a choice that change my life

Rabu, 17 April 2013

Cerita Mudik (IX): Ini, Monas!

Akhirnya aku bisa berfoto di monas! Simbol ibukota negara. Maaf ya monas, aku sudah melangkahimu untuk foto duluan di Petronas. Tapi setidaknya aku bangga padamu kok :)

Akhirnya bisa foto di Monas :D
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. (sumber: wikipedia)

Bagaimana sejarah monas?

Monas. Photo by: Elita :)

 Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Cupa didepan caption Monas (Monumen Nasional) 
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu.Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961. (Sumber: Wikipedia)

Apa maksud dari bangunan monas?


Lingga dan Yoni pada arsitektur Monas.
Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam hari.[6] Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia. (Sumber: Wikipedia)
Wisata Delman.

Haha lama-lama tulisan wikipedia kupindah ke blogku. Bukan maksud hanya meng copy-paste, tapi aku mempelajari sejarah monas juga perlu dilakukan saat berwisata. Bukan hanya melulu melancong untuk senang-senang belaka. Apalagi saat itu aku terpaksa tidak bisa masuk kedalam monas saking ramenya. Jadi kupikir wikipedia adalah sumber yang relevan.

Didepan Patung Diponegoro.


Hari itu tanggal 25 Desember adalah hari terakhir perjalanan mudikku. Aku hanya berputar-putar di pelataran monas yang panas. Di pelatarannya terdapat wisata delman, foto dengan ondel-ondel,tandhak bedhes, dan penjual. Aku menikmati tingginya monas dari bawah pohon. Aku bangga Indonesia memiliki monas yang telah dibangun sejak lama. Monas adalah simbol kemerdekaan bangsa Indonesia bahwa kita dapat meraih kemerdekaan dengan tangan kita sendiri. Ini adalah pengingat generasi sekarang untuk terus menggemilangkan semangat kemerdekaan seperti layaknya kilau emas di ujung monas.

Hari itu kuakhiri dengan memborong batik untuk oleh-oleh teman-temanku di AIT. Kebanggaan lain adalah batik, kain khas Indonesia yang sekarang bisa didesain dengan modern. Pesawatku berangkat sekitar pukul 11 malam ke Juanda. Benar, perjalanan mudik selama hampir dua minggu ini akhirnya selesai.

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena