Chiang Mai merupakan propinsi yang terletak di utara Thailand. Sebagian besar wilahnya terdiri atas dataran tinggi. Propinsi ini juga salah satu destinasi di Thailand yang wajib dikunjungi jika bosan dengan wisata pantai. Aku diajak sahabatku, Fang untuk jalan-jalan ke Chiang Mai selama tiga hari. Jadi aku tinggal pasrah, hanya mempersiapkan baju seadanya dan tak perlu kuatir dengan itenary karena ada beberapa teman dari Chiang Mai yang akan menjadi guide. Bisa dibilang ini adalah pasrah travelling karena aku tidak tahu akan kemana, yang jelas Chiang Mai selama tiga hari mulai 12-14 Desember 2012.
Aku berangkat dari AIT ke Terminal Bis Chiang Mai di daerah Mo Chit sore hari dengan bis 512. Bis turun disekitar Mo Chit dan kami (aku, Fang, dan P-Phau, teman Fang) lanjut naik taksi ke terminal Nakonchai air. Harga tiket Bangkok-Chiang Mai sekitar 640 Baht, harga diskon karena P-Phau punya semacam kartu langganan. Bis berangkat pada pukul 20.30 WIB (Waktu dI Bangkok), haha maksa. Jam di Thailand sama dengan jam WIB di Indonesia karena memiliki garis bujur yang sama. Sambil menunggu bis, kita makan dan bercakap-cakap dengan kakak perempuan P-Phau yang datang ke terminal. Kakaknya menceritakan pernah berkunjung ke Surabaya, Bali, Jogja,dan Jakarta. Well untung saja belum pernah ke Raja Ampat atau Pulau Komodo karena aku juga belum. Malu ya kalau orang Indonesia gak tau negaranya sendiri.
Disini aku dikejutkan dengan pelayanan armada bis di Thailand. Ada semacam pramugara yang menyambut penumpang dengan senyum. Posisi duduknya dua- dua. Kursinya empuk, nyaman, dan luas semacam kursi kereta eksekutif di Indonesia. Keterkejutan berikutnya adalah kursinya bisa dijadikan kursi pijat dan terdapat headphone di kursi untuk mendengarkan musik. Kejutan berikutnya adalah pramugara membagikan selimut, bantal, snack, jus kotak, air putih, tisu basah, handuk basah kecil plastikan, dan nasi kotak. Setiap beberapa jam pramugara juga menanyai penumpang apa ingin minum teh hangat dan semacamnya. Semua servis tersebut sudah masuk kedalam harga tiket!
Perjalanan Bangkok-Chiang Mai memakan waktu sekitar 12 jam. Perjalanan darat yang nyaman, sepanjang jalan tinggal tidur saja. Pagi hari sudah dibangunkan dengan pramugara yang membagikan snack, air putih, tisu basah, dan handuk kecil (lagi). Temperatur di Chiang Mai relatif lebih rendah dari Bangkok karena letaknya yang semakin ke utara dan menjauhi garis khatulistiwa. Kita dijemput oleh teman Fang (lupa namanya >_< abis nama orang Thai susah-susah) dengan mobil dan diantarkan ke penginapan Golden Residence.
Harga penginapan semalam adalah 500 Baht per kamar, jadi 250 Baht karena dibagi dua dengan Fang. Tapi fasilitasnya top markotop semacam hotel ada bintangnya. Ruangannya dibagi empat: ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dan balkon. Ruang tamu berisi sofa, meja, TV flat, kulkas, dan komputer lengkap dengan koneksi internet. Kamar tidur berisi tempat tidur double,meja rias, lemari, dan TV flat. Di dua kamar tersebut terdapat AC. Sedangkan kamar mandinya menggunakan shower air hangat. Tak lupa terdapat fasilitas air putih gratis,handuk, sabun, dan shampo. Ini adalah kamar hotel termurah dengan fasilitas lengkap yang pernah kudatangi. Ini link hotelnya http://www.goldenresidencechiangmai.com/.
Terhitung 10 orang berjalan-jalan bersama: 7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Tiga orang bertindak sebagai guide karena memang asli Chiang Mai. Dua mobil berisikan masing-masing lima orang. Daannn aku foreign sendiri alias bule dari Indonesia. Jadi mereka kebanyakan juga berbicara bahasa Inggris jika aku disana, bagus bagus :P
Di hari pertama, kami mengunjungi 5 tempat:
1. Wat Phra Sigh
Salah satu bangunan di Wat Phra Sigh |
Disaat yang lain sembahyang, saya narsis. Good XD |
Wat Phra Singh (full name: Wat Phra Singh Woramahaviharn - Thai alphabet: วัดพระสิงห์วรมหาวิหาร is a Buddhist temple (Thai language: Wat) in Chiang Mai, Northern Thailand. King Ananda Mahidol (Rama VIII), the older brother of the present King Bhumibol Adulyadej (Rama IX), bestowed it the status of Royal temple of the first grade in 1935. sumber:wikipedia
Biksu |
Wat/ temple ini terletak di kota tua Chiang Mai dan memiliki sejarah karena di bangun oleh keluarga kerajaan padatahun 1935. Komplek wat ini terdiri atas 6 bangunan: Wihan luang, Wihan Lai Kam, Ubosot, Ho Trai, Phrataluang, dan Kulai Chedi. Disaat teman-temanku yang semuanya beragama Budha berdoa, aku cuma leyeh-leyeh didalam wat sambil jeprat-jepret sana sini.
Psst...Wat Phra Sigh digunakan sebagai salah satu latar di film Yes or No 2 lho. Bagi yang tidak tahu film apa itu, sebaiknya tetap tidak tahu dan tidak usah mencari tahu :P .Hal yang menarik yaitu lukisan mural tentang kehidupan Budha di Wihan Lai Kam. Di luar komplek terdapat pohon-pohon, uniknya disetiap pohon terdapat kata-kata mutiara.
Latar film Yes or No 2 |
Lukisan mural di bangunan Wihan Lai Kam (model: Kanoon) |
Ohya disini juga ada patung Budha tidur lho. Bagi wisatawan Indonesia yang ingin berfoto dengan Budha tidur tapi memiliki budget pas-pasan tak perlu jauh-jauh ke Thailand. Psst di Mojokerto ada lho patung Budha tidur juga http://www.elitachoice.blogspot.com/2012/01/menelusuri-sejarah-majapahit-di.html.
Patung Budha tidur di Chiang Mai |
Kata-kata mutiara |
2. Outbond di....
Mari bermain :D |
Maklum yah karena pasrah travelling jadi aku tidak dapat mengingat nama tempatnya. Lha sepanjang perjalanan tidur di mobil, tahu-tahu pas bangun "Where I am?". Jelasnya destinasi keduaku ini adalah tempat untuk outbond yang terletak di dataran tinggi. Permainan utama disini adalah bungee jumping.Sayangnya tidak ada satupun dari kami yang berani mencoba.
3. Kebun Bunga dan Bermain Kereta di Mon Boy Fa
Grup foto di Mon Boy Fa |
Permainan kereta seluncur |
Sebenarnya aku tak tahu dengan pasti nama destinasi ketiga ini. Salah siapa tulisannya Thai semua, kalaupun aku dulu bertanya nama wisata itu pasti sekarang lupa. Habis susah sih namanya, yang terfoto di kameraku hanya ada tulisan alfabet Mon Boy Fa. Anggap saja itu nama destinasi wisatanya. Mon Boy Fa merupakan dataran tinggi yang dijadikan destinasi wisata di Chiang Mai. Disini sukunya masih asli yaitu orang Thailand Utara yang mengenakan baju warna-warni dan tinggal di gunung, semcam baju orang Tibet (kayak pernah kesana aja :p). Kami bermain seluncuran kereta dorong, melihat kebun bunga, dan melihat perbukitan Chiang Mai.
Souvenir khas dari suku gunung di Chiang Mai |
Perbukitan (model: Fang) |
4. Nge es krim di i Berry
Setelah capek jalan-jalan dan bermain di tiga tempat, saatnya relaksasi dengan makan es krim sore hari di iBerry. Sebenarnya iBerry ini semacam toko es krim yang banyak dijumpai di Thailand. Namun di Chiang Mai, bangunan dari iBerry ebnar-benar unik. Konsepnya taman yang ada patung anjing dan orang besarnya serumah. Dan juga banyak terdapat hiasan unik.
5. Night Safari Zoo
Pikachu >_< unyunya, ga tau hewan apa ini |
Menurutku ini destinasi utama di hari pertama. Yayyy lihat hewan saat malam hari!!Tiket masuk untuk foreign sekitar 400 Baht sedangkan untuk Thai 50 Baht dan untukku gratis karena dibayarin teman-teman Chiang Mai dan aku terhitung Thai (maklum tampang Asia Tenggara mirip-mirip). Disini terdapat wilayah yang menjelajahinya dengan jalan kaki dan naik kereta. Kami memilih berjalan kaki dulu melihat hewan-hewan standar yang malam hari semakin tidak kelihatan.
Lalu beralih ke wilayah selanjutnya yang diputari dengan kereta. Wah kalau bagian ini unyu karena kita bisa bersentuhan langsung dengan rusa, jarapah, babi hutan untuk diberi makan dari kereta. Udara malam itu benar-benar dingin apalagi dengan mengendarai kereta terbuka yang berjalan cepat menembus rerumputan. Whuussss,, oke welcome to Chiang Mai, the northest province in Thailand. Melalui kereta, kami juga menyaksikan singa, beruang, serigala, banteng, dan sebagainya dari kejauhan.
Atraksi tari-tarian. |
Atraksi laser di Night Safari Zoo Chiang Mai. |
Atraksi berikutnya adalah tari-tarian dan laser! Meski atraksi laser hanya berlangsung sekitar 15 menit. Namun itu adalah semacam keren. Laser ditembakkan ke kolam air mancur yang besarnya selapangan bola. Air berwarna laser menari-nari mengikuti musik.
Sebelum kembali ke hotel, kami membeli makanan untuk kemping keesokan harinya di Makro. Ini kuamati, makanan disini yang dijual aneh-aneh juga apalagi daging bekunya. Babi? kalau disini udah biasa tapi disini dijual juga daging buaya, rusa, dan hewan aneh semacam ulat dan kecoak. =___= hueek. Entahlah teman-temanku beli apa untuk kemping besok,aku pasrah aja.
Sudut kota Chiang Mai. |
Perjalanan diakhiri dengan hunting foto di sudut kota tua Chiang Mai dengan P-Phau memakai kamera DSLR Canon (pamer :p). Aslinya aku yang masih belajar sama dia.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan dikomen ya... ^^