a choice that change my life

Senin, 13 Februari 2012

Day 4: Melaka, UNESCO Heritage City

Masih jetlag, hari itu aku terbangun jam 04.30. Padahal Shubuhnya pukul 06.10. Untung saja shower air hangat di hostel selalu membuatku nyaman jam berapapun aku ingin mandi. Setelah mandi, aku membuka tas dan mengeluarkan mi Sed*ap yang kubawa dari Indonesia. Sekilas mi Sed*p: ternyata di Malaysia juga ada mi Sed*p yang membeli lisensi dari Indonesia. Hahhh,,, jadi ga spesial makan mi Sed*p di Malaysia. Lain kali bawa Ind*mie aja ah,,, ini ceritaku, apa ceritamu? :p

Aku menunggu subuh sambil inetrnetan di lobi hostel. Apalagi kalau nggak upload foto di Facebook. Suasana masih gelap gulita. Mendekati jam enam (Shubuh di Indonesia), karyawan hostel mulai membersihkan hostel dan menyiapkan sarapan. Paling dia heran kenapa aku bisa-bisanya internetan di pagi buta.
Pemandangan dari TBS
Ruang tunggu TBS

Singkat cerita, jam delapan aku dan Asthy checkout dari hostel menuju terminal Puduraya yang letaknya dekat dengan Petaling Street. Dari Puduraya, kita naik Rapid KL ke TBS. Aku kaget waktu sampai TBS, ini airport apa terminal? Bangunanya bagus banget. Kita mendapatkan tiket keberangkatan ke Melaka jam 10 pagi. Yeah!! Welcome Melacca, kota transit sebelum Singapore.

Sekilas tentang Melaka. "Negeri Melaka atau juga dikenal sebagai Melaka Bandaraya Bersejarah, 1989, merupakan salah satu negeri (provinsi) di Malaysia. Pada tahun 2008 Melaka dan George Town, dinobatkan oleh UNESCO sebagai Kota Warisan Dunia (World Heritage). Negeri Melaka dinyatakan sebagai 'Melaka Maju' pada 20.10.2010 pada jam 20:10 di Stadion Hang Jebat yang disempurnakan oleh Perdana Menteri Malaysia langsung dari Putra World Trade Centre (PWTC), Kuala Lumpur. Melaka juga dinyatakan sebagai Negeri Bandar (Kota) Teknologi Hijau." (kamus segala umat- wikipedia.com)

Sekitar jam satu, aku dan Asthy sampai di Melaka. Pertama kali yang kita cari adalah makanan!! Makanan disini jauh lebih murah daripada di Kuala Lumpur dan jauuuh lebih murah daripada di Singapore. Jadi jika transit disini, puas-puasin makan deh.
Makanannya Asthy: Laksa Malaysia

Kita mengintari Melaka menggunakan bis Panorama. Sampai di pusat heritage, sudah disambut dengan tulisan "Welcome to the Melaka, World Heritage City UNESCO". Ckckck suangaar sampai dinobatkan menjadi kota bersejarah yang diakui oleh dunia. Melaka, negeri yang cantik. Kota ini dikelilingi oleh sungai lebar yang dijaga agar tetap bersih. Sungai ini juga dimanfaatkan sebagai objek wisata, wisata naik perahu mengintari Melaka. Masih ingat kan tentang Melaka? Nama kota tersebut banyak keluar di buku-buku sejarah yang kita pelajari dari SD-SMA. Melaka merupakan pusat perdagangan dan transit dari negara-negara lain di dunia. Selatnya saja sampai dinamai selat Melaka.
Pemandangan di pinggir sungai Melaka

 Asal saja, aku dan Asthy turun di sepan Muzium Samudra yang bentuknya sperti kapal raksasa. Yah semacam monkasel Surabaya, namun Muzium Samudra lebih bersih dan terjaga. Saat naik ke atas kapal, terlihat pemandangan sungai Melaka. Masya Allah,,, cantiknya ditambah bangunan di pinggir sungai yang khas semakin menghanyutkanku. Rasanya seperti berada diluar negeri (yo ancen) -_-" . Di dalam museum Samudra menceritakan perdagangan bangsa-bangsa asing di Melaka. Ada juga desain kapal-kapal jaman dulu.
Muzium Samudra Melaka
Suasana di geladak muzium

Puas dari Muzium Samudra, kita menyempatkan diri berbelanja ke pasar yang terletak didepannya. Disini banyak pernak-pernik lucu yang berbau Melaka.

Wisata jalan kaki dilanjutkan kembali dengan menyusuri daerah pinggir sungai. Disana juga banyak ditemui bangunan bersejarah. Melaka ini modelnya seperti Jogja, banyak wisata heritage. Namun bedanya, wisata di Melaka terletak dalam satu komplek dan hanya perlu jalan kaki untuk memutari semuanya.
Gak keliatan seperti Malaysia. Keren

Jalanan di pinggir sungai

Hanya beberapa langkah jalan kaki, sudah ketemu kincir air raksasa. Jalan kaki lagi, ketemu benteng pertahanan lengkap dengan meriamnya. Di daerah sana juga banyak terdapat museum, mungkin ada puluhan. Jalan sedikit lagi, sudah terlihat gereja merah yang terkenal di Melaka. Di sepanjang jalan ditemui peralatan aneh-aneh dari masa lampau, seperti derek kapal dan sebagainya.
kincir air Melaka

benteng Melaka

Jalan Merdeka Melaka

Suasana kota Melaka

Kita juga menyempatkan diri mengunjungi Jonker Street yang merupakan Chinatown nya Melaka. Disana merupakan pusat jajanan saat malam hari.
Jonker Walk Melaka


