Kalau ngomongin tentang kuliner Gresik pasti mikirnya nasi krawu, otak-otak, dan jubung. Selain itu, Gresik juga punya makanan khas lain yang mulai langka dan patut dicoba lho:
Nasi Mener, Makanan Buyut yang Langka
Makanan ini merupakan makanan merakyat yang sudah ada sejak jaman Buyut. Konon, dulu nasi mener banyak dijual keliling dan pinggir jalan di Gresik. Tapi akhir-akhir ini pedagang nasi mener semakin sulit dijumpai.
Sebenarnya apa nasi mener itu? Nasi mener merupakan nasi yang disiram dengan kuah sayuran kangkung dan kenthi yang segar. Nasi mener semakin sedap dengan adanya sambal mangga muda. Kombinasi sayur dan sambal,rasanya menjadi segar, pedas, asam, dan khas.
Nasi mener semakin istimewa ditambah dengan berbagai lauk yang bisa dipilih seperti peyek, teri, telur bader, pindang, dan daging. Disajikannya sangat jadul dengan menggunakan pincuk daun pisang.
Penjual sego mener di kota Gresik bisa dihitung dengan jari. Salah satunya berada di Jl.Akim Kayat 03. "Saya sudah jualan disini sudah delapan tahun," ujar Maryana, penjual nasi mener . Penjual ini hanya membuka dagangannya mulai 08.00 - 13.00.
Nasi mener lengkap dengan lauk peyek dan ikan dapat dibeli dengan Rp 3000,-. Harganya yang murah menyebabkan makanan sederhana ini merakyat dan banyak dicari. "Saya sudah langganan karena rasanya enak apalagi sambal mangganya itu," ungkap Narti sebagai salah satu pembeli.
Bila ingin menikmati makanan jaman buyut yang sudah mulai langka, tak ada salahnya mencoba nasi mener ini. Apalagi kesegaran dari sayur mener yang khas takkan ditemukan dimanapun.
Bubur Tradisional Romo
Makanan yang berasal dari Gresik ini biasa disebut dengan lontong Romo atau Sego Romo, tergantung lontong atau nasi yang akan dipakai. Sedangkan yang dinamakan Romo sendiri merupakan sejenis bubur yang terbuat tepung beras.
Makanan yang jarang ditemukan tersebut terdiri dari lontong atau nasi, krupuk ikan yang sudah dihancurkan dan sayur kucuk yaitu sejenis kangkung yang tumbuh di tambak. Kesemuanya dilapisi dengan bubur Romo yang berwarna oranye kemerahan, tak lupa ditambah dengan sambal dan koya yang terbuat dari kelapa yang di sangrai.
Bubur Romo sendiri terbuat dari tepung beras, lombok yang mneyebabkan warnanya yang oranye kemerahan,santan, dan bawang putih. Tak seperti bubur biasa yang sedikit kasar, Romo memili tekstur yang lembut karena terbuat dari tepung beras. Meski mengandung lombok, Romo tak pedas tanpa sambal.
Bila memakan Romo, rasa gurih dan lembut berasal dari buburnya yang khas. Rasa krupuk ikan yang dilabur dengan bubur bersanding dengan rasa sayuran. menggunakan lontong ataupun nasi sama enaknya, tergantung pembeli. Romo semakin sedap dengan bungkus pincuk yang berasal dari daun pisang.
Harga dari Romo ini sangat terjangkau yaitu Rp 3.500 untuk setiap bungkusnya. Jika ingin membeli Anda dapat mengunjungi penjual Romo yang biasa mangkal di Jl. KH Abdul Karim 2 disebelah mushalla kampung. "Saya buka tiap harinya mulai jam 06.00 sampai 10.00 ," ujar Dewi, penjual Romo. (el)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah kalo asti makan yang bubur romonya, langsung men**et2 dia hahhhahah
BalasHapus