a choice that change my life

Selasa, 24 Januari 2012

Payung Merah Jambu Diatas Awan Gunung Kelud


Setelah Pantai Pangi, perjalanan ke Blitar dilanjutkan dengan Gunung Kelud di Kediri. Perjalanan menuju kesini tak kalah menariknya. Banyak hal yang hanya bisa ditemui disana, misalnya sabuk dam. Sabuk dam merupakan bagian dari jalan raya yang dilewati lahar dingin apabila Gunung Kelud meletus. Bentuknya berupa jalan yang menurun dan hanya bisa dilewati satu mobil, jalan tersebut tidak memiliki pembatas di kanan kirinya. Kalau tak mau nyemplung di persawahan bawahnya, benar-benar harus hati-hati saat menyetir mobil atau sepeda saat melewati sabuk dam ini.

Pemandangan lainnya yaitu kebun nanas yang membentang di areal seluas berhektar-hektar. Ehh ternyata tumbuhan nanas itu bentuknya seperti rumput dan tumbuh sebuah nanas ditengahnya. Aku kira nanas itu tumbuhnya seperti kentang, dibawah tanah (Biologi gak lulus XD). Kubuka kaca jendela mobil, hawa segar pegunungan masuk dengan lembut. Pemandangan menakjubkan berikutnya adalah barisan lereng yang membentang di bawah jalan. Astaghfirullah.....menakjubkan!!!! Berada di ketinggian dapat melihat lereng hijau yang bertumpuk-tumpuk, dihiasi dengan kabut. Sayangnya pemandangan itu sedikit kabur karena hujan mulai turun dan kabut semakin tebal.

Pernah dengar kata zero gravity? Definisi mudahnya adalah saat gaya gravitasi sudah tidak berlaku lagi. Fenomena ini terjadi di beberapa tempat, yang pernah kulihat di TV adalah di Saudi Arabia. Bis yang tidak dinyalakan akan berjalan sendiri mendaki tanjakan. Sungguh di luar akal. Hal ini juga yang terjadi di daerah zero gravity Gunung Kelud!!! Nantinya akan ada pertanda papan dan pagar batasan zero gravity. Penasaran juga, akhirnya mobil yang kita tumpangi dimatikan. Ajaib, mobil berjalan mundur dengan sendirinya. Padahal jalan dibelakang lumayan naik dengan ketinggian 15 derajad. Bila dinalar, tentunya mobil akan diam atau jalan kedepan karena jalan agak menurun. Benar-benar fenomena alam yang membingungkan. Hey anak fisika jelaskan ini !!! (*kabuur)

Sampailah di wisata Gunung Kelud dengan mudahnya. Ini adalah perjalanan mendaki gunung yang paling mudah karena akses jalan sangat memadai, kecuali bila terjadi longsor. Kedatangan kita pada siang hari disambut dengan guyuran hujan. Untung saja aku bawa payung merah jambu. Dari kejauhan, terlihat tebing persegi menjulang tinggi yang tertutup awan. Arah ke Blitar tertutup oleh barisan bukit dengan lereng-lerengnya yang sesekali mengepulkan asap putih. Di sisi lain terdapat tebing-tebing hijau yang tinggi dan dibaliknya adalah pusat Gunung Kelud.




Wisata jalan kaki Gunung Kelud diawali dengan masuk terowongan sepanjang 500 meter. Terowongan ini sengaja dibuat untuk jalan tembus ke pusat Gunung Kelud. Di jalan masuk terowongan terdapat pengamen tradisional yang menggunakan terompet yang bisa digunakan untuk Reog. Suaranya menggema disepanjang lorong. Menambah suasana redup lampu neon 5 watt di lorong semakin horor. Untung saja lewatnya berama-ramai 16 orang.

Di ujung lorong disambut dengan jalan yang bercabang ke kanan dan ke kiri. Ke kanan apabila akan panjat tebing dan ke kiri apabila ingin ke pusat Gunung Kelud. Tentu saja dipilih jalan ke kiri. Sekilas cerita tentang pusat Gunung Kelud. Dulunya terdapat kawah cantik Gunung Kelud yang menyimpan banyak cerita mistis. Kawahnya berupa danau yang berwarna hijau. namun sejak meletusnya Gunung Kelud pada tahun 2007, danau tersebut hilang dan digantikan oleh gunung kecil baru tepat di pusatnya.


Saat diamati lebih dekat 'gunung' hasil letusan itu merupakan sebongkah batu besar yang menutupi lubang dari Gunung Kelud. Di sela-sela gunung baru tersebut menyembul asap putih, seperti lahar panas yang tertahan. Semacam bakpo yang masih berada dalam pancinya, masih berasap. Hmm.... Tetap saja pemandangan ini membuatku takjub. Suasana hujanpun tak melunturkan semangat untuk berfoto.

Tiba-tiba terscetusalah ide untuk menaiki tanjakan disamping pusat Gunung Kelud, yaitu point tertinggi di Gunung Kelud. Semodel dengan Pananjakan di Bromo. Bedanya point of view ini hanya bisa didaki dengan jalan kaki. Aku yang berjiwa petualang dan lebih penasaran, mengiyakan saja ajakan mereka. Lha ternyata aku hanya cewek sendiri yang mendaki ke puncak bersama cowok-cowok petualang. Cuek lah.

Saat mendaki tangga pertama, seseorang ngobong-ngobongi "Eh, mosok kalah sama mbah-mbah," ujarnya sambil menunjuk barisan embah-embah yang mulai mendaki tangga. Terbakarlah rasa gengsi beberapa anak yang awalnya menolak untuk mendaki, seperti: Kurnia, Tica, dan Ola. Tapi ada untungnya juga, akhirnya aku tidak menjadi satu-satunya perempuan yang mendaki puncak.

Pendakian diawali dengan gerimis. Kubuka payunng merah jambuku. Tangganya berjumlah,,,,,entahlah!!!Siapa peduli??? Kakiku sudah kaku dan lumpuh. Nafasku lama kelamaan menjadi diskrit tak terkendali. Keringat tak sempat bercucuran karena hawanya yang dingin. Tangga demi tangga kudaki sambil tetap menahan payungku dari hempasan angin. Sialnya semakin lama hujan semakin deras tak terhankan.

Gelegar petir membahana. Matilah aku kalau kesambet petir disini, batinku. Sudah hampir berputus asa dan ingin kembali ke jalan yang benar yaitu turun lagi. Padahal saat itu sudah 4/5 jalan menanjak kulampaui. Saat aku akan turun, "Mbak ayo naik lagi tinggal dikit," motivasi Kurnia yang ada dibelakangku. Kupikir-pikir lagi, bener juga. Rugi ae kalau menyerah disini. Teringat perjalananku mendaki sampai tangga itu, setiap poin aku berhenti untuk mengambil nafas, tak peduli dengan kaki yang berteriak minta tolong.


Akhirnya....akhirnya dan akhirnya, aku sanggup mendaki puncak!!! Para lelaki yang sudah sampai diatas, menyambut kedatangan kita dengan sorak sorai. Lebai asline, tapi bagiku mendaki puncak Kelud adalah prestasi!. "Awas-awas elita kape mati, beri jalan," ungkap anak-anak guyon. Aku langsung berlari ke persinggahan berupa atap yang dibangun di puncak Kelud. Alhamdulillah aku masih hidup!

Payung merah jambuku kuletakkan sembarangan di tanah, hampir saja terbawa angin yang bertiup kencang. Kulihat pemandangan kanan-kiri. Sedikit kecewa sebenarnya karena yang kulihat hanya kabut yang menyamar menjadi awan. Kata anak anak ini adalah jalan menuju surga ^^. Habisnya kanan kiri awan semua.

Tantangan selanjutnya adalah jalan kembali. Menuruni ratusan anak tangga yang licin karena terkena hujan. Lagi-lagi bisa dilalui dengan selamat dan mengigil kedinginan. Kelud!!Great Adventure Ever!!

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena