a choice that change my life

Rabu, 08 Februari 2012

Day 1: Prinsip Backpacker=Murah!!

Inilah hari yang kutunggu-tunggu sejak enam bulan lampau yaitu hari Rabu tanggal 1 Februari 2012. Bagaimana tidak? Segalanya berawal dari rencana enam bulan lalu. Mencari uang pontang-panting demi bisa melihat kehidupan di luar Indonesia. Mungkin orang lain hanya melihat hasilnya saja: Jalan-jalan luar negeri. Namun semuanya pasti ada prosesnya yang tidak mudah.
Persiapan mata uang

Mungkin orang lain melihat bahwa jalan-jalan hanyalah kegiatan tersier yang menghambur-hamburkan uang. Namun jika pengalaman dan ilmu merupakan kebutuhan primer, liburan penting juga kan? Liburan yang kucari bukan semata mencari kesenangan dan hiburan. Namun juga mencari ilmu dan pengalaman. Mempelajari berbagai manajemen, teknologi, budaya, dan adat yang benar-benar berbeda dari Indonesia. Menggunakan mata uang yang berbeda, bertemu dengan orang-orang yang baru.

Jenis liburan yang kupilih adalah backpacker, mengelola liburan sendiri bersama teman. Menyewa hostel lewat internet, membeli pesawat promo, menata pengeluaran sedimikian sehingga menjadi minim. Tahu berapa harga pesawat yang kupilih dari Surabaya-Kuala Lumpur bolak-balik? 500ribu. Tahu berapa harga hostel yang kutempati semalamnya? Sekitar 100rb/hari di kamar asrama.

Yap akhirnya hari itupun tiba, segala keperluan sudah kujejelkan di dalam tas punggung pinjaman. Saat kutimbang, beratnya 7kg, belum lagi ditambah bawa tas kecil. Padahal isinya sudah jauh berkurang dibandingkan sebelumnya. Pokoknya yang banyak isi makananya -_- . Hoho

Setelah maghrib, aku dan Asthy mulai pontang-panting mencari tebengan ke bandara. Pesawat berangkat pukul 20.45, setidaknya 1 jam sebelum harus sudah di bandara. Pilihan terakhir jatuh pada taksi, bodo amat dengan prinsip murah backpacker, yang penting nyampai dengan tepat waktu.

Sialnya, semua operator taksi tidak bisa dihubungi. Akhirnya taksi oranye bisa dihubungi dan datangnya setengah jam kemudian. "Pak, jalan tercepat ke bandara," ujar Asthy. Langsung saja si Pak Supir ini melarikan mobilnya, bahkan sampai di jalan tol dengan kecepatan diatas 80 km/jam dan alarm mobil sampai berbunyi.

We can make it on time!!Mengurus segala macam yang berurusan dengan stampel paspor dan akhirnya bisa masuk ruang tunggu. Ternyata teman seperbolangan, Aditya Ferdian juga baru datang. Sebelum masuk ke ruang tunggu, segala peralatan kita diperiksa lewat mesin monitoring otomatis. Yah ketahuan deh aku bawa botol akua dan pocari sweat, padahal sudah ta selempit-selempitno ke baju-baju. Terpaksa kita menyerahkan minuman itu ke penjaga tas. Memang, dilarang membawa botol dan liquid lebih dari 150ml.

Tak lama kemudian, pesawat Air Asia Malaysia yang dinanti datang. Saat aku mengantri masuk pesawat, tak sengaja melihat ke arah mas-mas penyita air mineralku. Isok dia dadah-dadah ke aku. Oh oh,,, plis mas.

Pesawat Air Asia
Rasa senang membuncah dihatiku ketika pesawat ini lepas landas dengan kecepatan tinggi. Bangku F-19,letakku yang tepat disamping jendela memungkinkanku untuk melihat bagaimana sayap pesawat bergerak, hukum aerodinamika (bener ga seh :p). Semakin tinggi, kerlip lampu Surabaya seakan menjadi untaian permata emas dan perak. Jalanan yang disinari cahaya adalah benangnya dan kerlip bangunan adalah permatanya. Ini adalah kali keduaku naik pesawat terbang. kali pertamaku perjalanan dari Bali-Surabaya.

Entahlah,,,bingung menggambarkan perasaanku saat itu. Rasa senang yang berlebihan namun tetap merasa rendah diri. Senang karena salah satu target hidupku selama mahasiswa akan terlaksana. Dan rendah diri karena aku keluar negeri bukan seperti mahasiswa lain yang mengharumkan nama bangsa dengan mengikuti lomba, aku kesana hanya untuk bolang dengan uang pas-pasan.

Tiba-tiba dipesawat, aku pingin buang air kecil (kenapa selalu ada adegan kamar mandi??). Bingung. Di dalamnya cuma ada toilet duduk dan tidak ada penyiram seperti layaknya toilet biasa. Asal pencet saja. Ternyata salah satunya adalah tombol pembuangan. Pembuangannya tidak dengan air tapi dengan udara, jadi langsung tersedot keluar. Wuih berarti awan-awan mengandung pipis dari manusia ya -_-"

Pesawat yang kunaiki turun di bandara LCCT (Low Cost Carrier Terminal) Kuala Lumpur Malaysia. Meski namanya LCCT, bandara ini jauh dari kata murah. Didalamnya banyak toko-toko souvenir, McD, Starbucks, dan semacamnya. Inilah pertama kalinya kakiku menginjak di tanah negara yang berbeda. Ijin paspor pun tidak ribet, petugas langsung me stampel paspor dengan ijin  kunjungan sosial di Malaysia selama 30 hari.

Ingin hati langsung jalan-jalan, namun tak bisa terlaksana karena jam masih menunjukkan pukul 00.30. Penginapan di Kuala Lumpur baru bisa check in jam 15.00. Rencana awal mau menghabiskan waktu di McD, eh ternyata McDnya tutup. Akhirnya kita mencari mushalla untuk shalat Isya. Oya disana toilet=tandas, musholla=surau.
Asthy tidur di surau

Surau merupakan tempat favorit di LCCT karena disana aku bisa tidur semalaman setelah shalat Isya, maklumlah backpacker. Kuletakkan tas ransel di sebelahku, menumpuk sajadah sebagai bantal dan kerudung sebagai selimut. Aku dan Asthy tidur di surau wanita. Di surau sebelah, Adit juga mulai terlelap. Malu-maluin banget ya orang Indonesia di Malaysia. Bodo amat, yang lain juga pada tidur di surau. Bersiap untuk petualangan di pagi hari!

5 komentar:

  1. mbak, cara bikin paspornya gimana?

    BalasHapus
  2. ini2 saya sudah buat http://elitachoice.blogspot.com/2011/11/cara-membuat-paspor-di-kantor-imigrasi.html

    BalasHapus
  3. kereeen...monikutan backpacking juga :)

    BalasHapus
  4. hahahaa pengalaman baru dong kak tidur di surau

    BalasHapus

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena