a choice that change my life

Senin, 04 Maret 2013

Sehari di Bangkok Bersama Backpacker Tulen

Terhitung hampir empat bulan aku tinggal di Pathum Thani Thailand, 1 jam dari Bangkok. Beberapa objek wisata di Bangkok pun  sudah khatam kudatangi: Grand Palace, Wat Arun, Cathucak, MBK, Victory Monument, KBRI-Kedutaan Besar Republik Indonesia (ini mah bukan wisata :p), Platinum, dan sebagainya. Berbagai moda transportasi Bangkok pun sudah pernah kucoba mulai bis AC, bis tanpa AC, Sky Train, Mass Rapid Transportation, dan taxi. Namun jalan-jalan pada tanggal 16 Desember 2012 itu berbeda karena kami (Aku, Vivin, Nuril,dan Odi) bertugas menemani dosen fast track tercinta yaitu: Bu Ria dan Pak Syaiin untuk berkeliling Bangkok di hari Minggu. Mereka datang ke Thailand untuk mengurus kerjasama pihak ITS dengan beberapa universitas di Thailand selama seminggu. Kebetulan beliau berdua datang pada Sabtu malam, sehingga bisa merasakan berjalan-jalan di Thailand selama sehari di hari Minggu.

Pak Syaiin dan Bu Ria menyambut kami, anak-anak fast track di lobby hotel daerah Siam. Kami berbincang-bincang mengenai perkuliahan, keadaan di ITS, dan juga itenary wisata untuk hari itu. "Wah kami tidak salah mengirim kalian ke AIT Thailand karena perubahan budayanya tidak begitu drastis seperti di Eropa, namun kalian bisa mempelajari budaya disini yang lebih bagus dari Indonesia," ungkap Pak Syaiin. Kami mengamini karena memang beberapa faktor Thailand lebih bagus dari Indonesia, misalnya:
1. Sudah adanya moda transportasi Sky Train dan MRT yang dapat mengurai kemacetan di Bangkok, sedangkan di Jakarta masih baru dimulai pembangunannya.

Suasana BTS Sky Train Bangkok.

2. Semua pariwasata di Thailand kebanyakan bersih, bagus, murah, dan mudah dijangkau. Dibandingkan dengan wisata di Indonesia: bersih, bagus buangeeet, tapi mahal dan susah dijangkau atau bagus, kotor, dan murah.
3. Budaya antri, dimana-mana orang mengantri dengan sabar bahkan macetpun sabar dan tidak nge bel sana sini.
4. Jalan di Thailand yang dibangun bertumpuk-tumpuk dan menghubungkan kota Bangkok dan sekitarnya.
namun budayanya ya hampir sama dengan Indonesia karena kita masih dalam lingkup ASEAN. Bukannya aku menjelekkan Indonesia, aku kan anak Indonesia pasti cinta negara sendiri. Seumur hidup, sepertinya aku tidak bisa menjejakkan kaki di semua kota/ pulau di Indonesia saking besarnya negara kita. Pulaunya saja lebih dari 10.000. Keramahan orang Indonesia dengan bahasa daerahnya masing-masing juga tak ada duanya. Apalagi kebudayaan Indonesia yang kental dan bermacam-macam membuatku bangga mengenalkannya pada teman-temanku. Hanya saja banyak PR di Indonesia yang perlu diperbaiki, maklum PRnya banyak karena wilayahnya sangat-sangat luas.

Odi dan Pak Syaiin di dalam BTS.

Kembali lagi ke episode "Seharian di Bangkok". Bu Ria sudah siap dengan peralatan beckpackingnya: kaos polo, celana army, topi bertuliskan 'France", sepatu, jam tangan, dan tas ransel. Sumpah niat banget, aku sendiri lihat dandananku lebih ke dandanan mau ke mall, sandal dan pakai rok sambil nenteng kamera. Lalu Bu Ria menggelar peta Bangkok. "Nanti kita kesini lalu kesini dan kesini," sambil nunjuk-nunjuk objek wisata di Bangkok yang aku sendiri belum pernah kesana. Setelah itu Bu Ria mengeluarkan lagi setidaknya tiga peta lain yang menunjukkan rute transporatasi bis, sky train, MRT, dan boat. Ada wisata yang tidak dilewati Sky train, MRT, dan boat. "Naik taksi aja Bu," usulku karena memang taksi di Thailand harganya standar dan bisa lebih murah jika dinaiki berbanyak. Niatku bilang gitu juga memudahkan Bu Ria dan pak Syaiin yang lebih tua dari kami,tapi Bu Ria menyanggah dan mencari rute Bis.

Bu Ria, backpacker sejati :)

Berjemur di patung Kuda.

Jadilah rute pertama adalah Patung Kuda, gak tau juga apa ini tapi Bu Ria bersikukuh jika ini adalah landmark Bangkok. Kami semua menaiki Sky Train sampai ke ujung Bangkok bagian Barat (lupa juga didaerah mana). Lalu berjalan kaki melewati kampung-kampung sempit demi melihat Patung Kuda. Bu Ria memimpin didepan. "Ini siapa yang tinggal di Thailand, siapa yang turis," ujar Bu Ria. Wahaha, maklum Bu kami disini belajar terus (alibi) padahal belanja terus. Tapi memang Bu Ria pernah tinggal lama di Thailand tahun 90an untuk menyelesaikan gelar masternya jadi sedikit banyak beliau tahu seluk beluk Thailand. Tak tahu jarak berjalan seberapa jauh yang jelas juaaauuuhh sampe kaki rasanya kilu. Disepanjang jalan Bu Ria mebeli macam-macam jajanan mulai pisang goreng sampai buah. Akhirnya Patung Kuda itupun nampak juga dan itu hanya patung yang berada di bunderan. Kriikk,,,, kamipun berfoto panas-panas bersama Patung Kuda >_<.

Wat Arun.

Vivin di boat.
Destinasi selanjutnya yaitu Wat Arun. Kami kembali ke stasiun BTS Sky Train dengan berjalan kaki dan menuju BTS Phaon Yotin (yaopo iki tulisane) yang berada di pelabuhan boat sungai Chaopraya. Lalu menaiki boat ke Wat Arun. Ini terhitung ketiga kalinya aku berkunjung ke Wat Arun. Disini kami tidak masuk ke komplek pagodanya dengan alasan nanti dosenya capek naik-naik tangga di Wat arun. Nah bisa capek juga ya, kalau saya capeknya dari tadi :p. Jadi kami hanya memutari dan berfoto di pelataran Wat Arun dan melihat-lihat souvenir. "Enam puluh baht," ujar Bu Ria menawar kaos dengan Bahasa Indonesia. "Alayna (apa) enam puluh baht?," tanya penjualnya tak paham. Saat itu Bu Ria menawar habis-habisan dan akhirnya tidak jadi beli.

Full team di Wat Arun (Pak Syaiin, Bu Ria, Vivin, Nuril, aku-Elita, dan Odi)

Sebenarnya destinasi selanjutnya adalah Grand Palace dan wisata di bangkok Timur. Aku tidak menyarankan Cathucak (pasar tradisional terbesar di Bangkok) karena kemarin Bu Ria bilang tidak ingin belanja di Cathucak. Tapi pada akhirnya destinasi siang itu adalah Cathucak karena mereka belum menemukan oleh-oleh untuk dibawa ke Indonesia. Lalu kami kembali naik boat ke pelabuhan pertama, naik BTS oper di Siam dan menuju Mo Chit.

 "Pak iin, laper Pak. Gak makan siang?" tanya Nuril ke Pas Syaiin. "Iya saya juga lapar ini tapi biasanya Bu Ria tidak makan siang, saya nurut Bu Ria saja," kata Pak Syaiin pasrah. "Lho saya juga manusia, ayo makan siang," kata Bu Ria. Ucapan itu kami sambut dengan sorak gembira karena perut sudah minta diisi. Kami memilih makan siang di warung halal Cathucak yaitu dekat menara jam. Alhamdulillah makan siang kita dibayarin Bu Ria dan Pak Syaiin :) makasi Bapak, Ibu.

Nuril membantu memilihkan kaos untuk oleh-oleh.
Sebenarnya siang itu aku sudah capek dan teler karena hari sebelumnya tenagaku diforsir buat liburan ke Chiang Mai (ini liburan kok pakai tenaga :P). Tapi demi menemani Bapak dan Ibu dosen berbelanja, aku rela mbulet di Cathucak. Bu Ria dan Pak Syaiin membeli bermacam-macam barang: puluhan kaos, tas, songket Thailand, dan lain-lain. Kami mebantu memilihkan barang-barang dan memberi informasi kisaran barang di Cathucak. Bu Ria yang awalnya tidak mau belanja ternyata sudah menyiapkan tas di dalam ransel untuk menaruh barang belanjaan. Tasnya ada rodanya pula -_-"a. Pulang dari Cathucak Bu Ria dan pak Syaiin membawa tiga kresek besar belanjaan. Benar-benar Bu Ria itu MT (Master Travelling), backpacker sejati. Mesti lebih tua dari kami semua, namun Ibu ini yang semangatnya tinggi dan tidak merasa lelah kalau diajak jalan-jalan.

Kami mengakhiri jalan-jalan di Bangkok saat hari sudah mulai gelap. Bu Ria dan Pak Syaiin kembali ke daerah BTS Siam. Sedangkan Odi dan Vivin naik van ke AIT. Aku dan Nuril punya rencana lain yaitu mebeli kamera DSLR di Future Park untuk Nuril. Tahu kenapa? Karena esok kami (aku dan Nuril) akan memulai perjalanan ke daerah Thailand Selatan (Phuket, Phi-phi Island, Krabi). Lalu aku melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur untuk naik pesawat ke Indonesia dan Nuril bertolak ke Bangkok (dia tidak mau keluar dari Thailand). Benar-benar bulan Desember itu full vacation!!! Tunggu ceritaku mbolang dari Bangkok sampai Kuala Lumpur! :)

2 komentar:

  1. Hi Elita, salam kenal, saya Lisa.
    Saya baca, kamu pernah tinggal cukup lama ya di Pathum Thani.
    Saya ada rencana mau ke sana. Boleh tolong info ngga naik apa yah kalau dari Bangkok ?
    Saya akan stay di area Siam. Rencananya saya mau k Dream World. Ada saran ga transportasi terbaik menuju dream world ? Saya pergi bersama suami dan ortu ( total 5 org), di tunggu infonya ya,,, thanks Elita

    BalasHapus
  2. Hi dear
    Bisa minta itinerary jalan2 shari di bangkok g?
    Dari jam 7 pagi sampe jam 3 sore gitu
    Trus transportasi yang aman dari macet ke bandara setelah 1 day tour enaknya naik apa?
    Takut ktinggalan pesawat. Soalnya cuman transit doank sih hehe

    BalasHapus

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena