a choice that change my life

Sabtu, 25 Februari 2012

Day 5,75: Singapore, Miniatur Negera di Dunia

Hal paling mengesankan di Singapore adalah kamu bisa merasa mengelilingi dunia dalam sehari. Hal ini benar-benar kurasakan saat pergi ke Chinatown, Little India, dan Harbour Front. Sungguh ajaib Singapore ini!

"Ia menjadi persimpangan banyak momen di masa lalu dan berpindah-pindah tangan ke banyak pihak, mulai dari Sriwijaya, Inggris, sampai Malaysia. Jumlah populasinya banyak didominasi imigran karena letaknya yang strategis. Sebagai konsekuensi, Singapura tumbuh menjadi pusat ekonomi dan industri yang mapan." id.travel.yahoo

Aku dan Ucups mulai kebingungan karena Asthy tiba-tiba menghilang. Namun aku masih ingat perkataanya saat kusarankan agar tidak "menghilang" di negeri orang, "Aku lo bisa balik sendiri," jawabannya selalu begitu. Yasudahlah aku dan Ucups memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke Chinatown. Kita naik dari MRT Dhoby Ghaut ke MRT Chinatown. Saat berdiri di dalam MRT, aku memperhatikan keadaan sekitar. Cewek China tidur-tidur ayam sambil mendengarkan lagu dari I Phone. Mbah-mbah China duduk dengan tenang. Perempuan China dengan pakaian sexy membawa kantong belanjaan bertuliskan GUCCI. Cowok eksekutif China mbulet dengan Ipadnya (Btw, kok nggawe merk Apple kabeh sih).Ternyata didalamnya orang China semua. Buset.

Saat keluar dari MRT, sudah terasa suasana China nya. Apalagi saat itu masih dalam perayaan Imlek. Hiasan naga,tulisan-tulisan China, dan suara di MRT yang berbahasa China. Terdengar sayup-sayup percakapan orang-orang dengan bahasa China. Saat keluar dari stasiun MRT Chinatown, aku dan Ucups terkesima. Luar biasa! Bagunan lawas dijaga dengan apiknya dan digunakan sebagai toko-toko khas China. Lampion merah bergelantungan sepanjang jalan. Suasana ramai di Chinatown menjelang malam hari menjadi objek yang menarik untuk diamati.
Pertokoan di chinatown

Random, aku dan Ucups masuk ke salah satu toko. Ternyata barang-barang di Chinatown lebih murah daripada di Bugis Street, terutama gantungan kuncinya 10$ dapet 34. Banyak juga barang-barang lucu khas China yang dijual dengan harga 3 for 10$.

Sepanjang perjalanan kali itu, kita selalu tersenyum-senyum bak anak kecil yang menemukan mainan baru. Melangkah gembira mengintari daerah Chinatown. Mengamati setiap toko-toko dengan warna dominan merah. Langkah kita terhenti di museum uang logam. Berhubung masuknya (lagi-lagi) bayar, akhirnya kita hanya berfoto diluarnya. Berfoto dengan koin terbesar sedunia, berupa batu 1,5 meter berbentuk seperti donat. Gak mbayangin kalau beli jajan pakai uang itu, gelundungin batu kemana-mana -_-"
Museum Coin

Selanjutnya, aku dan Ucups mencari place of interest di daerah Chinatown. Sempat melihat-lihat keadaan temple yang berwarna serba emas dengan patung-patung dewa dan sapi.
Temple di Chinatown

Lalu aku dan Ucups menuju Temple lain Tooth Budha Relic. Jalan menuju kesana melewati deretan food court ala Chinese. Perut sudah berteriak-teriak minta diisi, ditambah godaan aroma masakan dikanan kiri jalan semakin membuatku tergiur. Namun apa daya, perasaan ragu-ragu. Ini halal apa nggak.
Tooth Budha Relic

Food Court Chinatown
Bukti pernah ke Chinatown :p

Tiba-tiba dari ujung jalan terdengar suara musik khas China dan orang ramai berkerumun di pinggir jalan. Refleks, aku dan Ucups langsung berlalri ke pinggir jalan. Menyelinap di antara desakan orang-orang. Melongok ke pinggir jalan yang ternyata sedang ada festival China. Wow cantik sekali seperti di film-film. Festival itu berupa mobil yang dihias dengan bermacam lampu warna-warni, diatasnya terdapat model dengan pakaian unik yang melambaikan tangan. Festival ini diadakan dalam rangka menyambut imlek. Benar-benar momen yang tepat untuk ke Chinatown.

Mobil hias di festival Imlek
Ramainya Festival Imlek

Jam menunjukkan setengah sembilan malam waktu Singapore. Itu artinya masih sekitar jam setengah 8 Indonesia. Aku dan Ucups yang kelaparan memutuskan untuk mengakhiri petualangan di Chinatown. Kita berdiskusi dan memilih untuk mampir ke Little India untuk makan sekaligus berjalan-jalan.

Saat berada di eskalator MRT Chinatown, "Itu kan Asthy!" teriak Ucups sambil menunjuk perempuan di MRT jalur kiri. Langsung saja kupanggil-panggil namanya. Asthy menoleh dengan wajah datar. "Kalian tadi ta tunggu di MRT Dhoby Ghaut gak ketemu, ya aku berangkat sendiri ke Chinatown," jawabnya tanpa ekspresi. "Ini kamu mau kemana?" tanyaku. "Mau balik ke peginapan," ujar Asthy. Aku dan Ucups langsung menggeret Asthy ke MRT jalur kanan. "Ayo ikut kita ke Little India dulu," ajak Ucups. 

Ajaib!!! Jalur MRT ke Little India penuh dengan orang-orang ras India. Kebanyakan berkulit hitam, berhidung mancung, bermata hitam tajam, dan mengenakan kemeja putih. Atau orang perempuannya berambut hitam panjang dan mengenakan sari berwarna-warni. Sungguh aku menjadi bingung dengan keberadaanku sendiri, perubahan dari dominan kulit kuning khas China dan kulit hitam khas India benar-benar mencolok. Kuperhatikan gaya mereka. Ada yang bercakap dengan temannnya menggunakan bahasa (entahlah India mungkin). Ada yang memakai sorban putih seperti di film Bollywood. Ada lelaki India yang telepon dengan ekspresi khas yaitu geleng-geleng kepala dan memutar tangan terus menerus (aku baru sadar kalau semua orang India melakukan hal tersebut).

Kita keluar di MRT Little India bersama segerombolan orang-orang India. Hyuuunggg, semerbak bau rerempahan menusuk hidung. Keluar MRT langsung pasar!! Kita berjalan di pinggir trotoar. Banyak pedangang kaki lima di pinggir jalan.Iini Singapore apa India? baru tadi aku merasa berada di China, kemudian sekarang aku merasa berada di India.
Toko rangkaian bunga

Pasar

Meskipun menjelang malam, toko-toko masih ramai menjajakan dagangannya dan orang-orang masih sibuk membeli. Kebanyakan yang dijual adala rempah-rempah, lalu kalungan bunga, dan ada juga toko perhiasan dengan baliho bergambar artis Bollywood. Beberapa orang sibuk mengerumuni celana jins yang dipamerkan layaknya di pasar dadakan Tugu Pahlawan.
Ayo-ayo dipilih-dipilih

Setiap aku dan Asthy lewat, setiap lelaki selalu melototi ke arah kita. Aku heran, what's wrong?? Taraaa...... We are in the wrong place! Semua orang di Little India malam itu adalah laki-laki. Aku langsung gelagapan dan selalu berjalan di dekat Ucups. Puluhan mata melotot setiap kami berjalan. Ohh,,,,

Terjebak di Little India

Beberapa meter didepan kita, banyak sekali orang yang berkumpul. Samar-samar terdengar suara musik. Aku tersadar esok adalah festival Thaipusam, festival orang Hindu. Mungkin budayanya saat malam perayaan, orang laki-laki akan berpesta terlebih dahulu. Perjalanan di Little India adalah yang terpendek hanya setengah jam. Kita langsung kembali menuju MRT. Ada saja halangan menuju kesana karena ramainya jalanan oleh orang laki-laki. Kita mencari jalan pintas melewati warung kaki lima, terlihat didalamnya orang-orang pesta makan dan bir terletak di meja. Mengerikan, kita memepercepat langkah dan merasa lega saat sampai di dalam MRT.

Tujuan berikutnya adalah MRT Bugis, disana kita akan interchange ke MRT Kembangan. Namun kita sempatkan untuk makan ke KFC (lagi) di Mall dekat MRT Bugis. Sungguh hari itu merupakan perjalanan yang unik untuk mepelajari kehidupan di Singapore. Mulai Bugis yang identik dengan Indonesia-Malaysia, daerah Raffles yang benar-benar nuansa singapore, merasakan sensasi China di Chinatown, dan berada di kerumunan orang barbau rempah di Little India. Freak trip!!

3 komentar:

  1. dalam rangka apa nich ke Singapure
    ko kayaknya asyik banget gitu :)

    BalasHapus
  2. Dalam rangka membolang keluar negeri selagi masih mahasiswa dengan dana terbatas :)

    BalasHapus
  3. Ini opportunistic sekali yah trip nya, udah perayaan imlek, eh besoknya thaipusam. mantap deh :D

    BalasHapus

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena