Sebelum kuceritakan pengalaman yang absurd selama menjalani backpacker bersama suami baru, berikut ini kurangkum dulu itenari dan budget melakukan perjalanan tanpa rencana matang ini. Yah sebagai pembanding jika ingin melakukan (kebodohan) hal yang sama.
Tiga negara ini dipilih karena awalnya kami hanya ingin ke Jepang dan ternyata harus transit dari Kuala Lumpur Malaysia (maklum peswat AA). Saat diteliti lebih jauh ternyata sebelum ke Jepang ada satu tanggal merah dan jadilah kita perpanjang rute bacpackernya mulai Singapura. Jadilah mbolangnya ke Singapura-Malaysia-Jepang. "Honeymoon apa kejar setoran Bu?" Ya mumpung dapet cuti dengan alasan nikah, kan?
Mari kita buat asumsi dulu, misal 1 $ Singapore = Rp 10.000 , 1 Ringgit= Rp 3.500 , dan 1 Yen=Rp 150 . Budget yang kuhitung dibawah ini adalah untuk berdua. Ehm yang jomblo mungkin bisa baca budget dan itenari saya di posting lain sebelum ini. Bukannya mau menyindir tapii tapii tapii nginepnya kan bisa di hostel,lebih murah meriah dan dapat banyak pengalaman.
Day-1 Singapura
Berhubung nyampainya malam jadi kami langsung menuju hotel di daerah red district-Geylang XD. Milih hotel di daerah ini karena murah. Meski dinamakan distrik merah alias tempat prostitusi, tapi fine fine aja kok.
Pesawat Jakarta-Singapura: 2x Rp 280.000,-
Kartu EZ link: 2x 15$
Makan malam, nasi briyani+roti canai+teh tarik: 5$
Hotel Chang Ziang Geylang: Rp 450.000,- (pesan lewat situs traveloka)
(+) murah, lumayan dekat dengan MRT Aljunied, fasilitas lumayan lengkap (minum, sabun dkk, air hangat, ac, tv, handuk, heater)
(-) hotel lama, kamar sempit, red district
Total: Rp 1.360.000,-
Day-2 Singapura
Kejar setoran jalan-jalan. Pagi hari berangkat jam 6 pagi langsung ke daerah diseitar merlion, meski sama-sama pernah kesini tapi ini kayaknya destinasi wajib kalau ke Sinagpore. Dilanjutkan mbolang ke Universal Studio. Sorenya langsung berangkat ke Garden by the Bay.
Sarapan, pisang+roti canai+nasi ayam+teh tarik: 8$
Tiket Universal Studio: 2x60$
Tiket Garden by the Bay: 2x24$
Tiket shuttle bus: 2x3$
Hotel Chang Ziang Geylang: Rp 450.000,-
Total: Rp 2.190.00 ,-
Day-3 Singapura- Malaysia (Melaka)
Setelah lelah jalan-jalan di hari kedua, kami berangkat agak siang menuju Malaysia. Tujuan kami adalah Melaka. Aku sudah pernah kesini dan jatuh cinta dengan suasananya. Kami sampai Melaka malam hari dan hotel menolak menerima kami meski sudah booking jauh hari. Cerita lengkap di posting selanjutnya ya. Malam hari kami berdua gembira karena bisa jalan-jalan di pasar malam Jonker Walk dan beli ini itu :D
Sarapan, mi gelas bawa dari Indonesia: 0
Tiket bus Johor Baru - Melaka: 2x30 RM= 60 RM
Makan malam, nasi lemak: 2x3RM= 6 RM
Jajan di pasar malam= 5RM
President suite Heeren by the River= Rp 900.000,-
Total: Rp 1.148.00,-
Day-3 Malaysia (Melaka-Kuala Lumpur)
Kami berjalan-jalan keliling Melaka hanya dengan jalan saja sudah cukup. Semua sudut kota Melaka ini keren dan nggak salah dinobatkan sebagai UNESCO Heritage. Kami berdua jalan menyusuri sungai, museum-museum, dan naik ke bukit untuk melihat benteng. Saking asyiknya jalan-jalan, kami kesorean sampai ke terminal dan nyaris tidak mendapatkan bis ke Kuala Lumpur. Meski akhirnya dapat bis namun kami terlalu malam sampai di KL dan harus naik taksi, hikss ini taksinya nyecam (scam) lagi. Jadinya harus bayar taksi dengan harga selangit.
Sarapan, nasi ayam melaka: 2x10RM
Bus Melaka-Kuala Lumpur: 2x15RM
Makan siang, cap cay: 15RM
Taksi: 70RM
Hotel Sepurna: Rp 200.000,-
(+) dapat sarapan, air hangat, TV
(-) kamar sempit banget tapi nggak masalah buat transit
Total: Rp 672.500,-
Day-3 Malaysia (Kuala Lumpur) - Jepang (Tokyo)
Kami tidak sempat jalan-jalan keliling Kuala Lumpur sama sekali! kebodohan kan ya? Untung aku sudah 3x kesini dan itu kali keempat. Suamiku yang belum pernah ke KL penasaran untuk jalan-jalan. Namun apa daya, pesawat ke Tokyo berangkat jam 2 siang. Sesampai Tokyo jam 10 pagi dan bisnya tidak mau menerima uang pecahan 10.000 yen dan akhirnya naik taksi lagi. Itu adalah taksi termahal seduniaaaaa.
Taksi ke stasiun: 10RM
Fast Train: 2x40RM
Makan siang, McD: 15RM
Pesawat KL-Tokyo Haneda: 2x Rp 950.000= Rp 1.900.000,-
Taksi Haneda-hotel: 3000Yen
Hotel My Kamata Stays= Rp 980.000,-
(+) nyaman banget disini, desain modern dan compact. Sabun dan sampo wangi. Recomended lah
(-) nggak ada
Total: Rp 3.972.500
Day-4 Tokyo-Kyoto
Kami tak menghabiskan banyak waktu di Tokyo dan sejujurnya aku belum menyusun itenari. Tengah hari kami sudah naik Shinkansen ke Kyoto. Kami memutari Gion malam-malam. Bangunan tua la jepang,lorong khas di film samurai,lentera sepanjang jalan, bulan setengah bersinar, dan udara dingin yang menusuk. Sumpah ini romantis!!! Huu jadi pengen kesana lagi.
JR Pass: 2xRp 3.200.000= Rp 6.200.000,- (bebas naik transportasi JR selama 7 hari dan harus dibeli diluar Jepang)
Bis: 2x 40 Yen= 80 Yen
Makan malam, mi instant dan yang aneh-aneh di eleven= 500 Yen
Laundry: 80 Yen
Hotel Kyoto Lantern Guesthouse: Rp 1.400.000,-
(+) Hotelnya jepang bangeet, tidur pakai tatami, ada lemari kayak di film doraemon, dindingnya kertas tebal, lokasi strategis
(-) mahal (*mindset Indonesia), nggak dapet sarapan
Total: Rp 7.699.000,-
Day-5 Kyoto
Explore wisata di Kyoto, sumpah keren dan Jepang banget. Pagi hari kami jalan-jalan di Gion (lagi). Siangnya ketemu seniorku dan diajak jalan-jalan ke Ramen Halal dan Toji temple. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke pusat oleh-oleh dan jalan kaki sampai hotel.
Bis: 2x500 Yen= 1000 Yen
Makan siang, ramen halal: 2x500 Yen=1000 Yen
Tiket Toji temple= 2x 800 Yen= 1600 Yen
Makan sore, Mc D= 500 Yen
Makan malam, sushi dan barang aneh di minimarket= 1000 Yen
Hotel Kyoto Lantern Guesthouse: Rp 1.400.000,-
Total: Rp 2.265.000,-
Day-6 Kyoto
Pagi hari, kami bawa semua perlengkapan dan pindah tempat menginap di apartemen seniorku, Mbak Atid (huu makasih banyak). Kita juga diantar Mas Aria, suami Mbak atid ke Arashiyama dan dibeliin jajan. Setelah itu kami berdua melanjutkan jalan-jalan ke Kikankuji dan Fushimi Inari.
Bis: 2x500 Yen= 1000 Yen
Tiket Kikankuji: 2x1000 Yen
Makan malam, bento box: 1000 Yen
Apartemen Mbak Atid: 0
Total: Rp 450.000,-
Day-7 Kyoto-Masashima-Tokyo
Ini kebodohan berikutnya karena belum menyiapkan itenari. Jadinya kami putuskan mampir ke gunung Fuji, lalu malamnya sampai Tokyo.
Bis Masashima-Kawaguchi lake PP: 2x8400 Yen= 16800 Yen
Makan siang, roti= 200 Yen
Makan malam, beef: 2x500 Yen= 1000 Yen
Hotel Yanagibasi Tokyo= Rp 950.000,-
Total: Rp 3.650.000
Day-8 Jepang(Tokyo)-Malaysia(Kuala Lumpur)-Indonesia(Surabaya)
Kami menyusuri Tokyo: Akihabara, Hachiko, Ueno Park, dan Harajuku. Pesawat kami berangkat jam 10 malam dari Haneda.
Makan siang, yoshinoya: 2x500 Yen= 1000 Yen
Locker di stasiun: 800 Yen
Pesawat Tokyo-Kuala Lumpur-Surabaya= Rp 5.000.000,-
Total: Rp 5.270.000,-
Grand Total: Rp 25.027.000,- untuk ber-DUA
Uwowowowo gendeng, aku baru nyadar sudah mengahamburkan uang sebanyak itu. Belum lagi beli oleh-oleh ini itu (kebanyakan buat diri sendiri) XD. Kalap! kalap! apalagi waktu di daiso!
Note:
1. Harga diatas hanya perkiraan,aku ya semacam lupa ingatan saat menghamburkan memanfaatkan uang.
2. Sebisa mungkin bayar didepan sebelum melakukan perjalanan: tiket pesawat, hotel, tiket masuk wisata. Selain mengurangi beban saat membayar, kita juga tidak perlu membawa uang cash terlalu banyak.
3. Siapkan itenari dengan jelas!Jangan kayak aku yang menggeje. Sebenarnya biaya transport bisa dipotong jika aku memasan pesawat KL-Kansai. Atau memangkas biaya taksi yang tidak perlu.
4. Jangan lupa selalu sediakan uang USD karena mudah ditukar dimanapun.
5. Sebenarnya total yang aku keluarkan lebih besardari grand total diatas, yaitu untuk membeli oleh-oleh dan hal lain.
Kok bisa ngumpulin sebanyak itu? Ga bisaa, sangunya dari uang buwuhan (Paraaaah!) dan itupun aku masih harus gesek credit card ku yang ujung-ujungnya terbelit hutang selama 3 bulan :p.
Yah meski gitu.
Semua perjalanan yang kualami adalah PRICEless! Bukan hanya soal destinasi yang apik, namun ini soal pengalaman bersama melakukan suatu perjalanan di negeri antah berantah. Sebagai investasi pengalaman kami berdua sebelum hari tua. Sebagai seremonial bagi kami sebelum memulai hidup baru. Jika sekarang aku menutup mata, masih kuingat bagaimana rasanya aku menggandeng tangannya sambil meniupkan uap di udara yang dingin.