Disaat status, cerita, dan segala perbincangan anak-anak sudah menunjukkan tanda-tanda kegembiraan menyelesaikan Kerja Praktek, aku masih berkutat dengan tunggakanku di Surabaya dan Bali. Saat ini, aku ingin menyelesaikan hutang tulisan opiniku di ITS Online, rasanya idenya baru separuh (ada yg punya ide masalah ga??-ga bondo). Aku ingin menyelesaikan menata laporanku, rasanya sudah puyeng dengan penataan bahasa dan angka dalam tema metering system. Belum lagi soal tanggungan cerita alumni elektro angkatan pertama untuk Memoar ITS, padahal ceritanya benar-benar fantastis yaitu menjabat sebagai pengurus himpunan belasan tahun cuy dan orang yang membuat logo himatektro yang lama.
Rasanya semuanya menemui jalan buntu, kehilangan sense untuk menulis. Terkadang iri sama temen2 yang bisa nulis dengan bebas. Ide-ide-ide-ide- accio ide- expecto patronum ide- jangan avda kedavra ide. Tulisan ini dibuat dalam rangka berlari didalam labirin untuk memecahkan kebuntuan. Lagi-lagi soal Bali. Memang paling mudah sekedar menulis cerita sehari-hari (mengutip note Bapak Aris Pradana). Lha mari ikut aku untuk berjalan-jalan di Karangsem Bali, dua jam perjalanan dari Denpasar Bali.
Kabupaten Karangasem terletak di sebelah ujung Timur Bali. Banyak obyek wisata di daerah ini yang luput dari rekreasi wiatawan lokal. Letak geografis Karangasem terdiri atas perbukitan tinggi dan pantai, benar-benar paduan yang pas. Memandang ke Timur, terbentang pantai biru berkilau. Memandang ke Barat, perbukitan indah bertumpuk-tumpuk. Bebrapa Pariwisata yang telah aku kunjungin
Pantai Jasi
Tidak populer, lumayanlah buat seneng-seneng dan jauh lebih indah daripada pantai Kenjeran. Terletak di dekat patung mbok-mbok bawa Salak di Subagan. Hanya 5 menit perjalanan dari tempatku tinggal. Paling pas lihat SunRise di pantai Jasi, tapi males ae pagi-pagi aku kesana lihat SunRise. Aku kesana saat SunSet, semburat warna jingga menghiasi pantai Jasi. Sepanjang memandang laut dengan ombak berdebur memecah batuan karang yang sering digunakan untuk mencari keong dan bulu babi. Lagi-lagi pemandangan gunung yang berselimut awan masih terlihat dari Pantai Jasi.
Pantai Candidasa
Pantai ini lumayan populer di kalangan turis, wisata utama di Karangasem. Tersedia banyak restoran dan hotel mulai bintang satu sampai bintang lima. Termasuk kawasan yang cukup ramai oleh bule, mungkin disebabkan karena kemiripannya dengan Kuta- sama2 berpasir putih. Daerah ini mulai dikemabnagkan pada tahun 1983.Nama Candidasa diambil dari Pura Candidasa yang terletak diatas bukit kecil (note: jangan lupa antara perpaduan bukit dan pantai yang begitu dekat).
Pantai Candidasa banyak digunakan untuk diving, canoing, trekking, dll. Ada suatu mitos di Candidasa mengenai Arca Dewi Hariti yang dikenal dengan dewi kesuburan. Dewi Hariti pada mulanya adalah seorang yaksa dalam Agama Budha yang gemar memakan daging anak-anak. Namun setelah mendapat pencerahan ajaran Agama Budha, Sang Dewi kemudian bertobat dan berbalik menjadi pelindung dan penyayang anak-anak. Arca Dewi Hariti selanjutnya dipahatkan bersama 10 orang anak-anak yang mengerubutinya, sebagai ciri pelindung, penyayang, dan juga sebagai perlambang kesuburan dan kemakmuran
Taman Ujung
Nama lengkap objek wisatanya adalah Taman Soekasda Ujung, dibangun pada tahun 1919.Disebut juga Istana air , dikonstruksi oleh raja terakhir Karangasem, I Gusti Bagus Jelantik, yang memerintah di Karangasem antara 1909 dan 1945. Taman Ujung dibangun untuk menyambut dan melayani tamu-tamu penting dan raja-raja dari negara retangga, disamping sebagi tempat untuk raja dan keluarga kerajaan. Kompleks Taman Soekasada Ujung merupakan kombinasi dari arsitektur Bali dan Eropa. Terdapat tiga kolam besar dan luas di daerah ini. Di tengah kolam utama, terdapat bangunan yang menghubungkan sisi-sisi kolam dengan dua jembatan.
Pada kompleks tertinggi, kita akan menemukan patung "warak" (badak). Di bawah wark adalah patung banteng. Dari tempat inggi ini kita bisa melihat pemandangan laut yang mengagumkan dengan hutan yang menghijau, keindahan Gunung Agung yang dikombinasikan dnegan persawahan yang hijau.
Kemegahan Taman Ujung telah dirusak akibat meletusnya Gunung Agung pada tahun 1963 dan diperburuk dengan gempa bumi pada tahun 1979. Namun, penyelematan telah dilakukan untuk membawa kembali kejayaan kompleks istana air ini dengan merekonstruksi dan merevitalisasinya. Meskipun tidak seutuh dulu, namun kemegahannya terlihat sampai sekarang.
Hal paling mistis adalah di ruang bekas kamar raja Karangasem. Tempat tidur lapuk dan asli masih dipajang di dalam kamar. Foto-foto hitam putih juga tergantung dengan ngeri (yang ngeri wajah orang di fotonya). Ternyata Raja Karangasem juga memerintah di daerah Lombok.
Tirta(e) Gangga(e)
Orang Bali nyebut "a" di akhir kata menjade "e"(pokoknya namaku Elita ga ganti jadi Elite, gak masalah). Tirte Gangge, seperti namanya yang berarti Air Gangga. Tirte Gangge dianggap seperti air dari sungai suci di India.Tirte Gangge terletak di Desa Ababi, Kecamatan Abang-sekitar 83 km dari Denpasar dan 6 km dari Amlapura ke utara. Tirte Gangge merupakan suatu taman air dengan pemandian didalamnya.Air yang beredar di Tirte Gangge benar-benar segar dan jernih, bahkan bisa diminum tanpa dimasak.
Tirte Gangge dibangun pada tahun 1948 oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Taman air ini dikonstruksi dalam arsitektur yang sangat unik dengan gaya Bali dan Cina.Tirte Gangge terletak pada daerah 1,2 hektar yang terdiri atas tiga kompleks. Kompleks pertama yakni pada bagian paling bawah dapat ditemukan dua kolam dan air mancur. Kompleks kedua adalah bagian tengah dimana dapat ditemukan kolam renang; sementara, pada bagian ketiga, yakni kompleks pura. Rekom untuk tempat foto Pre Wedding :p
Bukit Monyet
Ini bukit yang setiap hari kulewati jika berangkat ke Pertamina. Ketidakmampuan mencari nama tempat, maka kita namakan bukit monyet. Di bukit ini dibuat jalan by pass dengan panjang 2km dan 20 tikungan tajam. Pohon-pohon yang tumbuh di bukit ini benar-benar unik, bunganya berwarna merah jambu tumbuh serempak. Serasa bunga Sakura di Bali. Di puncak perbukitan terdapat suatu Pura kecil, dan monyet-monyet layaknya di Uluwatu. Sepanjang memandang , terlihat monyet bergelantungan, nyari kutu, bengong, lari-lari, dan kegiatan monyet lainnya. Jalan di bukit monyet ini adalah jalan paling luar biasa yang pernah kulihat. Dari ketinggian itu, kita dapat melihat pantai biru dari kejauhan yang diapit oleh 2 perbukitan, semakin mundur terdapat barisan pohon kelapa, sawah-sawah, dan rumah penduduk. Panteslah monyetnya kerasan disana.
Amankila
Merupakan nama hotel bintang lima di Karangasem. kabarnya Mac Jegger, anak Sby, dan aktor ternama Hollywood menginap di hotel ini. Awalnya kukira ini hotel murahan, lha plakatnya cuma dari batu "Amankila" lalu terlihat jalan menanjak yang diselubungi oleh pepohonan. Namun setelah mendapat cerita dari Pak Pilep-Pengawas QQ Pertamina, aku baru tersadar setiap harinya melewati hotel dengan harga paling murah 9 juta permalamnya. Setelah tanya mbah google, didalamnya terdapat private beach dan suasana yang benar2 hening. Akhirnya kawan, saya sudah mendapatkan tempat reuni untuk kita beberapa tahun mendatang, amankila stay wanna be :p . Anggaplah saja kita besok sudah sukses bahkan menyewa disana bukan perkara sulit (Optimis Rek).
Pulau Nusa Penida
Bila benar-benar memandang pantai di Karangasem, maka terlihatlah pulau Nusa Penida.45 menit perjalanan dari Padang Bai. Harga kapal untuk sekali jalan adalah 18.500. Disana merupakan tempat bersarangnya karang-karang indah dan satu-satunya jenis rumput laut di dunia. Fotonya bisa dicari di Google (males upload). Sayanganya, Nusa Penida masih dalam tahap perencanaa perjalannku 2 sks.
*dibuat dengan banyak refrensi dari blog orang lain, kabupaten Karangasem, dan website Pariwisata
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan dikomen ya... ^^