Judulnya 99 Cahaya di Langit Eropa. Pertama kali melihatnya, mataku tak dapat lepas dari sampulnya bergambar menara Eiffel bersanding dengaan kubah masjid. Kubaca sedikit resensi di balik lembar buku.
"Aku mengucek-ucek mata. Lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus itu terlihat biasa saja. Jika sekali lagi saja hidungku menyentuh permukaan lukisan, alarm di Museum Louvre akan berdering-dering. Aku tidak bisa menemukan apa yang aneh pada lukisan tersebut. "Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria bertakhtakan kalimat tauhid Laa Ilahaa Illallah," ungkap Marion"
What? Langsung saja kusambet buku itu dan membawanya ke kasir.
Benar saja, mataku tak dapat lepas dari buku ini. Semalaman, buku setebal 412 halaman ini sudah kubaca sampai khatam. Diceritakan mengenai sejarah Islam dulu dan kini. Pengarang adalah Hanum Salsabiela, anak dari Amien Rais, mengambil benang merah tentang perjalanan religiusnya di benua Eropa selama tiga tahun. Buku ini diceritakan dalam bahasa novel namun sebenarnya hal itu memang benar-benar dialami penulis. Sejarah keislaman di benua Eropa dituturkan dengan konteks sehari-hari.
Cerita berawal dari Hanum, penulis yang pindah ke Wina Autria, untuk ikut bersama suaminya yang sedang menempuh jenjang doktor. Disana Hanum bertemu dengan seorang muslim Turki bernama Fatma. Fatma menjuluki dirinya sebagai agen muslim yang baik di Eropa. Semua hal tersebut diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk ketika ada orang asing yang mencemooh agama dan negaranya. Fatma menanggapinya dengan cara bijak dan tak pernah terbayangkan. Dari Fatma pulalah, Hanum berkeinginan untuk menjelajahi peninggalan Islam di seluruh Eropa. Impian Hanum untuk menjelajahi Eropa terwujud satu persatu, namun tanpa Fatma. Selepas pagelaran piala sepak bola Eropa, Fatma kembali ke Turki tanpa alasan yang diketahui Hanum.
Negara yang pertama kali dijelajahi Hanum adalah Paris Prancis. Disana dia bertemu dengan Merion yang merupakan perempuan mualaf asli Prancis. Awalnya Merion mempelajari sejarah Islam lalu kemudian dia jatuh cinta dengan Islam. Semua fakta yang diceritakan disini membuatku terbelalak. Ternyata kebudayaan Islam begitu berpengaruhnya pada jaman dulu di Prancis. Terbukti ditemukan adanya kaligrafi Arab di piring, lukisan Bunda Maria, dan bahkan jubah raja Prancis. Di buku ini, Merion juga menceritakan bisa saja Napoleon Bonaparte, raja Prancis yang disegani itu sebetulnya muslim. Hal ini dibuktikan dengan beberapa fakta bahwa sekembalinya Napoleon dari penaklukan Mesir, dia membuat aturan yang sama dengan aturan Islam. Sejarah juga menuliskan bahwa tangan kanan Napoleon masuk Islam. Napoleon juga membangun Voie Triomphale (Jalan Kemenangan), jalan paling tersohor di kota Paris. Di jalan itu terdapat Arc du Triomphe de l'etoile, champ elysees, obelisk, dan Arc du Triomphe du Carrousel dalam satu garis lurus, dan semuanya menghadap ke kiblat-Mekkah. Allahu'alam.
Negara yang dikunjungi selanjutnya adalah Madrid Cordoba Spanyol. Pernah dengar kata Andalusia? pusat pemerintahan Islam itu berada di Cordoba. Julukan The City of Lights milik Paris Prancis, awalnya adalah milik Cordoba di masa silam. Cordoba merupakan kota ilmu dimana antar agama (Kristen, Yahudi, dan Islam) saling menghormati perbedaan mereka. Masjid Cordoba yang pernah menjadi masjid agung di jamannya kini telah berganti rupa menjadi Katedral Mezquita terbesar di Madrid. Puing-puing masjid yang tersisa hanyalah mihrab di dalam gereja yang dibatasi dengan jeruji besi. Hanum yang mencoba shalat didalam Mezquita, dilarang keras oleh penjaga katedral. Hanum juga mengunjungi Al Hambra yang merupakan istana di Cordoba. Istana itu beralih kepemilikan beberapa kali. Adanya ekspansi Kristen membuat kesultanan di Cordoba menyerah dengan syarat Isabel dan Ferdian (Penakluk) tidak mengusik perbedaan agama di Cordoba. Nyatanya mereka ingkar, tahun berikutnya semua penduduk Cordoba dibaptis untuk masuk Kristen dan memaksa setiap penduduknya untuk menggantung daging babi di depan rumah sebagai simbol ketaatan.
Perjalanan terakhir di Eropa adalah Istanbul Turki. Hanum bertemu kembali dengan Fatma. Diceritakan pula kisah bangunan Hagia Sophia yang awalnya gereja diubah menjadi masjid, namun kini wajahnya telah berubah menjadi museum. Didalam Hagia Sophia terdapat lafal Allah dan ditengahnya terdapat gambar Bunda Maria. Pada saat pengubahan status dari gereja ke masjid, sultan saat itu tidak mau merusak bagunan gereja. Gambar-gambar Bunda Maria hanya ditutup dengan kain.
Sekilas buku ini hanya mementingkan Islam, namun kenyataanya tidak begitu juga. Buku ini mengupas fakta bahwa agama yang dipaksakan tidak akan bertahan lama. Ada juga kisah penakluk Islam Turki yang menguasai Wina dengan jalan pertempuran, pada akhirnya mereka kalah dan dicaci. Atau ada juga sejarah Kristen pada era pertengahan yang memaksakan agama pada penduduknya tanpa mengindahkan ilmu pengetahuan. Akhirnya semuanya meledak seperti saat ini, bangsa Eropa sudah muak dengan doktrin agama dan memilih menjadi sekuler atau atheis.
Pergilah, jelajahi dunia, lihatlah dan carilah kebenaran dan rahasia-rahasia hidup; niscanya jalan apa pun yang kaupilih akan mengantarkanmu menuju titik awal. Sumber kebenaran dan rahasia hidup akan kautemukan di titik nol perjalananmu. Perjalanan panjangmu tidak akan mengantarmu ke ujung jalan, justru membawamu kembali ke titik permulaan. (The Alchemist)
Rasanya ingin sekali menapaki langkah di Eropa. Datang dan mempelajari esensi sejarah di Masjid Paris, Eiffel, Mezquita, Museum Lovre, Hagia Sophia, Masjid Austria, dan semuanya. Tentu saja pada akhirnya Ka'bah, kiblatku selama ini. Semoga Allah merestui perjalanan mimpiku.Amin.