusus jurusan Disneyland ini sangat unyu. Bagaimana tidak? Bagian luarnya terdapat jendala tokoh Disney. Lalu bagian dalamnya terdiri dari sofa warna biru yang empuk dengan peletakan yang unik. Beberapa patung karakter Disney menghiasi interor kereta. Jendelanya berbentuk Mickey Mouse. Aww too cute to handle. Saat itu low season dan keretanya sepi penumpang. Jadilah kami berlima berfoto sepuasnya di dalam kereta.
Ini Bang Asrul ngapain?=_= |
Bukti pernah naik kereta. |
Bagian dalam kereta ke Disneyland. |
Welcome to the Disneyland Hongkong. Inilah tempat yang diimpikan oleh anak-anak. Dunia dongeng. Dunia fantasi dimana semua khayalan menjadi nyata. Alhamdulillah aku diberikan kesempatan untuk mendatangi tempat yang hanya bisa kulihat di bungkus puddle pop (berhadiah tiket jalan-jalan ke Disneyland) saat aku kecil. Meski sudah besar (ehmm) tapi siapa sih yang mau melewatkan permainan di Disneyland? Apalagi sudah bayar mahal. Peduli amat apa kata orang. Toh ga ketemu lagi nanti :p .Tak tanggung-tanggung, kami juga sudah menyiapkan bando ala Minnie Mouse supaya eksis bro. Lha bando di Disneyland haraganya 100 ribu rupiah keatas, beli di pasar malam dekat kampus cuma 6000 rupiah.
Taraa Disneyland!! (credit: Bang Asrul) |
Say hello:p |
This is how we do...
# Naik kereta shuttle unyu-unyu memutari separuh Disneyland.
didalam kereta shuttle. (credit: Dini). |
# Naik marry-go-round , aku pilih naik kuda poni putih :)
Masa kecil sangat bahagia. Ehh?(credit: Dini) |
#Film 3D Donald Bebek.
# Masuk ke wahana winnie the pooh yang sangat cupu tapi lucu. Aku ngefans winnie the pooh loh. Serius.Di wahana ini,kita naik kereta dan melihat cerita winnie the pooh yang dirancang sedemikian rupa, lengkap dengan efek air terjun dan hutan-hutannya.
I Love Pooh. (credit: Zjahra) |
# Masuk ke wahana Aladdin naik perahu. Disana diceritakan mengenai kisah Aladdin. Efeknya juga keren yaitu air terjun yang besar dan semburan api.
# Semacam rumah air di WBL (Wisata Bahari Lamongan) dengan tema koboi. Jadi disana banyak jebakan air dan harus dilewati gimana caranya.
#Masuk ke tontonan interaktif Lilo and Sticth yang bikin ngakak.
#Roller coaster air. Kereeennn... maju mundur cantik lalu jatuh dari ketinggian dan byuurrr!!!
#Mystic manor. Menurutku inilah wahana terkeren se Dineyland. Bahkan aku tidak sempat merekamatau mengambil foto saking kerennya!!! Disini kita naik semacam kereta berbentuk cangkir,setiap cangkir memiliki rute yang berbeda dan masuk ke dalam ruangan secara bergantian. Efek cahaya, suara, gerakan, asap, api, laser, dan musik semuanya terpadu secara sempurna. Seakan-akan kita memang sedang berada di negeri dongeng dimana lukisan bisa hidup, ketel bisa menari dan menyanyi, peralatan musik bermain sendiri, baju zirah berpedang, dan peri-peri berterbangan. Semuanya nyata dan indah.
#Parasut terbang. "Sir Yes Sir"-Toy Story.
#Roller coaster mobil Andi di Toy Story.
#Rumah boneka yang mirip banget seperti di Dufan.
#Roller coaster antariksa yang mirip dengan di Dreamworld Bangkok tapi lebih bagus.
#Berfoto dengan tokoh Disney. Sempat dadah-dadah heboh ke Minnie Mouse.
Foto bersama minnie. credit: Bang Asrul. |
Disana kami tidak membeli makanan dan minuman sama sekali. Lho kok? Harga air putih sebotol saja 30 ribu rupiah dan makanan diatas 100 ribu rupiah. Dini-si ratu hemat nan cerdik sudah membawa segepok roti dan abon sapi. "Din itu Nutri Sari buat apa?"tanyaku pada Dini. "Jadi kalau abonnya habis, nutri sari bisa dimakan dengan roti buat ganti selai,"ungkapnya. Sumpah kebacut dan sangat kreatif. "Din..din.. wajah ayu dan kota tapi penghematan ngelah-ngalahi wong ndeso," batinku. Jadilah kami menggelar piknik kecil di bangku taman. Mungkin terlihat seperti orang desa yang piknik di Sengkaling sambil bawa bekal mi goreng. Untuk lebih hematnya, kami mengisi botol dengan tap water. Peduli amir, yang penting kenyang dan bahagia.
Makan roti dan abon ==". |
Saat makan, banyak burung kecil yang merubungi kami. Kami memberikan sedikit serpihan roti pada burung itu. Maklum kami pecinta hewan. Tapi gara-gara ulah kami memberi makan burung, akhirnya kami diusir oleh petugas Disneyland. Hihii ternyata ada larangan memberi makan hewan liar. Mene ketehe.
Aku, Dini, Sani, dan Zjahra terlihat menonjol diantara pengunjung yang lain karena kami kerudungan, baju colorfull, pakai bando Minnie Mouse, dan ditambah tingkah laku naudzubillah seperti anak dibawah umur. Maklum guys...kami menyesuaikan dengan tempat dan waktu. Gara-gara itulah ada mbak kawai dari China daratan yang ingin berfoto dengan kami.
Banyak permainan yang belum aku coba karena kami hanya memiliki waktu setengah hari. Apalagi malamnya diguyur hujan sehingga pertunjukkan kembang api dibatalkan *sighh. Zjahra juga tidak enak badan sehingga sekitar jam enam sore kami memutuskan kembali ke Kowloon.
Sebelum ke Kowloon, kami sempat mampir ke Stanley Market. Saat itu hujan deras mengguyur sampai bajuku basah kuyup. Kami akhirnya memutuskan berhenti di Mc Donalds untuk makan malam. Menunya juga asik yaitu ayam, nasi, dan brokoli. Terobosan buat gerai fast food yang menyajikan paket sayuran bersamaan dengan ayam di menunya. Harganya sekitar 30 ribu rupiah. Jadi seharian di Hongkong cuma habis tiga puluh ribu buat makan.
Rencana kami untuk memutari Stanley Market gagal gara-gara hujan deras. Lalu kami kembali ke hostel di daerah Kowloon. Ini keluar dari MRT juga bingung, gara-garanya kami lupa harus keluar dari pintu yang mana. Masa pintu keluar ada A-F. Setelah tebak manggis, kami bisa menemukan jalan kembali ke hotel.
Ternyata ada toko souvenir di dekat hostel kami. Jadilah kami memborong dengan tak melupakan prinsip menawar. Sani dan Zjahra sudah memborong souvenir. Bang Asrul juga sudah memilih beberapa souvenir. Dini -si hemat, hanya membeli beberapa. Aku sendiri hanya membeli beberapa kartu pos, 1 kaos, dan gantungan kunci (yang entah dimana sekarang).
Cherry belok. |