a choice that change my life

Selasa, 21 Oktober 2014

Wandering in Karimun Jawa (5): Kejar Setoran di Daratan Karimun Jawa


Kapalnya yang seharusnya menjemput kami dari Karimun Jawa ke Jepara jam 7 pagi molor menjadi jam 11 siang. Informasi tersebut diberitakan guide pada malam sebelumnya. Aku dan Putri santai-santai saja mengahabiskan pagi kami di homestay sampai jam 8 pagi. Setelah itu kami memutuskan jalan-jalan disekitar homestay. Terpikirlah ide gila "Put sewa peda motor yuk buat muter-muter Karimun Jawa," ungkapku. Sebenarnya Putri tidak setuju dengan ideku apalagi harga sewa sepeda motornya. Kami hanya ingin sewa selama 2 jam harganya disamakan dengan sewa seharian. Tapi setelah menghasut Putri dan tanya harga kanan kiri  jadilah kami menyewa sepeda motor selama dua jam dengan harga 25 ribu.

Jam menunjukkan pukul 9, Putri membawa sepeda motor matic dengan segera menuju ke arah barat yang belum kami jamah. Baru kali itu kurasakan aku merasa mabuk darat. Gimana tidak? meski sudah diaspal, jalannya banyak yang berlubang, berpasir, dan berkerikil. Tak tanggung-tanggung, banyak belokan dan tanjakan juga. Untungnya kami tidak kesasar karena jalan utama di Karimun Jawa ke pelabuhan itu cuma satu. Di sepanjang perjalanan terlihat rumah penduduk dan penginapan yang jarang-jarang. Saat melewati tempat yang agak tinggi terlihat laut yang mengelilingi Karimun Jawa.

Jalur darat ke pantai.

Jalanan kecil menuju pantai.
Putri menggeber sepedanya dengan kecepatan yang luar biasa selama 30 menit. Lalu kami melihat papan bertuliskan beberapa pantai. Sebenarnya kami ingin mengunjungi bukit Love tapi yasudahlah mumpung nemu pantai, sekalian saja dikunjungi. Jalan ke pantai sudah disemen namun sangat sempit dan hanya cukup dilewati sepeda motor. Akhirnya kami sampai di pantainya. Ehh tapi sebentar kok ada yang jualan, ada batu-batu, dan pohonnya pun familiar. Taraaa ternyata kami sampai ke pantai yang dua hari lalu telah dikunjungi bernama Ujung Gelam. Masih nekat, kami mencoba jalan bercabang lainnya yang juga menunjukkan adanya pantai. Ini kalah judi lagi, ternyata pantai kedua Batu bolong adalah pantai disebelah pantai pertama.

Kalah judi ke pantai yang sama.

Tetep aja foto2 meski sudah dikunjungi.
Jam sudah menunjukkan pukul 9.45, Putri langsung menggeber sepedanya ke jalan utama dan menuju ke arah barat. Sampailah di persimpangan jalan. Kanan atau Kiri? Aku mengecek jam berkali-kali. "Udah put ke kiri aja, kalau ke kanan arah bandara terlalu jauh," ujarku. Lalu kami menuju jalan yang bertuliskan arah hutan mangrove. Oh wow, ternyata jalan tersebut cantik karena di kiri kanan terdapat persawahan dengan background bukit bukit yang tinggi. Kukira Karimun Jawa adalah kumpulan pulau yang datar-datar saja tapi ternyata pemikiranku salah.
Ini di Karimun lho.

Perbukitan dan sawah.
Kami juga mengunjungi wisata hutan mangrove selama 5 menit yaitu hanya berfoto didepan pintu masuk. Setelah itu kami kejar setoran lagi mengikuti jalan sampai ketemu pantai dimana terdapat banyak rumput laut yang dikeringkan. Jam sudah menunjukkan pukul 10.30. Putri mengebut dan aku di boncengan hanya bisa pasrah terpental-pental karena profil jalanan yang luar biasa rusaknya. Saat itu kondisiku lebih mabuk daripada hari kemarin saat naik kapal dengan ombak 2 meter. Sungguh ajaib, Karimun Jawa bisa membuat orang mabuk darat dan laut.
Wisata Mangrove.
Jalan masuk ke hutan mangrove.

Pembalap Putri.

Sungai yang membelah hutan mangrove.

Tepat jam 11.00 kami sampai di tempat rental sepeda motor. Seteh itu kami bergegas jalan kaki ke penginapan. Disitu guide sudah menunggu dengan van. Teeng tepat waktu. Kami mengambil barang di kamar dan naik van menuju pelabuhan. Sungguh perjalanan darat yang kejar setoran.

Bye-bye Karimun dan jalan bolong.
Sekitar jam 12 siang kapal Sinjay sudah bersandar di pelabuhan. Lagi-lagi pengulangan perjalanan laut yang membosankan selama 5 jam. Bangun tidur, bangun lagi, tidur lagi masih di kapal juga. Akhirnya menjelang Isya, kami tiba di pelabuhan Jepara. Aku dan Putri berkompromi dengan geng UNAIR karena perjalan kami sama yaitu ke Surabaya. Setelah mbulet, terhasut, bingung cukup lama akhirnya kami naik becak ke alun-alun. Kata Pak Becak bis jurusan Surabaya sudah tidak ada di terminal dan terminalnya juga sudah tutup. Adanya bis yang lewat alun-alun. Ternyata pas sampai alun-alun adanya angkot ke semarang dan kudus. Itupun angkot terakhir. Yaelah.

Terpaksa naik angkot itu dan memutuskan berhenti di Kudus. Di dalam angkot saja masih bingung mau turun di terminal atau matahari. Pak supir menyarankan turun di matahari. Sedangkan keneknya yang juga istrinya menyarankan turun di terminal. Setelah per-cekcok-an,kami memutuskan turun di matahari sekalian lihat-lihat dan beli jajan. Saat diturunkan di matahari ternyata eh ternyata matahari itu bukan departement store melainkan Toko Bangunan 'Matahari'. Kriiik. Untung saja ada orang jualan semacam  kupat tahu ditempat itu. Lumayan untuk ngisi perut yang sedari siang belum makan. Kupatnya juga luar biasa, maniis banget bahkan lebih manis dari teh anget yang dipesan.

Geng UNAIR tadi menghubungi temannya yang baru balik dari Karimun dan juga di Jepara. Mereka memutuskan untuk menyewa van sampai Surabaya.Aku dan Putri mengiyakan dan nebeng saja. Jadilah kami pulang ke Surabaya dari Kudus dengan van. "Kenapa ga dari Jepara aja nyewanya,"gumam dalam hati.

1 komentar:

  1. SEGERA KUNJUNGI WEBSITE KAMI :

    WWW.PELANGI99.COM
    100% PLAYER VS PLAYER
    CONTACT PERSON :
    BBM : D872D7D9
    SKYPE : PELANGI99
    LIVE CHAT : PELANGI99
    LINE ID : PELANGI99.COM
    NO.HP : +855 166 75 661
    WA : +855 166 75 661
    WE CHAT : PELANGI99.COM
    INSTAGRAM : 99PELANGI99.COM
    ADUQ | BANDARQ | BANDARPOKER | CAPSA SUSUN | DOMINO99 | POKER ONLINE | SAKONG ONLINE

    http://duniaperjudian303.blogspot.com/2017/07/douglas-costa-dan-federico-bernardeschi.html

    http://duniaperjudian303.blogspot.com/2017/07/mulai-hari-ini-secara-resmi-klub.html

    BalasHapus

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena