Beranjak sore, kaki sudah lelah, punggung sudah nyut-nyutan membawa beban tas gajah kemana-mana. Berakhirlah petualangan di kota Putrajaya, kota cantik masa depan. Perjalanan dilanjutkan dengan naik Fast Train dari Stasiun Putrajaya ke Kuala Lumpur (KL) Sentral. KL Sentral merupakan pusat interchange, bertemunya segala jenis transportasi. Disini kita turun dari Fast Train dan beralih ke Mass Rapid Transportation (MRT), sejenis kereta otomatis.
Cara pembelian tiket MRT melalui mesin pembelian touch screen. Lagi-lagi kendesoan kita dimulai. Asal pencet saja, lalu masukin uang. Mesin ini hanya menerima pecahan uang kertas 2-5RM dan juga uang receh. Hati-hati memilih mesin karena ada beberapa mesin yang harus menggunakan uang 'pas' artinya tidak akan ada kembalian jika uangmu lebih dan ada lagi mesin yang hanya menerima uang receh. Klinting,,,klinting,,,klinting,,, uang receh kembaliannya kok banyak banget, batinku. Ternyata tiketnya berupa token yaitu semacam koin yang terbuat dari plastik. Oalahh.
"Lho yang nyetir MRT kok anak kecil perempuan??" pikirku dalam hati saat melihat kereta MRT datang. Saat masuk, aku baru sadar bahwa MRT itu ga ada yang nyetir, keretanya berjalan secara otomatis. Ya ampuun, ilmu teknikku kok ga fungsi gini sih.
MRT membawa kita dari KL Sentral ke Pasar Seni. Setelah berputar-putar dan bertanya kepada beberapa orang, ketemu juga tempat tinggal sementara kita: Hostel Guesthouse Explorer. Skala bintang 1-5, hostel ini skalanya 5. Hostelnya nyaman banget. Letaknya strategis dekat Pasar Seni, Petaling Stret, Masjid Jamek, Stasiun Pasar Seni, Stasiun Masjid Jamek, dan Merdeka Square. Kamarnya bersih. Karyawannya ganteng dan ramah :p . Air untuk teh dan kopi tersedia setiap saat secara gratis. Sarapan roti juga gratis. Ada tempat untuk bersantai dan internet gratis. Ada rooftopnya juga, memandang kota Kuala Lumpur saat malam hari. Apalagi saat hari kedua, kamarku di upgrade menjadi kamar privat. Dan yang penting MURAH. Hahaha,,,
Hostel Guesthouse Explorer |
Di hostel, aku memesan kamar dormitory female. Satu kamar terdapat enam orang, disini aku dan Asthy juga sempat berkenalan dengan bule (upss aku juga bule) dari Belanda. Mereka berdua enak juga diajak kenalan dan terlihat senang saat mengetahui kita berasal dari Indonesia. "Aku pernah berjalan-jalan ke Indonesia sampai Maluku," ujarnya dalam bahasa Inggris. Buset, aku aja ga pernah ke Maluku. Gini bilang orang Indonesia, malu. Yah next target, membuat jadwal keliling Indonesia.
Sorenya, aku dan Asthy memutuskan untuk berjalan-jalan di sekeliling hostel, sekalian ke Masjid Jamek untuk shalat. Memperhatikan keadaan, orang-orang yang benar-benar baru, hiruk pikuk jalan, toko-toko bernama aneh di negara orang merupakan hal yang benar-benar mengasikkan bagiku. Tak lupa, pulangnya membeli camilan gorengan di pinggir jalan. Lumayan penambal lapar.
Suasana jalanan Kuala Lumpur |
Masjid Jamek |
Setelah berdiskusi, rute malam hari adalah Petronas dan daerah disekitar hostel. Sebenarnya jadwal untuk Petronas adalah pagi hari karena bisa masuk kedalam gedung Petronas secara gratis dengan tiket yang disediakan secara terbatas. Ternyata ada aturan baru yang diberlakukan yaitu masuk Petronas bayar 50RM dan tiketnya dijual terbatas. Gagal deh rencana naik Petronas karena menyangkut kemaslahatan uang.
Lagi-lagi kita naik MRT. Benar-benar trasportasi yang canggih dan mudah. Sampai di stasiun bawah tanah dekat Petronas, kita naik ke atas (daratan). Mana ini Petronasnya?? Eh saat menoleh kebelakang, menara kembar itu berdiri dengan kokoh dan anggun. Aku terharu, gak tau juga gara-gara apa. Menara Petronas yang biasanya hanya bisa kulihat di laptop, sekarang sudah berdiri kokoh di depanku.
Kerlip lampu metaliknya begitu cantik, padanan antara warna silver dan biru. Kepala tak pernah terlepas dari sudut 180 derajad menoleh ke atas. Kelihatannya menaranya tak berujung. Langsung saja, kita mencari tempat untuk melakukan aksi narsis dengan berbagai pose. Petronas-simbol Malaysia. Belum ke Malaysia, kalau belum ke Petronas!
"Menara PETRONAS adalah dua buah pencakar langit kembar di Kuala Lumpur, Malaysia yang sempat menjadi gedung tertinggi di dunia dilihat dari tinggi pintu masuk utama ke bagian struktur paling tinggi. Menara ini dirancang oleh Adamson Associates Architects, Kanada bersama dengan Cesar Pelli dari Cesar Pelli of Cesar Pelli & Associates Architects Amerika serikat yang selesai dibangun setinggi 88 lantai pada 1998 dengan desain Interior yang merefleksikan budaya Islam yang mengakar di Malaysia. Pada 17 Oktober 2003, Taipei 101 mengambil rekor menara kembar ini.Tetapi Menara Kembar Petronas tetap memegang gelar menara kembar tertinggi di dunia." (mbahnya ensiklopedia- www.wikipedia.com)
Setelah puas memandang, memfoto, mengagumi, melonjak-lonjak di pelataran menara Petronas, kita langsung menuju mall Suria KLCC yang berada di sampingnya. Lagi-lagi wisata kuliner. Nasi Kadar, makanan khas India. Aku lupa rasanya, pokoknya enak sesuai dengan lidah Indonesia namun gak bakal ditemukan di Indonesia. Ikannya ayam dan besar banget, beda porsi mungkin ya.
Di belakang mall Suria KLCC, terdapat taman air. Air mancurnya lucu, seakan bisa lompat-lompat ke udara. Entahlah, kok disini rasanya canggih banget. Aku merasa gagal menjadi orang teknik di tempat yang serba terotomatisasi.
Perjalanan dilanjutkan ke Pasar Seni. Kebetulan di Pasar Seni sedang ada pertunjukkan tari-tarian Malaysia. Penarinya hanya 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki yang menari secara bergantian di halaman Pasar Seni. Penontonnya berjubel. Hal paling mengagetkan adalah saat tarian terakhir yang bernada lagu "Rasa Sayange". Indah namun nyesek.
Mbolang ditutup dengan mengantarkan Asthy makan roti canai di restoran India. Hari itu, banyak hal yang kurenungkan dan kupikirkan. Antara Indonesia dan Malaysia.
Kita selalu manganggap Malaysia adalah negara "sebelah", negara "saingan". Apalagi saat acara sepak bola berlangsung, entah berapa kata-kata kotor untuk negara itu. Mari merenung :)
Malaysia punya Putrajaya, kota indah bahkan lebih indah dan bersih dibandingkan Singapura (setelah aku memutari Singapura). Kita? Jakarta yang banjir. Malaysia juga punya menara kembar yang sempat menjadi bangunan tertinggi di dunia. Desain seni Islam sangat melekat di Petronas. Kita? Monas yang tingginya 1/4 dari Petronas. Malaysia juga punya fasilitas transportasi yang canggih dan bikin orang dari Surabaya pun (Kota terbesar kedua di Indonesia) menjadi orang ndeso. Kita? len yang awut2an, namun di Jakarta sudah memiliki MRT juga katanya (aku belum pernah ke Jakarta). Mereka sudah memiliki merk otomotif nasional: Proton dan mereka bangga memakainya. Kita? Kiat Esemka yang baru saja tenar dan belum diresmikan. Kita mengaku punya lagu "Rasa Sayange", tapi mereka mengaku punya, mengembangkannya sebagai tarian, dan memeperkenalkannya ke turis.
Aku bukan ingin mempromosikan negara ini. Yah biasa ajalah, seharusnya kita juga nyadar. Kita selalu memandang mereka pencuri dan terbelakang. Namun sepertinya mereka tak peduli dan tetap maju. Malah kita yang selalu melihat gerak-gerik untuk mencela mereka. Yuk saatnya Indonesia maju!! Aku optimis!! :D
Saat ini juga tengah direncanakan pemabangunan menara Jakarta yang akan dibangun pada 2012. Semoga uangnya ga dikorupsi ya :) . Saat ini bahkan anak SMK Indonesia bisa membuat mobil sendiri, kedepannya di tingkat perguruan tinggi, kita akan dapat mendesain trasnportasi umum layaknya Shinkasen atau TGV. Kita memiliki keindahan alam yang tak akan pernah dikalahkan oleh negara lain dan semoga bisa termanajemen dengan rapi. Jangan lupa kita juga bisa mendesain pesawat sendiri. Intinya, ayo bangkit membangun Indonesia!!
"Indonesia merupakan dunia bagi negaranya sendiri. Di dalamnya terdapat ribuan pulau dengan ratusan suku, adat-istiadat, dan bahasa yang berbeda" dikutip dari buku panduan tentang Indonesia yang kubaca di Singapore.
kekurangan yang kamu sampaikan disini adalah harga dari wisata kuliner yang kalian makan, pentinglho itu buat referensi
BalasHapusOke, makasi ya,,tar ada edisi khusus kuliner yak apa?haha
BalasHapusoke, ditunggu..
BalasHapusnasi kandar mbak..
BalasHapuskog nasi kadar..
enak ya nasi kandar itu...
mirip2 nasi padang penyajiannya
wah iya ta? aku lupa. Iya aku percaya yg lebih ahli deh,,yg pernah ke Thailand :) Nasi Kandar rasanya kayak nasi kebuli (eh itu nasi Briyani dink). Kayak nasi kebuli tapi ga pedes. Aku kangen sama teh tariknya, rasanya khas *_*
BalasHapusOh God... comment lagi --"
BalasHapusMbak ayo mbak bantu saya mbangun http://travelbuck.net , bikin panduan wisata non Goverment khusus Indonesia gitu.
kita mulai dari yg kecil2 dulu, minat kontak aku ya *ngarep*
wow,,,http://travelbuck.net, web yg bagus. C'est magnifique. Tapi bahasa Inggrisan ya,,,Bahasa Inggris saya skrg rada2 kacau (efek les bahasa Prancis). Kalau mau nulis ttg Surabaya gt boleh? harus di kirim email dulu atau bagaimana?
BalasHapusmbak elita bisa share link website hostel tempat mnginap nya itu?thanx before :)
BalasHapusassalamualaikum... aku dari malaysia...bagus sekali tulisannye ....intinya kita warga pemilik nusantara harus sentiasa bersatu
BalasHapusWe love to see Malaysia and Indonesia as good as brother and sister
BalasHapus