a choice that change my life

Minggu, 06 November 2011

Ke-Galauan Mahasiswi Teknik, Edisi Fast Track

Haha judulnya nggak banget deh..Aku sebenernya pengen bikin semacam cerita fiksi dari background cerita nyata, tapi ujung-ujungnya curhat eneh tentang kehidupanku yang biasaa banget -_-a haha.lumayanlah buat updet2an blog..This is it..

Ujian semacam Evaluasi Tengah Semester(ETS) atau Evaluasi Akhir Semester(EAS) itu semacam pup. Berasa mules, gelisah, galau, dan keringetan sebelum dilakukan. Kalau sudah dikeluarkan begitu legaa, Entah darimana aku bisa-bisanya dapet analogi kayak gini. Mungkin ini akibat sindrom ETS yang baru saja kulalui, lega banget meskipun kacau-balau yang kukerjakan (Yah paling nggak masih ada setengah smester lagi untuk lebih memperbaiki nilai).

Sepertinya setengah semester yang kulalui tidak sesuai dengan Tolak Ukur Keberhasilan(TUK) yang kuharapkan. TUK ku sebelumnya adalah "hidup santai 14 sks sambil mencari uang dan cicil Tugas Akhir". Namun melebihi TUK menjadi "Hidup bingung 16 sks S1 + 6 SKS S2, mencari uang ngelesin tiap malam & ngedit berita".Benar-benar sesuatu banget...

Woss sebenarnya penyebab utama kebingunganku sebagian besar gara-gara beasiswa Fast Track!!! Seneng, biasa aja, galau, pusing, aneh, semua perasaan campur aduk saat aku diterima beasiswa Fast Track Prancis. Hal ini berawal dari kekagetanku saat masuk awal kuliah, tiba-tiba diminta liputan fast track. Ternyata lima anak seangkatanku diterima Fast Track Jerman yang pendaftarannya sudah satu bulan lampau. Yah gak kaget sih lah mereka: Ruri-Si IPK 3.98, Irwansyah- si Jenius Matematika, Rionda- si Obsesi IP 4, Sungging- Si Licik nan Gesit, dan Arimaz-si Genius Pol. Intinya semuanya mahasiswa papan atas di jurusanku. Kaget jilid dua, saat tahu semua pendaftar Fast Track Jerman se ITS diterima tanpa kecuali.

Langkahku selanjutnya adalah wawancara beasiswa Fast Track Prancis yang sedang dibuka. Akhirnya aku bertemu dengan Pak Adi Suryanto-Kaprodi S2 Elektro sebagai narasumber Fast Track Prancis. "Kalau IPK nya diatas 3.5 langsung daftar, tahun depan terbang ke Prancis,"ungkap Pak Adi. Teringat IPK-ku yang di ambang kritis, tanpa pikir panjang aku langsung meminta formulir beasiswa Fast Track. Yang kupikirkan saat itu adalah 'TERBANG KE PRANCIS' bukan S2 nya. Dasar otak mbolang!!!Bondo nekad dan keinginan mbolang, aku mendaftarkan diri H-1 hari sebelum penutupan. Tak lupa, aku menghasut orang-orang disekitarku untuk ikut beasiswa Fast Track Prancis.

Oya beasiswa Fast Track Prancis tu beasiswa kuliah S2 double degree. Jadi waktu kita kuliah S1 semester 7, kita nyambi kuliah S2 semester 1. Waktu kuliah S1 semester 8, nyambi kuliah S2 semester 2. Nanti semester 3 & 4, kuliah S2 dilanjutkan di Prancis. Semuanya dibiayai oleh DIKTI. Kalau di Indonesia, cuma biaya pendidikan saja. Saat diluar negeri, semua full dibiayai DIKTI termasuk biaya hidup. Enaknya lagi, beasiswa ini tidak ikatan dinas, jadi tidak harus jadi dosen atau peneliti, nanti aku bisa jadi dokter (ngibul ciak), ya nanti aku bisa jadi apapun yang kumau, misalnya kerja sebagai pembolang di National Geographic Channel (Ngarep) atau jurnalis Lonely Planet (Ngarep part 3).

Hari pengumuman: Alhamdulillah,,, namaku ada but *_* grr si*al.Alhamdulillah= langkah awal untuk melihat menara Eiffel. Si*l= aku harus belajar S2 -_-a. Mahasiswa seangkatanku yang diterima: Ucups-si rajin nan pinter, Anike- si Puinterr yang ceroboh, Nafiul- si koor lab, Nining- si Rajin ngerjain tugas & download youtube korea, dan aku- si pengen mbolang.

Lahh bergabunglah Laskar 10 orang beasiswa Fast Track Jerman-Prancis. Ketakutanku terjadilah yaitu kuliah bersama mahasiswa papan atas dan Bapak-Ibu S2. Ternyata kuliahnya digabung, dan kita telat masuk selama 2 bulan. Kata dosen2, kita dianggap mampu mengejar ketertinggalan tanpa harus diberi 'persiapan' dulu. Hikss...

Ini ni resiko kuliah sama orang papan atas, artinya:
1. Aku ga bisa lagi telat, malu ya sama Bapak-Bapak Ibu S2, mana orangnya dikit. Kalau aku telat di kelas S1 biasa aja, karena pasti ada yang lebih telat dari aku :p
2. Plonga-plongo, yang lain pada nyerocos "wass wess wosss that this". aku cuma "Ohhh" sambil mbatin "jambret opo iku, ga nyambung aku" T.T
3. Terbebani gelar Fast Track. Mesti kemana-mana "Masa Fast Track ga bisa ngerjain ini". aku juga mahasiswa biasa yang masih pakai google translate.pliss
4. Tugas. Perasaan kok tugasku paling ancur ya...mana ga bisa nyontek lagi
5. Cuma berharap ketularan jenius dari orang2 pintar itu.

S2 6 SKS, Fisika Teknik Lanjut dan Matematika Teknik Lanjut. Pelajaran pertama Fisika Teknik Lanjut oleh Bapak Sekartedjo. "10 Mahasiswa yang baru masuk ini adalah mahasiswa hebat penerima beasiswa Fast Track dan mereke masuk ke kelas S2 tanpa tes," ungkap Pak Sekar. Aku hanya bisa tung ta tring tring lagi. Mungkin tepatnya 9 mahasiswa, jangan sangkut pautkan aku Pak, pliss. Gimana ga senewen kalau kamu adalah ulat disamakan dengan kupu-kupu??Serasa dibilangi "Ehh kamu cantik banget mirip Mak lampir". Nah seperti majas antitesis kan.

Kuliah kedua adalah Matematika Lanjut oleh Pak Yerry. Ternyata dikuliah ini digunakan software MathCAD. Dulu aku pernah install software ini waktu semester3, lalu ku uninstall lagi dengan pikiran "Hwalah aku ga butuh lagi kan kuliah matematika rekaysa sudah berakhir". Nah sekarang butuh lagi. Hmm..."Pak, saya sudah bisa mengerjakan persamaan yang lima titik," celetuk Irwansyah tiba-tiba di tengah pelajaran. "Bagus. Irwansyah ini sudah ahli MathCAD,"Jawab Pak Yerry. Tak ayal, hari pertama Irwansyah sudah menjadi idola Bapak-Bapak S2 untuk mengajari mereka MathCAD.

Kecepatan menjadi salah satubagian dari kuliah. Aku menutup mata cuma 5 detik tiba2 sudah ga nyambung apa yang diterangkan di depan. Arggghhh. Lain waktu, aku bangga sudah mengerjakan tugas 9 lembar dengan waktu 1 jam. Ternyata Ruri sudah mngerjakan tugas dengan tebal segebok, dijilid rapi pula. Benar-benar kelas apaan ini??? S2, S2..kecoak harus bertahan hidup di negeri dinosaurus.Semangat!!!(Gitu-gitu kecoak bertahan hidup saat hujan meteor loo) :)

Wokaii sepertinya setelah ini aku harus lebih serius lagi. 1 hal yang harus kulakukan: Membeli kacamata, minusku sudah tak bisa dipertahankan dan mulai membuat oon. Lain hal aku harus lebih rajin dan bersemangat meraih gelar Master Teknik (Sok-sokan, ST ae durung). Aku sadar mungkin aku bukan orang merasa pantas berada di antara mereka. Tapi gimana lagi, wes kadung nyemplung. Aku tahu aku pantas, karena aku si ulat dan kecoak ini akan bermetamorfosis. Harus!!! Tunggu saja menara Eiffel!!! Upss Tunggu saja ilmu, aku akan meraihmu untuk lebih bermanfaat bagi umat manusia!!

Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina (HR. Rosul)

1 komentar:

  1. wah pengalaman hidupmu mirip dengan apa yang terkadang kurasakan eh mba :D

    BalasHapus

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena