a choice that change my life

Senin, 27 Februari 2012

Day 6: Universal Studio, Keren Maksimal!

Bangun-bangun jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Arkh,,, grubrak grubrak. Aku langsung ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke Universal Studio. Setelah berlemot-lemot, kami bertiga akhirnya duduk manis di Halte Bus depan hostel. Setelah menunggu sekitar 15menit, akhirnya bus bertingkat datang juga. Bis itu membawa kita ke Harbour Front. Setelah 21 tahun, akhirnya aku bisa naik ke lantai dua bis bertingkat. Sesuatu banget. Pemandangan jalanan Singapore dari lantai dua menjadi hal yang mengasikkan. Terkadang menemukan hal-hal aneh di pinggir jalan, misalnya ada kantor "profesional maid", mirisnya maid yang ditampilkan di layar TVnya adalah orang Melayu dan sepertinya orang Indonesia. Apartemen mewah juga sempat kulihat dari lantai dua bis ini, terlihat kolam renang lebar didalamnya.

Orang-orang yang akan berangkat bekerja memadati bis ini. Aku dan Ucups duduk di bangku paling belakang, Asthy duduk di (.....) berpindah-pindah tempat, kadang tengah, kadang depan, kadang belakang, untung ga duduk di bangku supir. Kuperhatikan suasana didalam bus. Kebanyakan yang naik bis jalur ini adalah orang-orang ekspatriat, orang kulit putih khas Eropa. Ada orang laki-laki berambut coklat kepirangan mengenakan jas hitam sambil mengeser layar tablet PCnya. Ada perempuan berambut keriting memakai pakaian formal keemaja putih dan rok hitam pendek, dia naik sambil membawa segelas kopi. Ada juga dua anak kecil berambut pirang dengan seragam sekolah warna biru laut saling bercanda. Ternyata bis ini melewati banyak perkantoran cabang seperti kantor Microsoft, Apple, dan perusahaan-perusahaan kelas dunia lainnya.

Sampailah bis di halte Vivo City, dari titik ini kita akan menyebrang ke Sentosa Island. Ada tiga pilihan yaitu menggunakan kapal, MRT, atau jewel box, yaitu semacam kereta gantung esklusif. Jatuhlah pilihan pada MRT dengan ongkos 3SGD, dibandingkan dengan jewel box 20SGD. Stasiun MRT Sentosa Island terletak di Vivo City lantai 3. Sekilas, pemandangan di sekitar Vivo City juga membuat kagum. Kita tak akan pernah tahu sedang di lantai berapa. Setiap lantai berasa di lantai dasar. Bahkan rasanya aku sudah naik eskalator dua kali namun di lantai itu aku menemukan pantai buatan yang indah.

Kita turun di stasiun MRT pertama. Jalan sedikit dan sampailah ke Universal Studio. Terharu, ga nyangka aku bisa sampai di depan globe raksasa warna biru bertuliskan UNIVERSAL. Ucups yang tidak membeli tiket online, terpaksa harus mengantri di loker pembelian. Aku dan Asthy menunggu didepan pintu sambil terbengong-bengong. Hari itu hari Senin tapi pengunjungnya meluber. Belakangan aku baru sadar bahwa hari itu adalah hari liburan orang Malaysia. Kesalahan waktu.
Pintu masuk Universal studio

Disana, kita layaknya orang desa di negeri antah berantah. Segalanya seperti mimpi. Tempat itu seperti negeri antah-berantah di film. Universal Studio didesain berdasarkan film, segalanya mirip dengan film aslinya. ada beberapa setting yaitu: Hollywood,  New York, Madagascar, Mummy, The Lost World, Waterworld, Transformer, dan Shrek. Kawasan pertama yang terlihat adalalah Hollywood. Sebenarnya kawasan Hollywood hanyalah deretan pertokoan souvenir dan satu atraksi. Namun arsitektur Hollywood bikin wow!! Keren serasa bukan Singapore lagi.
Kawasan Hollywood
Persimpangan Hollywood dan New York

Kawasan New York

Ucups di pertokoan New York

Destinasi pertama adalah kawasan Madagaskar. Kami mencoba salah satu atraksi semacam perahu-perahu, aku lupa apa namanya. Ngantrinya 45 menit. Howaaa,,, lapar, capek, bosen. Untung saja tersedia keran air minum. Jadi kalau haus tinggal isi botol Asthy dengan air minum. Akhirnya kita didepan juga. Enaknya di Universal Studio selalu ditanya bersama berapa orang, jadi kita tidak dipisah-pisah. Kami duduk di barisan depan perahu yang didesain nuansa pantai. Lalu perahu itu masuk kedalam lorong. 
Di kapal Madagascar

Aku mengamati kanan-kiri. Kita serasa melihat film, namun film itu nyata! Pertama di kanan kiri terdapat kotak-kotak besar yang bergerak dan berbunyi "Help-help" layaknya di film yang menceritakan keempat tokoh Madagascar yang dipaketkan ke Afrika. Tiba-tiba kotak-kotak itu terbuka dan muncullah keempat tokoh Alex si singa, Marty si kuda zebra, Gloria si kuda nil, dan Melman si jerapah. Tokoh-tokoh disini seperti patung namun bisa bergerak dan bersuara layaknya kenyataan. Efek yang ditimbulkan juga ngeri, misalnya kotak tinggi yang akan menimpa lalu air terjun yang menghalangi perahu tiba-tiba membuka seperti tirai. Ada lagi tokoh lucu seperti penguin aneh, raja, dan pengikutnya. Perjalanan diakhiri dengan tarian dari semua tokoh-tokoh unyu.
Di dalam wahana Madagascar

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Transformer Ride. Inilah wahana ter"ngeri" yang pernah kurasakan. Lebih dari kata ngeri, sungaaaaaaaaaaar dengan huruf 'a' limit tak hingga. Tidak sia-sia menunggu 50 menit untuk wahana ini. Tak sia-sia ngantri ular diputer-puter lewat deretan TV, robot-robot, dan suasana layaknya film Transformer. Kita menggunakan kacamata 3D dan menaiki roller coaster yang didesain menyerupai mobil transformer. Aku merasakan layaknya di dalam film transformer dan mengendarai robot transformer. Kecepatan tinggi di jalan raya, tiba-tiba berubah menjadi robot, merangsek kedalam gedung-gedung pencakar, bertarung dengan robot lain, ditangkap oleh musuh, lalu terjun bebas dari gedung tinggi. Semuanya benar-benar kulihat dan kurasakan! Amazing!
Transformer Ride. keren!


Foto bertiga dengan robot Transformer

Permainan berikutnya yang kurasakan adalah roller coaster sesungguhnya yaitu Galaktica. Dari kejauhan lintasan roleer coaster yang menjulang tinggi ini sudah terlihat. Galaktica adalah double line roller coaster, ada dua roller coaster yang dijalankan yaitu warna merah dan biru. Warna merah untuk human dan warna biru untuk Cylon. 

Roller coaster Galaktica

Pintu masuk roller coaster Cylon

Sialnya kita sudah terlanjur masuk ke antrian roller coaster terekstrim yaitu Galaktica Cylon. Roller Coaster ini melaju dengan kecepatan tinggi, mendaki, melambung, berputar, nyerungsep, dan sebagainya. Rasanya 90 detik kepada euforia kematian. 90 detik penuh ketegangan. Aku yang cupu terhadap ketinggian, merasakan ngeri dan menutup mata. Saat ada sedikit keberanian untuk membuka mata, langit dan daratan terbalik. Huwaa,,, apaan ini?? Ngerii,,,, Untunglah 90 detik itu berlalu. Kita turun dari roller coaster terlemas-lemas dengan wajah pucat pasi. kepalaku sendiri rasanya pusing terputar-putar.

--Bersambung--

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan dikomen ya... ^^

© More Than a Choice, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena