Nulis cerita ini jadi teringat lagu Ninja Hatori "Mendaki gunung. Lewati lembah. Sungai mengalir indah ke samudra. Bersama teman bertualang. Tempat yang jauh belum pernah terjamah,,,". Cocok banget menggambarkan suasana Pantai Pangi di Blitar. Mendaki gunung, menuruni lembah, menyebrang sungai, lewat ladang jagung, dan ehh tiba-tiba pantai???
Malam sebelumnya. Rasanya muak sudah dengan goyangan lagu dangdut yang terpaksa harus didengar dan kepulan asap rokok yang terpaksa harus dihirup di kereta ekonomi Penataran yang melaju selama lima jam dari Stasiun Gubeng ke Stasiun Blitar. Akhirnya semuanya terbayar saat sampai di Blitar dan dijemput oleh mobil avanza di Blitar. Sekitar empat belas anak-anak Lab Fotonik terbagi menjadi dua mobil dan melaju ke rumah si Duta Pariwisata, Bokir. Sampai sana disambut dengan makanan lodeh hangat dan ayam goreng.
Perjalanan dimulai pagi hari ke Pantai Pangi. Kabarnya pantai ini masih belum terjamah dan belum dibuka untuk pariwisata. Perjalanan dari kota Blitar sekitar satu jam dan melawati jalan naik turun. Melewati sawah-sawah, belok ke jalan-jalan kecil yang bisa dibilang kampung. Setiap rumah disekitar sana memiliki jagung yang ditanam didepan rumah untuk pagar. Kreatif, nanti kalau lapar, jagungnya bisa dimakan.
Ola, sang driver terkadang membuat mobil avanza yang kita tumpangi serasa roller coaster saat melawati turunan. Mobil berhenti di ujung jalan tanah lempung bertuliskan 'parker'. Di kiri jalan terdapat warung gorengan. "Lha mana pantainya?," tanya hampir semua anak. Bokir, sang Duta Pariwisata hanya senyum-senyum saja sambil menunjukkan jalan.
Pertama jalan menurun, jalan disini bukan jalan yang tertata rapi namun hanya jalan lempung yang tidak ditumbuhi rumput. Dari kejauhan terlihat sungai. "Iki ta pantaine?Wes maksimal ta iki," kata anak-anak. Namun tetap saja kenarsisan tak pernah hilang, disana tetap foto. Sungainya bearair asin, berbatu dan lumayan bagus untuk objek foto, apalagi ada pohon menjorok ke sungai yang semakin menambah indah.
Ternyata pantainya masih jauh, dengan cara menyebrang sungai kecil itu. Lalu rintangan berikutnya adalah mendaki bukit. Terdengar anak-anak sudah nyumpah-nyumpah kalau pantainya jelek. Setelah berada di atas bukit, terlihat ombak dari kejauhan dan bau air laut. Namun ternyata dibawah kita ada ladang jagung!! Bukannya pohon kelapa, malah jagung tumbuh subur di pantai.
Setelah melewati ladang jagung, wow terlihat pantai Pangi membentang indah. Pantai Pangi tersembunyi diantara dua bukit, pasirnya berwarna putih, dan air lautnya hijau toska. Ombaknya tidak seberapa besar dan belum ternoda oleh sampah-sampah. Saat kita bermain kesana, terdapat gerombolan anak SD setempat yang sedang olahraga air alias celup-celup ga jelas beserta gurunya.
Hal yang paling menyenangkan yang kulakukan adalah memasang headset dan berlari disepanjang tepi pantai. Pasirnya lembut memanjakan kaki. Ahh,,,indahnya, rasanya ingin berenang di pantai ini. Beberapa anak laki-laki sudah berenang dan bermain ombak.
Kejadian aneh juga kualami disini, yaitu saat aku kebelet buang air kecil. Cari-cari kamar mandi ke nelayan, katanya ada di pojokan. Ternyata kamar mandinya hanya bak air dan dinding kotak semeter tanpa pintu. Baru kali ini pipis di tempat begini. Untung saja ada Nafi yang kuminta berjaga diluar kamar mandi tanpa pintu ini.
Bila ada kesempatan, aku ingin ke Pantai Jagung ini lagi. Semoga saja masih bersih dan belum terkotori oleh tangan-tangan jahil.
oh temennya bokir ya?? :D
BalasHapusayo maen ke blitar lagi.. masih banyak lho pantai2 lainnya :D
salam kenal
Boleh2 ksana lagi kalau ada yg ngajak ^^ hehe
BalasHapusayo2 ini ajakan lho :D
BalasHapus