Kincir angin Belanda. kok di Melaka ada ya -_-"

Gereja heritage yang terkenal di Melaka

Becak alay

Stadthyus

Oya disekitar Melaka, banyak terdapat becak alay yang siap mengantarkan wisatawan kemanapun. Becak alay ini seperti becak biasanya namun hiasanya mana tahan, penuh dengan bunga-bunga. Bahkan terkadang dipasang streo juga untuk meramaikan suasana. Tahu apa yang dilantunkan dari stereo itu? Lagunya Wali-Cari Jodoh. Aku curiga, jangan-jangan Pak Becaknya tuh orang Indonesia. Disini sekali mbecak 40RM= Rp 120 ribu, bandingkan dengan mbecak di Jogja Rp 5rb.
Becak Alay

Disini aku juga sempat bertemu dengan orang Prancis. Mau nyoba ngomong Prancis, tapi takut. Ahh, gocik. Aku cuma sekilas menangkap omongan mereka "Regarde". -_-"

Sekitar jam lima sore, aku dan Asthy kembali lagi ke terminal Melaka Sentral untuk melanjutkan perjalanan ke singapore jam enam sore. Tentu saja sebelum ke Singapore, puas-puaskan dulu makan. Saat itu aku merenung, Melaka saja dijadikan Heritage City UNESCO. Padahal tempat-tempat bersejarahnya yang awalnya hanya biasa saja didesain menjadi luar biasa. Dan sebenarnya di Indonesia sangat banyak tempat bersejarah seperti itu. Bukan lagi banyak tapi keleleran. Sebut saja Mojokerto sebagai bangunan bersejarah Majapahit, mulai candi tikus sampai budha tidur raksasa. Jogjakarta, mulai keindahan tamansari sampai benteng vredeberg. Semarang dengan keunikan bangunannya. Sakjane di Indonesia masih buanyak tempat heritage dan sebenarnya bisa dinominasikan sebagai UNESCO Heritage city yang dilindungi.

Malam hari, kita sudah sampai di Check point Woodlands. Disini aku keluar dari imigrasi Malaysia dan masuk ke wilayah Singapore. Jangan lupa bawa semua barang saat masuk wilayah Singapore. Disini lebih ketat daripada masuk Malaysia. Bolak-balik foto di pasportku dipelototi dengan keadaan asliku.

Yups welcome to Singapore!!!
Kita naik bis sampai City Plaza. Disinilah kita turun. Disinilah penderitaanku dimulai. Dari cek point sudah kutahan-tahan untuk tidak ke kamar kecil. Sampai di Singapore jam 22.30, semuanya sudah tutup!! Saat aku nanya-nanya ke orang-orang, toilet mall juga tutup. Sumpah saat itu aku nangis. Cari stasiun buat ke kamar kecil, ternyata masuk ke kamar kecil harus pakai kartu!! Sungguh terlalu T.T

Kita nyasar bermenit-menit. Naik bis gak jelas, yang nyupir bahasa Inggris Cina. Nanya ke beberapa orang Singapore. Untung saja orang Singapore baik-baik, kita sampai diantarkan ke hostel Fernloft East Coast. Alhamdulillah.

Sampai disana, pak Cik yang njaga mbulet-mbuletin kita lagi. Katanya gak kedaftarlah nama kita. Disuruh nunggu sampai besok pagi lah. Sumpah hari yang melelahkan dan sialnya belum bisa tidur karena capek. Entah gimana ceritanya ternyata temanku M. Yusuf Santoso (Ucups) sudah sampai di Fernloft duluan. Huwaaa akhirnya ada teman cowok. Entah gimana lagi ceritanya, tiba-tiba Pak Cik menemukan registrasi onlineku dan memperbolehkan kita untuk menginap. Sungguh hari yang melelahkan. Untung kasur empuk dan bedcover tebal membuatku nyaman sampai esoknya.

5 komentar:

  1. crita yg sangat menarik...oiyaa...knp mba Elita gak main jg ke Colmar Tropicale d daerah Bukittinggi, Pahang. Resortnya keren lho...serasa di Perancis. Aku juga blm pernah ke sana tapi next klo ke KL akan menyempatkan diri ke sana...^^

    BalasHapus
  2. iya, itu ga masuk rencana liburanku. Aku baru tahu ada tempat bagus menyerupai eropa pas ngambil semua buku panduan wisata Malaysia, Insya Allah kalau ada kesempatan lagi aku ingin ke Malaysia bagian Utara, sekalian ke Thailand =)

    BalasHapus
  3. trus hostel yg d kawasan East Cost, SG itu gampang gak transportasi disitunya?

    BalasHapus
  4. kalau east coast tempatnya terlalu jauh dgn MRT. cuman dekat dgn pantai. Tp lain kli klo disuruh milih, mending aku cari yg deket Dhoby Ghaut

    BalasHapus
  5. halo mba, salam kenal..

    saya nggak sengaja nemu blog mba pas lagi blogwalking soal pengalaman orang2 ke KL karena kebetulan saya juga mau ke KL bulan september nanti. ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan. semoga mba berkenan menjawab ya (:

    1. kalau untuk wisata di wilayah putrajaya, 1 hari saja cukup ya?
    2. perjalanan dari KL-Malaka membutuhkan waktu berapa jam? apakah 1 hari juga cukup?
    3. sebelum sampai di KL apa mba sudah punya pegangan buku panduan wisata/peta KL?

    segitu dulu pertanyaanku mba. semoga berkenan menjawabnya (:

    -gals-

    BalasHapus

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena