a choice that change my life

Sabtu, 20 Agustus 2011

Imajinasi Masa Kecil-Arek Ndeso...


"Pesaaawaaaat njaluk duwite" teriakku berkali-kali setiap ada pesawat lewat saat aku berumur lima tahun.Sepertinya pesawat adalah benda sophiscated nan mewah. Logikanya, hanya orang berduit yang bisa naik pesawat. Mungkin aja orang berduit dermawan dan ngelempar-lempar uang dari pesawat, kan lumayan gitu. Sempat terpikir saat itu untuk membuat layangan yang didesain dengan kantong untuk menyimpan uang yang diberikan dari pesawat. Jadi uangnya tak melayang-layang dan nyasar ke anak lain yang minta duwit dari pesawat juga.

Benar-benar terkadang imajinasi masa kecilku melampaui gila. Pernah suatu hari mendapat pelajaran "Bumi itu bulat". langsung aku kumpulkan puluhan biting pentol dan sapu lidi untuk kumasukkan ke dalam tanah. Tujuannya adalah "menembus"kan biting tersebut sampai negara Cina. Beberapa minggu setelahnya aku baru sadar saat melihat peta ternyata jaraknya amat2 jauh dan tak terbayangkan harus memakai berapa milyar-milyar biting untuk menembus bumi. Pernah juga aku jerit-jerit ke ibuku "Maaa, ada komodo", sambil nunjuk tiga ekor kadal di belakang rumah yang lagi berjemur. Salah siapa juga buku RPUL bikin gambar komodonya kecil banget mirip kadal. Padahal waktu itu aku udah bangga gara2 ada hewan langka di rumahku.

Hobiku waktu kecil adalah belajar di atas pohon Kersen yang tumbuh di peternakan ayam belakang rumah. Berbekal kursi plastik, kresek, buku, dan peralat menulis, aku mulai memanjat pohon Kersen dengan bantuan kursi. Hal pertama yang kulakukan adalah memetik cherry abal-abal bernama kersen yang berwarna merah dan kumasukkan ke dalam kresek. Kersen tidak kenal masa panen, setiap hari kupetik puluhan kersen sampai kresek hitamku penuh!! Lha Kersen itu kubuat camilan saat aku sedang belajar di induk pohonnya (asli dari alam cuyy). Sambil sesekali menutup hidung karena pup dari ayam yang suka ikutan di pohon Kersen, kupelajari banyak ilmu dan kudapatkan sejuta inspirasi disana.

Lain halnya dengan pohon Asem Jawa disebelah pohon Kersen, Pohon ini lebih tinggi lagi. Kalau memanjat butuh perjuangan sampai berdarah-darah kegores kulit batang yang kasar. Suatu kepuasan tersendiri saat sampai di ujung pohon Asem. Terlihat kota Gresik yang penuh kepulan asap. Lha inilah tempat favoritku untuk karaoke. Semilir angin menggoyangkan badanku yang nemplok d ujung dahan seperti kera sakit. Imajinasiku saat itu adalah: Aku adalah Kapten Kapal besar dan sedang melihat keadaan lautan untuk mencari daratan. Akulah Colombus yang mencari benua America. Akulah Marcopolo.Akulah Amerigo Vespucci. Hadeehh ini gara2 kebanyakan baca buku 100 tokoh berpengaruh dalam sejarah-Michael H Hart milik ibuku, guru sejarah.

Kegiatan bodoh lainnya yaitu membuat kembang api dari puluhan ekor capung. Tidak peduli sepanas apa terik matahari, aku tetap berangkat ke lapangan dengan raket bulu tangkisku dan wadah plastik. Plak-plok-plak-plok...Berbagai gaya kuperagakan mulai smash, ngesot, melompat, nyeruduk, dan nyungsep, asalkan bisa mendapat capung. Biasanya dapet capung warna hijau dan biru, kadang dapat capung ukuran jumbo. Lha capung itu dimasukkan ke dalam wsat adah plastik. Nanti bila terkumpul banyak, wadah plastiknya dibuka dan terbanglah capung yang tadi ditangkap. Inilah kembang api capung...Terkdang ada juga capung yang kurang beruntung, mati di tanganku. Yah kebanyakan sih gara-gara kepenyet raketku. Capung ya mati kumakamkan, ditaburi bunga, dan kubacakan Al-Fatihah (gini2 aku juga berperi-kecapungan).

Mungkin memang takdirku untuk menjadi enginneer. Saat aku belum bisa berdiri dan masih merangkak-rangkak, aku sudah mengenal tang, kunci inggris dsb. Kakungku suka nyuruh-nyuruh aku ikut nukang waktu masih bayi sih. Kegemaran yang kusenangi selanjutnya adalah menggambar!! Mencoretkan pena di kertas itu seperti bernafas, aku menggambar tanpa berpikir. Pernah juga aku membangun rumah kecil berukuran 2x1 meter dari kayu pohon untuk tenda-tendaan. Namun cita-citaku saat itu adalah dokter!!!Yah 85% anak kecil bercita2 menjadi dokter.

Ingin rasanya kembali seperti dulu. Bebas berimajinasi. Bebas memikirkan segala hal tanpa keterbatasan logika. Yeps Imajinasi lebih penting dari pengetahuan. Pengetahuan terbatas, sedangkan imajinasi seluas langit dan bumi. (Albert Einstein)

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena