a choice that change my life

Minggu, 23 September 2012

Fake Study Oriented

Jujur saja, aku bukan jenis manusia yang study oriented selama masa sekolah sampai masa kuliah. Memang benar, bagiku pendidikan yang utama. Namun aku hanya belajar disaat dibutuhkan. Mengerjakan tugas saat dibutuhkan pula. Aku adalah salah satu jenis mahasiswa yang suka kesana kemari (seperti:organisasi, mbolang). Terang saja,aku terlihat paling malas diantara teman-teman fast trackku. Teman-teman yang lain memang jenis mahasiswa studi oriented dari awal semester. Nah, bisa dibilang tujuanku ke Thailand adalah mbolang oriented. Thailand memang terkenal dengan pariwisatanya yang bejibun. Namun impian itu berbalik 180 derajat menuju jalan yang benar yaitu study oriented.

Aku dan teman-teman datang keThailand pada hari Senin malam. Menginap di kos-kosan level hotel lalu esoknya memulai hidup perkuliahan di AIT. Sebenarnya kosan yang kita tempati adalah TU Dome (Thammasat University Dormitory) yang terletak dekat dengan AIT. Sedangkan asrama milik AIT penuh dan banyak yang rusak karena serangan banjir tahun 2011 lalu. Jarak antara TU dome dan AIT sekitar 15 menit jika naik kendaraan bermotor. AIT menyediakan angkutan umum bernama songthew yang mengangkut dari TU Dome sampai AIT. Songthew adalah mobil pickup tertutup, semacam mobil polisi yang ada tempat duduknya. Songthew dapat dinaiki secara gratis dari TU Dome ke AIT.
Naik Songthew rame-rame :)
Hari pertama, kita ber 16 dijemput oleh ketua Permitha (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Thailand) AIT yaitu mas Burhan. Pertama yang dia lakukan adalah menunjukkan halte songthew yang berada di depan TU Dome dan harus melwati jembatan penyebrangan. Mas Burhan juga menunjukkan jadwal songthew. Jadi tidak bisa naik songthew seenaknya.

Sesudah sampai AIT yang pertama dilakukan adalah sarapan makanan halal. Ada dua gerai makanan halal di  AIT, yaitu di jurusan Food Engineering dan di kafetaria. Rasanya gembira bisa makan nasi. Setelah itu registrasi dan sebagainya. Lalu diberitahu letak masjid, grocery,108 (semacam indomaret), dan AIT language  Center. Setelah itu dikenalkan pula dengan orang-orang Indonesia yang kuliah di AIT. Ternyata ada dua orang yang kuliah di jurusan Energy, jurusan yang kuambil, yaitu Mas Gunawan dan Stephanus. Hari pertama ditutup dengan naik songthew kembali ke TU Dome.

Hari kedua, aku diantarkan oleh Mas Gunawan untuk registrasi di jurusan. Pikirku hari itu ya cuma registrasi-registrasi dulu. Saat aku diberi jadwal kuliah, enatah gimana ceritanya ternyata saat itu ada kuliah. Mas Gunawan mengantarkanku sampai ke pintu kelas. Jam menunjukkan pukul 9 pagi, sedangkan kuliah dimulai jam 8 pagi.

Aku masuk kelas dengan tampang bingung sambil berkata "I am new student," dan duduk disembarang tempat. Saat itu pelajarannya adalah Energy in Building. Dr.Mohanty, pengajarku menjelaskan tentang pencahayaan hemat energi di bangunan. Ya jelas aja aku mudeng-mudeng dikit, lha Tugas Akhirku tentang pencahayaan dalam ruangan. Lalu Dr.Mohanty mengajak mahasiswa sekelas untuk berkeliling bangunan di departemen energi yang dalam perenovasian. Beliau menunjukkan pencahayaan dengan light pipe, hampir sama dengan TA. Ya spontan aku ngomong "This is using mirror, right?". Ternyata benar (ya emang aku tahu).
Energy Park,surga konversi energi matahari

Belum sempat berkenalan dengan teman-teman lain, tiba-tiba diakhir kelas dibagikan soal dengan judul "quiz". Great! Kuliah pertama, masuk telat, quiz pula. Dr.Mohanty berkata bahwa aku tidak perlu mengerjakan soalnya. Namun tetap kukerjakan, hanya ada 5 soal dan dua soal berhubungan dengan pencahayaannya. Saat kukumpulkan, beliau berkata "She is ideal student". Kriiiikkkkk -_________- padahal 2 soal dari 5 soal ta kosongin.

Selanjutnya aku diminta ke ruangannya setelah kuliah. Beliau menjelaskan tentang kuliah yang telah kulewatkan 3 minggu sebelumnya. Kira-kira hampir dua jam dijelaskan mengenai bagaimana menghemat energi pada bangunan. Saat itu, baru pertama kali berbicara bahasa inggris dan mendengarkan dengan terbata-bata. Dr.Mohanty memahami itu dan membiarkan diriku beradaptasi dengan bahasa Inggris. Lalu aku juga menceritakan programku joint degree dan sedikit tugas akhirku.

Siangnya ada kelas lagi, aku berkenalan dengan teman-teman sekelas. Namun bahasa yang dipakai kebanyakan masih bahasa tarzan, tunjuk sana, tunjuk sini. Aku bicara bahasa Inggris dengan tak terstruktur, sementara mereka berbicara bahasa Inggris dengan logat Thailand. Logatnya Thailand? Silakan menonton film thailand terkenal seperti first love,suck seed dll. Begitulah logatnya, namun dengan bahasa Inggris. Untung saja ada Stephan yang menunjukkan kelas, jadwal kuliah dan sebagainya dengan bahasa Indonesia. Hiuff, menarik napas lega.

Kuputuskan untuk mengambil bidang Energy Technology karena bidang lain lebih berhubungan dengan power plant dan manajemen energi. Sekelas (bidang energy technology) terdapat 10 orang mahasiswa. 7 dari 10 orang itu adalah orang Thailand. Jadi aku lebih sering mendengar mereka berbicara dengan bahasa Thailand daripada bahasa Inggris.

Ada-ada aja kejadian lucu saat berteman dengan mereka. Next post ... :)

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena